Di kota kecil di pinggiran Tokyo ini aku dibesarkan, walaupun kota ini terbilang aneh, kota yang tidak pernah dikenal, kota yang bahkan tidak masuk dalam peta negara matahari terbit, dikala wilayah lain menawarkan distinasi kotanya, tapi kota ini justru menawarkan sebaliknya, orang-orang bahkan tidak menginginkan kota ini mungkin tidak tahu apa nama kota ini. Yang mereka tahu hanya ada kriminal, wanita malam dan kekerasan, bahkan pertempuran antar kelompok. Namun, kalian tidak pernah tahu, ibarat gagak yang tumbuh di hutan rimba itu terkadang tumbuh lebih baik daripada merak yang terkurung di sangkar emas, bukan?
Kota ini sama seperti biasa, hingar- bingar dengan kesibukannya, bukan lalu lalang kendaraan mewah tapi hiruk-pikuk kesibukan penduduknya. Ya, kota ini selalu begini. Tidak ada yang berubah, semua orang berjuang di sini, berjuang untuk hidupnya, masa depannya. Ku rasa itulah kehidupan.
"Kim Hyunbin." Panggilan dengan nama lengkap itu sungguh mengejutkan Hyun, ia tahu pemilik suara itu. Seniornya, yang belakangan ini dia sama sekali sudah tidak pernah melihatnya. Hyun tidak bergeming sampai pria paruh baya itu duduk di sebelahnya serta menawarkan rokok di tangannya. Hyun menyulut rokok itu, mengisapnya dengan tatapan kosong.
"Terkadang apa yang kita inginkan, kita rencanakan akan berubah suatu saat nanti. Keinginan itu berubah. Banyak hal indah di masa depan, hidup bahagia dengan istri dan anak dengan damai. Kehidupan itu didambakan setiap pria, namun tak mudah untuk mencapai karena pria akan berjuang. Tidak cukup hanya kekuatan, kelompok, dan teman yang kita butuhkan, tapi masa depan yang damai itulah yang ingin kita capai. Manusia tidak cukup pada harapan sederhana, namun jauh di hati dan pikirannya ada ribuan harapan yang ingin ia capai."Tuan Takanori berdiri, ia meninggalkan sebuah amplop berwarna cokelat muda.
Hyun memikirkan isi surat selama berhari-hari, dia akhirnya membuat sebuah keputusan yang mengejutkan semua teman-temannya. Keputusan yang tidak pernah diucapkan sebelumnya. Jelas ketika mengatakan keputusan itu wajahnya sangat serius dan sangat mantap. Yamato, Dan-san, Chiharu, Tetz dan yang lainnya sangat tahu Hyun, dia adah pria yang berkomitmen dalam hal keputusan yang telah dia buat, dia tidak gegabah dan teman-temannya tahu itulah yang terbaik untuk Hyun. Di benak mereka, Hyun yang sekarang sangat keren, dia bukan hanya sebagai pemimpin geng tapi panutan bagi yang lain.
"Aku kembali ke negara ku bulan depan" ujarnya mantap.
*
Kereta malam melaju sangat cepat, hampir semua penumpang telah terlelap dialam mimpi nan indah kecuali pria memakai mantel yang duduk disudut, tatapanya mengawang. Kalimat terakhir dari Tuan Choi sangat mengganggu pikirannya, dia berusaha menepis ingatan itu dengan menyibukan diri pada pikiran lain. Dia sangat lelah, matanya mulai meredup, tetapi tetap diedarkan menyapu ke sekeliling gerbong, hening, dia pun akhirnya terlelap.
Gadis cantik yang duduk berseberangan dengan pria bermantel terlihat sangat gelisah, dia kesal pada pria tambun di sebelahnya yang tidur dan menyandar di pundaknya membuat gadis itu terpaksa beranjak dan duduk di bangku kosong di sebelah pria yang tak lain adalah Hyun. Gadis itu menyandarkan kepalanya dengan santai, memasang earphone, memejamkan mata indahnya. Malam ini aku tak perduli apapun, perjalanan yang sangat melelahkan, yang kubutuhkan adalah beristirahat dengan damai. Ah..orang sialan itu mengganggu ku saja.
Ah, leganya..." Hye membatin.
YOU ARE READING
STAY WITH ME (Completed✅)
FanfictionHyun adalah pria yang tidak biasa. Putra dari sebuah organisasi Jepang yang disebut Kodokai. Ketika takdir mempertemukannya dengan Hye seorang gadis dari golongan biasa. Diantara kisah cinta mereka ada sosok lain yang selalu ada untuk Hye, orang yan...