WARNING!!!
TYPO BERTEBARAN!!!Tap .. tap.. tap ..
Dengan mati-matian aku berlari, menyusul Master yang sudah jauh berada di depanku.
Kaki jenjangnya itu melangkah dengan sangat cepat seiring dengan langkah kakinya yang lebar.
Aku sedikit berlari, agar tidak tertinggal terlalu jauh darinya.
"Master..!"panggilku, namun ia tidak menoleh sedikitpun.
Kami berjalan menuju kamarnya.
Itu adalah pemikiran pertama yang terlintas di kepalaku, karena aku mulai familiar dengan koridor yang sedang kulewati ini.
.
.
.Kulihat Master sudah memasukki kamarnya.
Tiba-tiba, saat aku hendak ikut masuk ke dalam, pintu kamar itu ditutup dengan keras dan kencang, sampai membuatku melompat kaget.
"Master?!"seruku kesal.
Aku hendak mendorong pintu itu, namun pintu itu tetap bergeming.
Terdengar suara barang jatuh di dalam. Termasuk dengan suara pecahan, tapi aku tidak tahu apa itu.
"Master?! Buka!"seruku, sambil mengetuk pintunya dengan keras.
Aku berusaha membuka pintu itu.
Namun saat aku memegang kenop pintu itu, munculah kobaran api bewarna hitam yang menyelimuti kenop pintu itu.
Kobaran itu terlihat panas, dan penuh dengan hawa membunuh.
Aku awalnya hanya memandang ngeri, namun aku tahu, jika aku harus melakukannya.
Perlahan kuangkat tanganku, lalu dengan cepat aku memegang kenop pintu itu.
"Awww!!!"seruku tertahan, sensasi panas dan terbakar menjalar di telapak tanganku.
Dengan cepat kubuka pintu itu. Aku melepaskan genggaman tanganku yang memegang kenop pintu setelah pintu itu akhirnya terbuka, lalu berdiri dan mematung saat melihat pemandangan di depan mataku.
"Master,"gumamku.
.
.
.Kondisi kamar itu berantakan, dan tak beraturan. Master terduduk di lantai sambil bersandar sebelah kasurnya.
Ia menutup menatap ke bawah, sambil ngos-ngosan.
"Master?"panggilku pelan.
"Di mana? Di mana mata sialan itu?"gumam Master.
"Mata?"tanyaku.
"Iya.., mata milik iblis bawahan orang itu,"jawab master pelan.
Aku menatap ke sekeliling, mencari "Mata" yang disebutkan oleh master.
Aku perlahan melangkah ke arah meja kecil yang berada di samping tempat tidurnya.
"Apa ini?"tanyaku.
Aku menunjuk ke gambaran mata bewarna merah yang sesekali bergerak. Mata itu bagaikan stiker yang tertempel di tembok, tepat di atas meja tersebut.
Master langsung mendongak, dan menatapku heran.
"Bagaimana kamu bisa melihatnya?"tanya master dengan tatapan nanar.
"Maksud master?"tanyaku balik.
"Hm.., sebentar,"ia bangkit berdiri, dan menatap ke arah yang aku tuju.
"Ini..,"ia bergumam, lalu memegang mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE OF VELNIAS
Fantasía⚠️Mature content⚠️ . i'm yours, Master Lucas . "i will change you into the most beautiful things in my life" - Rain "are you sure you can change me, even if your life will be on danger?" - Lucas . . @scythezx