Alat (2)

31 7 3
                                    

Aku mengumpulkan tugas teman-temanku dan menyerahkannya pada Hiruka-sensei, "i..ini Sensei sudah semuanya," kataku gugup sambil menundukkan kepala, "Arigatou, sekarang kembali ke tempat dudukmu!" Hiruka-sensei memberi perintah sambil menatapku dengan sinis. "ha.. Hai' sensei!" aku bergegas menuju tempat dudukku, entah mengapa aku merasa sangat bersalah, aku tidak ingin membuat masalah dengan siapapun, yah walaupun itu sering terjadi apalagi terhadap teman-teman yang ingin menjadi temanku.

Kring...
Bel istirahat berbunyi bagi para siswa itu adalah bunyi musik penuh arti, teman-teman sekelasku bahagia keluar kelas tetapi tidak denganku, aku tidak pernah membuat guru marah sebelumnya, itu membuatku merasa tidak nyaman. "Ra-chan daijyoubu ka?" Akira memanggilku dari bangkunya, "ha.. Hai' aku baik-baik saja kok," aku memaksakan senyuman terukir di wajah ku, "ah kalau begitu aku ke kantin dulu ya," Akira mengacak-acak rambutku sambil tersenyum membuatku menunduk menyembunyikan wajah merahku, dia tertawa sambil berjalan ke luar kelas.

Sekarang aku dan Akira sedang makan bersama, dia sudah kembali sejak 5 menit yang lalu," Ra-chan sabar ya kamu harus menghadapi Hiruka-sensei selama 1 minggu ini, ngomong-ngomong kamu mikirin apa sampai melamun tadi," Akira bertanya padaku, "e.. To.. Akan aku beritahu tapi nanti ya," aku tersenyum padanya dan melanjutkan makan ku, aku bisa melihat raut wajah Akira yang tadinya penasaran sekarang sedang kecewa berat, "Aki-kun akan aku beritahu, hanya saja ini bagian kecilnya saja ya," aku berkata sambil meliriknya, aku bisa melihat raut wajahnya berubah, matanya berbinar. "benarkah?" tanyanya menatapku, "iya, sebenarnya aku memikirkan waktu untuk hal yang pernah kita bahas di rumahku beberapa hari lalu," kataku sambil menatap bekalku yang hampir habis, "ooh.. Jadi kapan waktunya?" tanya nya penuh antusias, "belum bisa dipastikan, ada beberapa hal yang harus aku kerjakan, cepat habiskan bekalmu Aki-kun, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi," kataku menunjuk bekalnya dengan bibir yang kumajukan sedikit ke depan, bekal Akira memang masih banyak, "baik-baik," katanya melanjutkan makannya.

Author pov
Kring...
Musik yang paling dinanti-nantikan para siswa berbunyi, teman-teman sekelas Sakura dan Akira berhamburan keluar kelas. Sedangkan pasangan ini mereka masih beres-beres kelas, karena mereka berdua piket hari ini, teman-teman piket mereka tadi sudah piket duluan sedangkan mereka belum, karena tadi mereka berdua pergi ke perpustakaan. "Akira! Sakura-chan!" Ichiro melambaikan tangan dari pintu kelas mereka membuat mereka berdua menatap ke arah Ichiro, "ah ada Ichiro-kun, ada apa?" Sakura bertanya sambil melanjutkan pekerjaannya yaitu menyapu, "tidak ada hanya melihat pasutri yang sedang sibuk berdua," Ichiro memasang wajah jahil, sebuah penghapus papan tulis melayang tepat di kepala Ichiro, "hei kita masih SMA, jangan berkata seperti itu," kata Akira, dia yang melempar penghapusan papan tulis itu, sedangkan Sakura tidak menanggapi perkataan Ichiro dan fokus ke pekerjaannya, "tapi kamu mau kan?" Ichiro berjalan mendekati Akira tanpa mengubah raut wajahnya, "kau mengganggu saja daripada kau menggodaku dan Sakura lebih baik kamu keluar!" Akira marah ke Ichiro, karena mendengar Akira yang marah Sakura melirik ke arah mereka berdua, Sakura bisa melihat rona merah di wajahnya Akira, membuat Sakura bingung.

Mereka berdua menyelesaikan piket itu 5 menit kemudian, setelah setan (?) bernama Ichiro itu tidak menggoda Akira lagi. Kini mereka sedang berjalan pulang, Sakura berjalan di depan kedua ikemen (cogan) itu.

"aku duluan ya~" Sakura melambaikan tangannya kepada kedua ikemen itu, "ya," mereka berdua melambaikan tangan membalas lambaian tangan Sakura.

"ne~ Akira," Ichiro memasang wajah serius, "ya ada apa?" tanya Akira. "kapan kamu jadian sama Sakura? Traktir dong kalau udah jadian," kata Ichiro merubah wajahnya menjadi wajah usil, "hei sudah kubilang kita ini masih SMA, harusnya kita ini fokus belajar dulu! Hei aku belum pernah pacaran, mengapa kamu bilang aku sudah pacaran dengannya?" Akira marah ke Ichiro, perempatan muncul di kepalanya. "hoi santai dong, hanya menebak. Tapi kamu mau kan?" Ichiro menggoda Akira lagi, "i.. Itu... E.. To... Ah sudah sampai aku duluan ya, bye~" Akira melambaikan tangan sekilas dan segera berlari menuju rumahnya, 'jelas sekali Akira kamu itu suka sama Sakura' batin Ichiro sambil menatap punggung Akira yang mulai menjauh, dia melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

si syal merahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang