"Harapan ini sudah terlanjur tertanam. Tapi, mungkinkah aku bisa menuainya?"
💦💦💦
Selamat membaca❤
Jangan lupa kasih bintangnya. Gratis kok😂💦💦💦
"Gila aja sih, bang. Ini gue yang salah hitung apa lo yang salah ngasih rumus?" Tanya Agam pada Alan yang tengah memperhatikannya lembar jawaban PR Fisikanya.
"Bener kok. Memang gini rumusnya." Jawab Alan sambil mengetukkan pensilnya ke kepala, berusaha mengingat.
"Ini Agam yang salah ngitung. Aku dapat hasilnya kok." Celetuk Alin sambil menyerahkan bukunya kehadapan Alan.
"Ini kan dibagi, Gam. Kamu malah dikali," ucap Alan yang telah selesai mengoreksi jawaban Alin sambil menunjuk letak kesalahan Agam.
Saat ini mereka tengah berada di gasebo yang berada di belakang rumah Alan dan Alin. Tidak seperti kebanyakan remaja lainnya, mereka bertiga lebih suka menghabiskan akhir pekan mereka dengan belajar bersama. Alan yang 2 tahun lebih tua dari Agam dan Alin akan berlagak seolah menjadi seorang guru dan mereka berdua menjadi muridnya.
Kebiasaan ini sudah terjadi sejak ketiganya masih kecil. Tapi, sejak Agam dan Alin duduk di bangku SMP, Renata yang ketika itu menjadi teman baru mereka ikut bergabung dalam rutinitas ini."Renata mana? Tumben belum datang." Ucap Alan pada kedua manusia yang ada di hadapannya. Agam mengedikkan bahu tanda tak tahu begitupun dengan Alin. Alan menganggukan kepala.
"Alin, ada Renata nih," teriak Bu Hana dari dalam rumah, seraya menyuruh Renata untuk bergabung bersama yang Lain.
"Terlambat kau, nak... kami sudah selesai mengerjakannya," Alin bersuara sambil menunjuk ke arah Renata.
"Ya maaf tadi mama gue nyuruh gue ke supermarket."
"Lo nyontek aja, deh. Gue kalau disuruh nunggu lo lagi keburu pecah nih kepala," Sahut Agam sambil menyerahkan pekerjaannya yang sudah di perbaiki.
"Iya nyontek aja. Kalau selesainya cepet, Agam mau traktir kita, katanya tadi." Dukung Alin. Agam menatap Alin sambil melotot menandakan Ia protes terhadap janji yang tak pernah ia buat.
"Nyontek? Suka banget sih kalian liat gue bodoh terus?" Protes Renata.
"Kalau kalian enggak mau ngajarin, ada kak Alan yang pasti mau ngajarin. Iya kan, kak?" Ucapnya lagi dengan wajah memohon pada Alan.
"Ya udah sini!" Ucap Alan sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. Menyuruh Renata untuk duduk di sana secara tidak langsung. Dengan wajah berbinar Renata menghampiri Alan. Agam saling melempar pandang dengan Alin, lalu keduanya memutuskan untuk beranjak dari sana dengan alasab hendak membantu Bu Hana menyiapkan makanan ringan untuk mereka.
💦💦💦
Renata tidak fokus terhadap apa yang di ajarkan Alan karena tatapannya kini hanya tertuju pada wajah Alan yang tepat ada di sebelahnya.
"Udah paham belum, Ren?" Tanya Alan memecahkan lamunan Renata.
"Hah--- Apa, kak?" Renata balik bertanya dengan gugup. Alan terkekeh, geli melihat ekspresi Renata yang terlihat seperti bingung.
"Ini. Lo udah paham belum?" Ulang Alan.
"Udah, kak." Jawab Renata cepat.
"Ya udah. Lo tinggal ngerjain yang nomor tiga. Kak Alan mau ke dalam bentar ya." Alan berpamitan sambil mengusap kepala Renata. Renata sudah tak tahu lagi bagaimana caranya bernapas, wajahnya yang sudah tersipu jadi tambah merah hanya karena sebuah perlakuan kecil yang di berikan Alan. Alan lagi- lagi terkekeh geli melihat ekspresi Renata. Renata semakin tersipu di buatnya.
"Abang dipanggil mama tuh. Katanya hp-mu bunyi terus!" Teriakan Alin menyelamatkan Renata dari ajal maut yang siap menjemputnya. Alan berdiri dari duduknya dan berlari ke dalam rumah.
💦💦💦
Di dalam kamar yang di dominasi dengan warna khas cowok, Alan menyandarkan tubuhnya pada sebuah sofa kecil yang sengaja di letakkan di sana sambil tangannya bergerak menekan sebuah nomor di ponselnya. Pangilan tersambung.
"Hallo," ucap suara di sebrang sana."Jalan yuk, Nyet!" Balas Alan to the point.
"Aku lagi di kurung di rumah ini. Mama sama papa kunci aku dalam kamar biar enggak bisa keluar bareng kamu."
"Kenapa?"
"Tahu deh. Heran gue udah tiga tahun, masa mereka tetep trauma kalau anaknya jalan bareng pacar. Kan enggak semua orang sama," jawab Angel di sebrang sana sambil bersungut-sungut. Alan terkekeh sebentar lalu menjawab,
" Ya udah. Kalau enggak boleh. Kita telponan aja biar kamu enggak bosan di sana."
"Maaf ya, Lan."
"Berhenti minta maaf, Angel. Aku memang sedih,tapi... Hey! Masih ada hari besok kalau mau jalan sama kamu,"
"I love you, Alan."
"I love you more."
💦💦💦
Huwaaa.....
Alan perhatian sekali kau, aku juga mau dong di perhatiin😂😂😂Ada yang masih bertahan baca cerita ini??
Kuharap😢😢
.
.
.
.
.
.
BTW, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya...
Semoga puasanya lancar...
Amin❤
.
.
.
.
.
Lanjut enggak nih??
.
.
.
.Metro, 06 Mei 2019 (13.50 WIB)
Salam sayang,Rosalina❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE
Teen FictionTidak semua hal berakhir dengan apa yang kita mau. . . . . Apakah saling mencintai harus saling memiliki??