18. Jesper Falling in Love

2.4K 253 5
                                    

"Jesper! Nyebelin lo, ya!" Adiva melotot, Jesper datang menyerobot susu yang dibelikan Kenzie tadi pagi. Tanpa komando laki-laki itu masuk ke ruangannya dan merampas benda sakral itu dari tangannya.

"Nanti susunya gue ganti, kok. Sorry, ya, gue haus banget. Masa lo tega bikin gue mati kehausan?" Jesper duduk di sofa putih gading yang tersedia.

"Abis ngapain emang?"

"Lari."

"Dari?"

'Kenyataan kalo gue udah jatuh cinta sama lo.' Seandainya Jesper tidak pengecut, ia akan berteriak mengucapkan kalimat itu. "Gue kabur dari sekolah."

"Lah, kenapa?"

"Abisnya, Bu Asih ngeselin. Masa, gue mau bolos gak dibolehin?"

Adiva melempar bantal besar berbentuk Doraemonnya, sebuah keberuntungan bisa tepat sasaran mengenai wajah Jesper. "Dasar bego! Kerjaan lo bolos mulu. Bentar lagi UKK, dapet jawaban dari mana lo kalau gak belajar?"

"Mata gue, 'kan, tajem, sekali lirik bisa dapet nomer satu sampai sepuluh. Apalagi kondisi gue yang ganteng kritis gini, sekali ngerayu pasti dapet langsung sama essay-nya."

"Najis, pe-de banget."

Adiva kesal, dan Jesper merasa geli. Wajah merah karena marah itu selalu bisa membuat Jesper tertawa. Laki-laki dengan seragam abu-abu yang masih ia kenakan itu memilih merebahkan dirinya. Sambil melepas sepatu Nike berwarna hitam ia memperhatikan ekspresi Adiva yang fokus bermain Angry Birds di ponsel Kenzie.

Terkadang cekikikan sendiri karena menang, kadang berubah murung karena kalah. Beberapa kali Adiva mengubah-ubah ekspresi wajahnya. Hal itu membuat Jesper yang sejak tadi memperhatikannya tersenyum.

Adiva iseng menoleh ke arah Jesper, tatapan mereka bertubrukan. Jesper tak menyadari Adiva membalas tatapannya. Ia tetap tersenyum kecil memandanginya seperti orang gila. Adiva mengambil kotak susu yang telah habis, lalu melemparnya ke arah Jesper dan lagi-lagi tepat mengenai dahinya.

"Sadis." Jesper meringis sembari mengusap dahinya.

"Emang gue peduli?" ketus Adiva, kembali bermain di ponsel berlogo apel setengah gigit itu.

Kenzie tak pernah membuat privasi di antara mereka. Kata sandi ponsel Kenzie saja nama kecil Adiva, foto wallpaper chat dan layar utama pun foto Adiva. Postingannya di media sosial juga tak pernah jauh-jauh soal Adiva. Sesekali Adiva merasa akun @ken.axllz itu adalah akun miliknya, karena hanya foto dirinya saja yang ada di sana. Foto Kenzie hanya ditetapkan sebagai foto profil saja, selebihnya hanya foto Adiva yang tertera. Se-bucin itulah Kenzie.

Hari ini, Adiva terpaksa tidak masuk sekolah karena kondisinya yang belum benar-benar pulih. Akibat dari paksaan Kenzie yang membuatnya tak bisa berkutik. Kenzie mengancam akan memaksa Adiva memakan brokoli mentah jika ia tak menuruti keinginannya. Bisa saja Adiva menolak, tapi laki-laki jakung bernama Kenzie Axellez selalu punya seribu cara agar Adiva mau menuruti keinginannya.

Kenzie sendiri, terpaksa datang ke sekolah atas panggilan Pak Dewa yang memintanya untuk mengurus acara serah jabatan pada ketos baru. Siapa calon ketos baru itu pun Adiva tak tahu. Dia banyak tertinggal soal berita-berita hangat di sekolahnya.

"Jes."

Jesper hanya bergumam, posisinya yang merebah dengan tangan yang berada di atas dahi. Anak itu hampir terlelap.

"Anterin gue ke ruangannya Kak Elmi, yuk! Sejak selesai operasi gue belum jenguk dia sama sekali."

"Gak!"

TE AMO, KENZIE ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang