Bersama

31 8 1
                                    

Author pov
Teman-teman Hikari langsung bergerak ke arah sakura, lalu menarik tangannya, menyeret ya ke dinding belakang kelas. Akira tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia diancam oleh Hikari,"kalau kamu menolongnya dia akan mendapatkan yang lebih buruk," kata Hikari. Saat Sakura akan dipukul dia tertawa mengancam,"hei kalau kalian mau memukulku pukul saja, aku tidak takut, tapi kalau giliranku memukul kalian, akan kubuat kalian ketakutan." kata Sakura dengan wajah menyeramkan. Mendengar itu Hikari jadi berjalan ke arah mereka bertiga, meninggalkan Akira sendirian.

"hei apa yang terjadi?" tanya Hikari kepada kedua temannya." dia ini Hikari-sama, malah mengancam kami, " kata mereka berdua kepada Hikari. "dia mengancam kalian? Apakah kata-kata ancamannya itu adalah yang aku dengar tadi?" tanya Hikari sambil melotot ke arah Sakura. "iya Hikari-sama, itulah ancamannya," kata mereka berdua. "hei! Kamu bisa mengancam mereka berdua, tetapi tidak untukku syal merah!" Hikari berkata sambil menarik syal merahnya Sakura. "Berani sekali kamu memegang syal ku!" kata Sakura geram "jangan sentuh syal ku!" "he...memangnya kenapa Ichigo-chan? Apakah kau akan marah? Menangis?" tanya Hikari dengan wajah meremehkan. Kemudian Hikari melilitkan syal merah itu ke lehernya, membuat Sakura melotot dan marah melihatnya "Hikari-chan kau sudah membuatku sangat marah!" bentak Sakura. "memangnya kenapa sih dengan syal ini, kamu sampai marah sekali aku memakainya?" tanya Hikari heran,"karena itu memiliki kenangan tersendiri" kata Sakura, amarahnya mereda dan dia menundukkan wajahnya yang seketika berubah merah, tetapi Aoi, Shiroi dan Hikari tidak melihat wajah Sakura, "ooh, pantas saja, Aoi-chan, Shiroi-chan cepat pegang tangannya!" tiba-tiba Hikari memerintah, mereka langsung memegang tangan Sakura dan Hikari sudah bersiap-siap melancarkan serangannya "Aaaaa" teriak Hikari sambil melancarkan serangan ke arah Sakura "HENTIKAN!!!!!!!" suara itu menggelar di kelas, membuat Hikari terhenti, itu adalah suara Hiruka-sensei "Hi... Hiruka-sensei!" kata mereka bertempat terkejut.

"Apa yang terjadi?" tanya Hiruka-sensei sambil berjalan ke arah mereka berempat, "ah, hanya pertengkaran kecil kok sensei," kata Sakura sambil melepaskan tangannya dari Aoi dan Shiroi, "apakah benar itu?" tanya Hiruka-sensei sambil melihat ke arah Sakura "ya sensei," kata Sakura meraih syal merahnya di leher Hikari dan memakainya "oh..kalau begitu sensei akan kembali ke ruang guru, nah jangan ada pertengkaran lagi ya, walaupun itu adalah pertengkaran kecil, paham?" kata Hiruka-sensei sambil melihat mereka berempat bergantian "yes sensei!" jawab mereka berempat serempak. Akira langsung berlari ke arah Sakura, "Sakura-chan kamu tidak apa-apa?" tanya Akira. "ya aku tidak apa-apa kok," jawab Sakura tersenyum. "Aduh... kakiku sakit, Akira-kun kakiku sakit..." kata Hikari, "oh.." jawab Akira pendek "kamu tidak menolongku?" tanya Hikari "untuk apa? Kamu kan hanya pura-pura sakit kaki agar bisa mendapatkan perhatian dariku kan? Hanoka-chan," kata Akira. Hikari ber-cih pelan "Shiroi-chan , Aoi-chan ayo kita ke kantin cepat!!" kata Hikari. "ah iya Hikari-sama." kata mereka mengejar Hikari yang sudah berjalan keluar kelas duluan. "kamu lapar nggak Sakura-chan?" tanya Akira "i..iya sih.." kata Sakura "ayo kita ke kantin!" ajak Akira, "ah maaf aku sudah bawa bekal dari rumah," kata Sakura sambil tersenyum "oh, baiklah aku ke kantin dulu" kata Akira.

Sakura hanya makan di kelas sambil mendengarkan lagu-lagu anime kesukaannya, kemudian Akira datang ke kelas, hanya saja Sakura tidak menyadarinya "Sa.. Ku.. Ra.. - chan.. " kata Akira, dia sudah memanggil Sakura sejak tadi, "ah, Akira-kun, maaf aku tidak tahu kalau kamu sejak tadi sudah ada disini, aku minta maaf" kata Sakura, "tidak apa-apa kok" kata Akira. Mereka melanjutkan memakan makanan mereka, sebenarnya Akira sudah membawa bekal, tetapi memang kebiasaannya ke kantin untuk membeli susu coklat kesukaannya. Lengang, yah begitulah suasana mereka, tidak ada pembicaraan antara mereka berdua, "Sakura-chan" Akira memanggil "apa?" tanya Sakura wajahnya tidak tersenyum tetapi menatap Akira dengan datar "aku bingung" kata Akira "kenapa?" tanya Sakura dengan ekspresi yang sama "kenapa dari tadi kita hanya diam tidak bicara? " tanya Akira "entah" kata Sakura pendek sambil mengemas tempat makannya "kenapa tiba-tiba dia jadi berbeda ya?" batin Akira. "aku mau ke toilet dulu" kata Sakura. Akira hanya menatap Sakura dan memikirkan Sakura yang tiba-tiba berubah.

Kring..
Pelajaran dimulai, Akira lebih sering termenung daripada memperhatikan pelajaran, untung saja guru yang mengajar itu bukan guru killer, kalau guru killer sudah habis Akira.

§§§
Bel pulang sekolah berbunyi, Akira mengajak Sakura pulang. Yah, tempat
tinggal mereka memang di satu daerah yang sama dan jarak antara rumah mereka tidak terlalu jauh, rumah Sakura ada pada no. 23, sedangkan rumah Akira ada pada no. 29. Suasana lengang, mereka terus berjalan tanpa ada percakapan, akhirnya Sakura memutuskan untuk berbicara "Akira-kun" katanya "apa?" tanya Akira "kalau aku besok berubah apakah kamu tetap mau menjadi temanku?" tanya Sakura tersenyum dengan penuh harap "umm.. Maksudmu apa?" tanya Akira tidak mengerti "ah, kamu tidak perlu tahu, apakah kamu tetap akan menjadi temanku, ah lebih tepatnya sahabatku?" tanya Sakura "tentu saja, apapun yang terjadi aku akan selalu menjadi sahabatmu" kata Akira "kamu yakin?" tanya Sakura "yah, aku sangat yakin!" kata Akira "oh, ok nah aku ke rumahku dulu, soalnya ini rumahku" kata Sakura "eh, wah rumahmu lumayan besar ya" kata Akira "hehehe, biasa aja kok" kata Sakura. "nggak mungkin biasa aja, lihatlah halaman rumahmu saja sudah seluas itu apalagi rumahnya" kata Akira tercengang "hehehe, kapan-kapan akan aku ajak kamu ke sini" kata Sakura "dah, aku masuk dulu ya!" kata Sakura sambil melambaikan tangan pada Akira, senyuman manis yang terukir dari wajah Sakura membuat Akira menatap Sakura sampai dia masuk ke dalam rumahnya.

Akira pov
Aku masih bingung dengan yang dikatakan Sakura tadi maksudnya apa ya? Biar saja deh. Aku langsung menuju ke rumahku, "tadaima*" kataku "ah, Akira-kun kamu sudah pulang, okaa-san° sudah menyiapkan makanan kesukaanmu, cepat ganti baju," kata ibuku "ok" kataku sambil berlari menuju kamar, aku segera duduk di meja makan setelah ganti baju. Aku makan dengan lahap sedangkan ibuku masih ada di ruang keluarga sedang membaca buku ensiklopedia, ibuku memang suka membaca buku itu, yah katanya nambah ilmu. Aku selesai makan dan segera ke atas, aku melihat handphone ku, "ah.. Sial aku lupa meminta nomor id app HELLO Sakura" kataku sambil menggaruk - garuk kepalaku yang tidak gatal, "coba saja aku memintanya tadi, mungkin aku bisa mengirim chattingan dengannya" kataku "ah, aku baca komik conan saja ah" kataku seraya mengambil komik.
§§§
Author pov
Keesokan harinya Sakura dan Akira berangkat ke sekolah bersama karena Akira menjemput Sakura di rumahnya. Lengang entah mengapa selalu saja lengang. Akhirnya Akira memecah keheningan "Sakura-chan" kata Akira "apa?" tanya Sakura dengan ekspresi datar, semenjak Akira menjemputnya tadi dia tidak tersenyum sedikitpun, semenjak tadi ada beberapa orang yang menyapanya hanya saja Sakura menjawabnya dengan ekspresi datar.
"bisakah kamu tersenyum sedikit , sejak dari rumahmu kamu tidak tersenyum sedikitpun padaku, ataupun orang-orang yang menyapamu" Kata Akira penuh harap "tidak, bodoh" kata Sakura dengan muka datar dan kata-kata kasarnya membuat Akira terheran-heran "mungkin ini yang dia maksud kemarin" batin Akira dalam hati "e.. To...kamu kok agak kasar Sakura-chan?" tanya Akira dengan sopan "nggak, biasa aja" kata Sakura dia hanya menjawab pendek sambil mendengarkan lagu anime di headphone nya. "Ini dia, dia... Benar-benar berubah" batin Akira.

Bersambung
Minnasan
Ini arti kata yang sudah ditandai tadi: * aku pulang
° ibu dalam bahasa jepang
Nah ini bagian ke 2, di vote ya karena vote itu gratis kok hehehe 😅😅😅
Nah kirimkan kritik dan saran kalian ya.. Onegaishimasu (aku mohon).
Oke Sayonara(sampai jumpa)

si syal merahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang