"Tidak bisakah kita bertukar tempat tidur, aku di lantai bawah." Hye berkata lirih. Hyun menjinjing kembali rangsel Hye yang sebelumnya ditaruh di atas ranjang. Dia membimbing Hye keluar menuruni tangga.
Pemandangan kamar yang Hye lihat saat ini sama sekali tidak ada bedanya dengan kamar di lantai dua.
"Kau punya kamar lain?" Tanya Hye membuat Hyun menatapnya, lalu menggeleng. Bagaimana mungkin rumah sebesar ini hanya mempunyai dua kamar.
"Kau tidur di sana aku tidur di sofa." Ujar Hyun akhirnya. Dia menaruh rangsel Hye dan meninggalkan Hye yang masih mematung.
"Hyun, mau kemana?" Tanya Hye, Hyun menoleh.
"Ruang kerja." Jawabnya, dia terdiam sejenak. "Kau mau ke ruang kerja ku?" Tanya Hyun, Hye mengangguk dan megikuti pria itu.
Ruang kerja Hyun berada di lantai dua, menghadap ke taman. Ruang kerja Hyun normal seperti ruang kerja pemimpin penting. Tidak seperti ruang kerja seorang gangster di dalan film klasik yang sering Hye lihat ketika kecil, menakutkan.
"Kau berbaringlah di sini." Hyun memindahkan jaketnya yang tergeletak di sofa. Pria itu langsung menuju meja kerjanya, hitungan menit dia sudah tidak bersuara sibuk pada tumpukan berkas dan PC di depannya. Hye hanya memandangi punggungnya yang membelakangi.
Hye mencoba beberapa game di ponselnya, tetapi sangat membosankan. Sesekali menatap Hyun yang masih sangat sibuk. Hye berjalan di sekeliling ruang kerja, menatap beberapa foto yang berukuran cukup besar di dinding ruangan. Dia dapat menduga itu pasti silsilah pimpinan organisasi Kodokai. Kali ini Hye fokus ke meja Hyun, pria itu tidak perduli pada gadis yang menyentuh benda yang di lihatnya seperti ornamen dan benda lainnya. Matanya menangkap sesuatu yang amat dikenalinya.
Tangan Hye menyentuh syal tosca yang sangat mirip dengan miliknya. Hyun menoleh, bola matanya membesar, dia sudah terlambat menyembunyikan benda itu karena Hye sudah menyentuhnya.
"Kau masih menyimpannya." Ujar hye, Hyun tidak menyahut, pria itu berpura-pura menatap berkas yang sedari tadi hanya dibolak-baliknya. Sebenarnya dia sama sekali tidak bisa fokus bekerja jika gadis itu mondar mandir di ruangannya.
"Daebak, Casino Oyaki itu milik Codokai?" Seketika mata Hye membulat, dia segera menutup mulutnya karena Hyun hanya diam tanpa ekpresi. Hye berjalan menuju sofa, duduk manis tanpa pergerakan selain memilin syal yang di pegangnya.
"Kemaren super perhatian, sekarang cuek, dingin, menyebalkan." Hye menggerutu dalam hati, dia menyandarkan punggungnya. Hye sempat berpikir menelfon Cobra, tapi dia tidak ingin mengganggu pria itu. Sebenarnya Hye cukup banyak memiliki teman wanita, tetapi untuk saat ini dia tidak ingin berbicara dengan siapapun di luar sana.
Tunggu, artinya Hye mengharapkan mengobrol dengan kakek tua yang sedang sibuk di sana. Hye menampik pikirannya, menyibukan diri dengan nyanyiannya dalam hati.
YOU ARE READING
STAY WITH ME (Completed✅)
FanfictionHyun adalah pria yang tidak biasa. Putra dari sebuah organisasi Jepang yang disebut Kodokai. Ketika takdir mempertemukannya dengan Hye seorang gadis dari golongan biasa. Diantara kisah cinta mereka ada sosok lain yang selalu ada untuk Hye, orang yan...