Alat (1)

22 8 0
                                    

Sakura pov
Setelah kedua orang itu pulang aku segera membereskan bekas makanan dibantu dengan Hishiro, "ne~ onee-chan," panggil adekku tersayang, "ya ada apa Hishiro-chan?" tanyaku, "aku tahu onee-chan merencanakan sesuatu, bolehkah aku membantu juga apapun itu," katanya memperlihatkan wajah memelasnya yang... Imut, "he~ kamu yakin tidak akan membocorkan ini termasuk ke Ichiro, Akira dan Okaa-san?" tanyaku sambil meletakkan peralatan-peralatan makan ke tempatnya yang sudah dicuci bersih, "ya aku yakin bisa menjaganya," dia memperbaiki posisi kacamatanya dan segera mengelap tangannya dengan kain, "baiklah aku akan menjelaskan sesuatu padamu, ayo ikut aku," kataku berjalan mendahuluinya.
                             §§§
"ne~onee-chan, kita mau kemana?" tanya Hishiro penasaran, "ke ruang kerja otoo-san," kataku pendek, Hishiro hanya ber-oh sebagai jawaban. Kami sampai di sebuah ruangan yang bisa dibilang cukup luas, ya inilah rung kerja ayah kami, disini banyak sekali buku, aku sangat suka berada di sini karena aku bisa menghabiskan waktuku dengan membaca berbagai macam buku, aku masih ingat kejadian beberapa hari yang lalu, ketika aku memutuskan untuk melakukan hal ini.

Flashback on
Aku baru pulang dari sekolah baruku, adekku dia sedang latihan biola dirumah temannya, ibuku ada urusan, yah jadi hanya ada aku sendiri dirumahku, "hah bosan, oh iya aku akan menghabiskan waktuku dengan membaca buku di ruang kerja otou-san saja ah~," kataku sambil bersenandung kecil menuju ruang kerja ayahku.

Aku melihat ruang kerja ayahku, bisa dibilang ini adalah perpustakaan pribadi, terdapat ribuan, tidak, mungkin bisa dibilang jutaan buku ada disini, terdapat 1 meja beserta kursi di bagian tengah ruang ini, ya itulah meja kerja ayahku, aku berjalan dan duduk di kursi ayahku aku masih ingat beberapa tahun yang lalu sebelum ayahku menghilang entah kemana dia duduk disini sambil membaca puluhan buku dan mengabaikanku yang sangat ingin bercerita banyak hal padanya dan akhirnya aku kembali ke kamarku dengan wajah cemberut, aku tertawa kecil mengingatnya, aku melihat rak buku yang ada di belakang meja kerja ayahku, "wah buku-bukunya, sepertinya sudah tua, aku penasaran apa isinya," kataku sambil memperhatikan buku-buku itu dengan seksama, sampai pandanganku terkunci pada satu buku yang sangat menarik perhatianku, "wah kelihatannya ini buku yang paling tua, aku penasaran isinya tentang apa ya?" aku bergumam sendiri dan segera duduk di kursi ayahku, aku meletakkan buku itu di atas meja, aku sangat bersemangat ingin membacanya, pada akhirnya semangatku hilang ketika melihat isi buku itu, "hei apa apaan ini, dimana semua huruf-hurufnya ini hanya buku tua kosong, huh padahal aku sangat ingin membacanya...hmm?"aku berhenti berkata ketika melihat sebuah tulisan kecil, tidak sangat kecil di halaman pertamanya kunci hanya itu yang tertulis di sana,"kunci apa maksudnya ya?"sekarang aku bingung sendiri menatap buku tua itu, aku membuka salah satu laci meja ayahku dan membongkar isinya, siapa tahu ada petunjuk tentang kata-kata di buku tua itu.
                            
Selama beberapa menit aku membongkar semua laci ayahku membuat daerah disekitar meja kerja ayahku yang awalnya rapi menjadi berserakan, "huh tidak ada petunjuk, jangan-jangan ini hanyalah mainan dan aku terjebak dalam permainan ini, huh otou-san sebenarnya buku apa ini!" kataku geram, aku membereskan barang-barang ayahku yang aku hamburkan tadi, tidak sengaja aku menyenggol buku tua itu dan buku itu masuk ke dalam salah satu laci yang terbuka, tiba-tiba aku ditarik oleh sesuatu bisa dibilang tali dengan tekstur yang lembut namun kuat membuatku terduduk di kursi ayahku dan kursi itu terdorong ke belakang, aku melihat kebelakang dan di belakangku ada rak buku yang penuh dengan buku-buku tua, "hei kursi apa apaan ini disana ada rak yang penuh dengan buku-buku tua nanti kita bisa menabrak!" kataku berusaha melepaskan tali yang melilit pinggangku, kursi itu tetap terdorong ke belakang, aku menutup mataku dan saat aku membukanya, aku bisa melihat sebuah tempat yang tidak terlalu luas, disana terdapat sebuah meja kerja lengkap dengan kursi dan rak-rak yang penuh dengan folder-folder yang belum pernah aku lihat, beberapa kertas berserakan di atas meja, dan yang membuatku terkejut kertas-kertas itu berisi tulisan tangan ayahku. Aku juga melihat sebuah cermin besar kuno dengan beberapa kabel yang terhubung ke suatu barang dan aku bisa melihat itu adalah alat pengendali, "hmm..jadi alat ini rusak ya?" aku bergumam menatap alat pengendali itu, aku berjalan menuju meja kerja ayahku yang ada disana, kemudian aku membereskan kertas-kertas itu sambil membaca-baca tulisan yang ada di kertas itu, hingga ada suatu kertas yang membuatku terkejut, aku segera membuka folder yang sesuai dengan apa yang tertulis di kertas itu, disana ada sebuah vcd bertuliskan SECRET , itu membuatku penasaran, aku segera membawa semua folder dan kertas-kertas itu ke dalam kamarku, juga membawa buku tua itu, saat aku mengangkat buku tua itu dari laci, semua ruangan menjadi seperti sedia kala, tali yang ada di kursi ayahku langsung hilang.
                             §§§
Aku segera memasukkan vcd itu kedalam komputer yang ada di kamarku meletakkan folder-folder itu di atas meja belajar, dan meletakkan buku tua itu di dekat komputer, aku melihat banyak folder di dalam vcd itu dan ada sebuah video disana, aku meng-klik video itu dan bisa aku lihat disana ada ayahku yang melakukan sesuatu. Setelah menonton video itu aku segera membuka beberapa folder dan membacanya, aku juga membaca folder-folder yang ada di meja belajarku, hingga aku terhenti karena mendengar suara mobil ibuku dan teriakan adekku yang sudah sampai dirumah, "onee-chan tadaima~" teriaknya, aku segera berlari ke bawah mengingat aku lupa memasak makanan untuk makan malam karena terlalu sibuk dengan hal itu, "Sakura, apakah kamu sudah memasak?" ibuku bertanya, "gomennasai Okaa-san aku lupa tadi aku..." ibuku memotong kata-kataku dan memegang bahuku, "untunglah soalnya hari ini kita makan diluar," kata ibuku sambil memperlihatkan kupon ramen yang terkenal sebanyak tiga lembar, "ayo cepat ganti bajumu dan kita pergi bersama," kata ibuku, "baik Okaa-san," kataku segera berlari ke kamar, aku merapikan folder-folder itu mematikan komputer, "apa. Sebaiknya aku memberitahu ibu ya?" gumamku, "ah sebaiknya jangan biarlah ini menjadi rahasia dulu," kataku mengambil pakaian dan segera turun kebawah, kulihat ibuku dan Hishiro telah menungguku, "nah ayo kita berangkat," kata ibuku mengambil kunci mobilnya dan berjalan mendahului kami.
Flashback off

si syal merahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang