ARETHA

3 0 0
                                    

ARETHA
Oleh. Neni Suheni

Tak ada alasan spesifik yang bisa dijelaskan ketika tiba-tiba dia merasa jika Petra kali ini mulai terusik. 'Aretha' Bibirnya menyunggingkan senyum ketika nama itu terus bergaung di kepalanya.

Kepulan asap tipis yang keluar dari gelas kopi dibiarkannya membumbung. Meliuk-liuk seperti sedang menarikan sebuah tarian yang tercermin dari hatinya yang tengah menghangat untuk kemudian asap tersebut pecah tak berbentuk.

Dia tidak pernah sekalipun meminum kopi itu karena yang dibutuhkannya hanyalah aroma. Dimana aroma itu selalu berhasil memberinya kehangatan dan kenangan yang tak akan  terkikis oleh waktu. Semua peristiwa itu seolah baru kemarin terjadi dan itu telah membuat dirinya merasakan kesakitan secara berulang-ulang hingga akhirnya berhasil membekukan sisi lain dari dirinya yang kini dikenalnya sebagai wujud atas kelahiran itu sendiri.

Ketika kau hanya bisa menjadi bayang-bayang dari sahabatmu sendiri dan itu menjelma menjadi sesuatu yang tidak patut dibanggakan.

Bahkan kesuksesan sahabatmu selalu menjadi pembenaran atas beberapa pukulan yang harus diterima. Tak ada ampunan dari setiap kegagalan yang dilakukan dan kekerasan itu sendiri dilakukan oleh kedua orang tuamu. Dimana anak dari sahabat orang tuamu selalu menjadi tonggak dari nilai keberhasilan itu sendiri.

Petra Abimanyu memiliki makna dari kesuksesan itu. Hingga orang tuanya begitu kalap ketika dia tidak bisa menyamakan langkah, sebaliknya bisnis yang dikelola keluarganya secara turun temurun itu hancur di tahun pertama ketika dia memutuskan untuk mengiyakan kemauan mereka.

Tangannya menelusuri setiap bekas luka pada perut dan dada yang kini hanya berupa parutan samar.  Tapi alam bawah sadarnya selalu mengingat rasa sakit dari setiap inci bekas lukanya hingga dia pernah memutuskan untuk mengakhiri segalanya dengan beberapa butir obat tidur yang mudah didapatkannya ketika gelar dokter tersemat di depan namanya.

Dan menjadi hal yang ironis jika gelar itupun didapatkannya atas bantuan sahabat terbaiknya. Iya, terbaik. Dimana dalam setiap pertemuan keluarga, kolega bahkan sudut-sudut kampus hingga selasar rumah sakit tempatnya mengabdi, keberhasilan Petra dalam mengembangkan bisnis keluarganya selalu menjadi topik terhangat dan itu secara perlahan membakar hatinya.

Dan puncak dari segalanya adalah ketika dia menyadari jika Hana wanita yang diincarnya sekian tahun ternyata telah menjatuhkan pilihan. Wanita itu tergila-gila pada sahabatnya bahkan matanya membulat sempurna ketika perjodohan itu diatur sedemikian rupa. Seorang pewaris hotel dan seorang pewaris rumah sakit terbesar akan segera mengukuhkan diri dalam sebuah ikatan yang barangkali hanya kekuatan Tuhan saja yang bisa memutus ikatan tersebut.

Tak ada yang tahu jika hari itu ketika nama Petra disandingkan dengan nama Hana telah membuat dia berhasil membenarkan semua cara yang selama ini hanya hidup dalam pikirannya.  Dan itu semakin membuat dia yakin jika langkah yang diambilnya tidak salah karena dia tahu Petra tidak pernah menjatuhkan perasaannya dengan mudah.

Bagi Petra mengembangkan sayap bisnis akan selalu menjadi tujuan utama dibanding urusan hati yang menurutnya tidak akan memberikan efek yang berarti bagi kemajuan bisnisnya. Bahkan Claudia yang menggilainya sejak remaja pada akhirnya menyerah. Dia memilih menjadi ekor asalkan tetap berada di sisi Petra.

Lantas ketika akhirnya pernikahan itu hanya bertahan selama dua minggu dan berujung pada pecahnya beberapa hubungan intern diantara pemegang saham perusahaan. Barangkali dialah satu-satunya yang bersorak seraya merayakan sebuah pesta dengan beberapa gelas kopi tanpa siapapun yang meminumnya. Deretan empat belas gelas kopi tersebut dibiarkannya teronggok di bawah jendela kamar meninggalkan aroma basi yang justru memberinya kebahagiaan.

Pada setiap gelasnya dia mencatat awal dari kejatuhan seorang Petra Abimanyu.

***

Daniel mematut dirinya pada cermin panjang yang diletakan pada salah satu sudut ruang praktik seraya menelekan kepala kemudian tersenyum. Sepertinya Aretha mulai kehilangan kewaspadaan. Maka jalan untuk mendekatinya akan semakin mudah. Dia hanya tinggal mendapat kepercayaan dan rasa nyaman dari gadis itu dimana kedua hal tersebut tidak akan bisa diberikan oleh seorang Petra Abimanyu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang