[Bab 3 : Let Me Go]

599 72 2
                                    

Author Point Of View

Daniel berlari dan melesat ke arah ruang televisi. Terdapat Willy, Zeyn, Chris, Wilson dan Louis disana. Mereka terlihat berdiri mematung seperti mencoba menerka sesuatu di dalam otak nya masing-masing.

"Eve berlari setelah pria itu berlari juga, ada apa?" Tanya Zeyn polos. Daniel menggeram kesal dan menarik rambut nya frustasi.

Tidak lama kemudian Yora menampakkan diri nya, ia terlihat gelisah.

"Dimana James?" Tanya Yora.

"Dia baru saja pulang dengan berlari terbirit-birit ke luar bersama Eve." Balas Willy seraya menunjuk ke arah jendela.

"Apa?! Lalu kenapa kalian tidak ... Aish!" Yora melesat menjauhi sekumpulan pria di dalam rumah dan menelusuri hutan untuk mencari keberadaan Eve.

"Cepat hentikan Eve. Ia akan membunuh pria itu karena darah nya yang mengalir. Dan pria itu tahu siapa kita sebenarnya." Kata Daniel tergesa-gesa sebelum melesat mengikuti arah Yora pergi.

"A-apa?! Sial! Ia akan mengancam keberadaan kita." Pekik Chris dan Louis yang kemudian melesat bersama dengan Zeyn, Willy dan Wilson menuju hutan.

Tentu saja mereka tidak akan membiarkan manusia manapun mengancam keberadaan vampire di tengah-tengah manusia.

Tidak lama kemudian mereka sama-sama telah menemukan Eve.

Eve terlihat tengah berlutut di atas tanah. Di hadapannya terdapat seseorang tergeletak tak berdaya di atas tanah yang dingin.

Daniel dan Yora yang menyaksikan apa yang Eve lakukan pun sama-sama terdiam. Mereka menghembuskan nafas nya kasar tanpa berkeinginan untuk berada lebih dekat dengan Eve.

"Kita terlambat Daniel." Kata Yora putus asa seraya mengusap dahi nya.

Daniel mengerjapkan kedua mata nya berkali-kali, mencoba untuk berhenti terperangah karena sebuah ketakutan yang tengah melanda nya. Ia benar-benar benci membunuh manusia.

"Eve?" Kata Daniel nyaris berbisik dan gemetar.

Eve terkejut menatap lurus ke arah lain ketika mendengar suara Daniel tepat di belakang nya. Eve memutar tubuh nya dan bangkit dari berlutut nya, terlihat jelas oleh Daniel dan Yora bahwa cairan berwarna merah itu mengotori bibir nya.

Salah satu tangan nya naik untuk mengusap darah di wajah nya.

Eve terlihat telah tersadar dari naluri vampire nya. Kedua tangan Eve yang penuh dengan darah manusia itu bergetar hebat.

Daniel terkesiap melihat kekacauan Eve saat itu. Daniel berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia terlihat sangat kecewa terhadap Eve.

Daniel tertawa kecut di samping Yora setelah Zeyn, Chris, Louis, Willy dan Wilson berada tepat berdiri di belakang Yora dan Daniel.

"Kau melakukannya lagi." Kata Daniel mendesis. Eve membelalakkan kedua mata nya. Langkah nya terasa berat ketika ia mencoba untuk berada lebih dekat dengan keberadaan Daniel.

"Hentikan! Jangan mendekat." Kata Daniel terlihat frustasi dan putus asa. Daniel benar-benar merasa kecewa karena Eve.

Tenggorokan Eve terasa sangat panas. Sesuatu akan datang dari kedua mata nya. Apa ia akan menangis?

.
.
.

Evelyn Point Of View

Aku terkesiap mendengar apa yang Daniel katakan. Terlebih akan nada bicaranya. Hati ku terasa sakit hanya karena mendengar intonasi nya ketika berbicara dengan ku.

Ia terlihat sangat kecewa padaku.

Aku bodoh! Aku telah melanggar janji itu.

"M-maafkan aku Daniel ..."

"Maaf katamu? Sudah cukup kata maaf mu untuk ku terima Eve! Kau tahu kan betapa benci nya diriku menyaksikan apalagi membunuh manusia?! Kau tahu itu!" Teriak Daniel yang seketika memecahkan balon-balon air mata di dalam diri ku.

"A-aku tidak tahu ..." Aku mendesis. Bahkan aku terlalu merasa kesulitan untuk merangkai sebuah kalimat pendek.

"Cukup Eve! Aku ... Aku tidak bisa menerima maaf mu lagi. Aku kecewa padamu." Kata Daniel yang masih enggan untuk menatap keberadaan ku sedikitpun.

Hati ku terasa nyeri ketika melihat nya memutar tubuh ku memunggungi ku. Ia masih mematung disana.

Kedua lengan ku mengepal kuat di samping kiri kanan tubuhku. Aku bahkan melakukan ini hanya demi menyelamatkan keluarga kami. Oh tidak, maksudku keluarga Daniel.

Bahkan ia tidak mau menerima maaf ku lagi, lalu apakah masih ada peluang ku untuk kembali masuk ke dalam kehidupannya? Rasanya tidak. Mengingat ia sangat keras kepala.

"Aku melakukan semua ini hanya karena kau ... Kalian!" Pekik ku frustasi. Yora dan kelima saudaranya terlihat terkejut atas teriakan ku. Tidak dengan Daniel. Ia masih memunggungi ku di tempat yang sama.

"Manusia sialan ini tahu siapa kalian sebenarnya! Aku hanya tidak ingin ia mengancam keberadaan kita. Beberapa waktu yang lalu ia sangat berbahaya! Lalu? Kau menginginkan kehidupan mu berakhir dan keberadaan mu terlihat oleh sebangsanya?" Tutur ku frustasi dan berakhir tertawa kecut.

"Eve ... Kita bicarakan dirumah agar kau bisa membersihkan diri, oke?" Tanya Yora terlihat berusaha tenang di hadapan ku. Terlihat sebuah rasa simpati di kedua mata nya untuk ku. Aku tidak butuh rasa kasihan mereka, aku hanya ingin mereka tahu bahwa apa yang ku lakukan saat ini adalah benar adanya.

Aku harus melakukannya!

"Tidak. Aku tidak butuh itu. Lagipula, adik mu tidak lagi memberiku maaf. Aku yakin kau tadi mendengar nya sendiri. Dan aku ... Tidak akan pernah kembali ke rumah mu lagi. Aku pergi." Kata ku. Terasa berat dan nyeri di dada ku dalam waktu bersamaan. Aku tidak tahu apakah keputusan ini adalah keputusan terbaik atau bukan.

Aku hanya ingin menjauhi Daniel dan keluarganya. Aku terlampau sakit hati atas sikap Daniel, suami ku.

Bagaimana bisa ia berfikir serendah itu?

Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik dan menyelamatkan keberadaan keluarga Carrington.

Karena aku pernah menjadi manusia, aku tahu bahwa bibir manusia itu sangat berisik hanya untuk menyebar keburukan orang lain tanpa melihat keburukan dirinya sendiri.

Astaga! Bahkan aku tidak tahu kemana aku harus pergi saat ini.

Aku tidak memiliki tujuan untuk pergi.

Victoria? Ia pindah keluar negeri dan memutuskan untuk tinggal disana selamanya bersama suaminya.

Aku yang menekannya untuk tinggal di luar negeri dan berada jauh dari ku. Aku hanya tidak ingin ia menjadi korban naluri vampire ku yang selanjutnya.

Ah! Rumah ku belum terjual dan itu artinya tak berpenghuni. Aku bisa memakainya untuk sementara waktu.

Tapi ... Pasti rumah ku akan menjadi tujuan pertama Daniel ketika ia mencari ku?

Tapi apakah Daniel akan mencariku? Bahkan ia sangat mengacuhkan ku tidak lama setelah ia mengecup bibir ku dengan manis sebelumnya.

Mungkin aku akan mencari tempat lain untuk tinggal sementara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moonlight 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang