Bab X

18 12 2
                                    

Sekarang tepat jam 3 sore kami rapat untuk acara, sebenarnya ini acara sekolah lebih tepatnya festival.
Jika disekolah-sekolah lain setiap kelas diberi tugas untuk memikirkan mau melakukan apa tetapi di sekolah kami tim acara lah yang menentukannya.
Tim acara hanya terdiri dari kelas tahun ke 2 tidak ada kelas tahun ke 1 ataupun ke 3 karna katanya "Biarkan siswa tahun ke 2 karna tahun ke 2 itu tahun yang bersinar"

Megi yang sedari tadi hanya terdiam di depanku sementara aku menyampaikan pendapatku tentang tugas-tugas antar kelas.

Setelah 1 jam berdiskusi akhirnya sudah ditentukan untuk siswa tahun ke 1 mereka akan mengadakan cafe besar-besaran sementara siswa tahun ke 2--yaitu angkatanku-- akan mengadakan penampilan drama yang berjudul "Descentdants of the sun" . Biar ku akui itu request dari siswi-siswi sekelasku

"Disekolah kita pementasan drama hanya sebatas putri salju dan cinderella. Aku ingin sesuatu yang baru seperti drama korea. Tenang aku akan menjadi sutradara sekaligus penata busana, tokoh-tokoh nya sudah kupersiapkan tetapi yang pasti kau--Mark--menjadi song joongki karna kulitmu yang putih mulus itu!"
Itulah yang dikatan Fifi, dia memang penggemar film yang dinamakan drama korea.

Angkatan ke 3--mereka akan mengundang band yang amat terkenal karna mereka fikir jika mereka mengundang band, itu dapat menjadi kenang-kenangan bagi sekolah juga para adik kelasnya, mengingat mereka akan keluar sekolah sebentar lagi.

Sebenarnya itu hanya garis pokoknya saja, walaupun siswa angkatan 1 diberi tugas mendirikan cafe, mereka juga dapat mendirikan yang lainnya seperti rumah hantu atau apapun itu, tapi yang paling penting harus ada cafe.


***

Pukul 5 tepat aku baru bisa keluar dari ruanf rapat, walaupun yang lainnya keluar lebih cepat 30 menit yang lalu,tapi aku sebagai ketua dari festival ini harus mengurus banyak hal , seperti uang dan tiket.

Dan anehnya tidak ada yang mau membantuku satu orang pun.

Aku melangkah di koridor sekolah, cahaya matahari yang sedikit redup menembus kaca sekolahku.
Lengang.
Tidak ada siapa-siapa disini selain aku dan guru-guru.
Dalam lengang itu hanya suara hentakan kakiku yang terdengar bahkan setelah aku tiba di depan kelas dan terdiam diambang pintu aku masih bisa mengingat bagaimana suara dari sepatuku.

Aku masuk kedalam kelas lalu pergi ke arah bangkuku, bangku ku yang berposisi di pojok kiri yang dekat dengan jendela tersorot sinar matahari redup. Aku melihat ke arah kiri yang terlihat lapangan basket, lengang.

Aku terdiam disitu selama kurang dari 5 menit lalu mengambil tas lalu pulang, tanpa memeriksa bawah bangku ku dulu.

***

Flash back on

5 Mei 2006

"Aku tak bisa tidur, bacakan sebuah cerita pengantar tidur"
Suruh anak kecil itu di telepon.

"Hei ada apa? kamu bisa dimarahi kakamu jika kau tak tidur sekarang" kekeh seorang lelaki berumur 14 tahun itu.

"Tapi kau juga kakakku" gerutu anak kecil itu

"Haha iya benar aku adalah kakakmu, jadi aku harus apa?"

"Hey, kak Rey kapan kau akan pulang ke rumah? mom and dad pasti kangen, Sam juga!"

"Ahaha tenang Mark ini udah malam kau seharusnya tidak teriak-teriak"

"Aku akan pulang setelah kau lulus dari tk mu ok?"

"Waaah benar? janji yaa?"

"Yaa aku janji" ucap Rey diiringi senyum tulus.

13 Juni 2006

"Mom! hari ini kak Rey jadi datang bukaan??" tanya Mark kecil.

"Pasti!" ucap Mom

"Bagaimana jika kita menunggunya di depaan?"

"Itu bukan ide yang bagus Mark, kau bisa jatuh sakit kalau diluar terlalu lama. Disinu saja ok?"

"Hm... baiklah"

Mark duduk di depan tv bersama Mom yang sedang menontom tv.

"Aku sudah di stasiun, 15 menit lagi mungkin aku sudah sampai rumah"
begitulah pesan yang di kirim Rey kepada Mom.

Waktu berputar dengan cepat kami sudah menunggu sekitaran 30 menit, dan saat itu Rey memberi pesan bahwa ia akan telat karna angin yang sangat kencang.

Waktu menunjukan jam 17.00 , kami sudah menunggu sekitar 1 jam lebih. Dikarenakan diluar sangat besar sekali anginnya, Mom menjadi khawatir lalu segera menelpon Rey tapi tak diangkat, lalu tiba-tiba saat aku memencet channel berita.

"Karena angin yang sangat kencang menjatuhkan pohon besar diantaranya yaitu pohon di stasiun XX , pohon itu menindih kereta jurusan nasville-new york.
Beberapa penumpang luka-luka dan memakan 3 korban jiwa antara lain adalah 3 orang siswa smp yang memiliki inisial D,P,dan R.
Sekarang kami sedang berusaha menghubungi keluarga mereka"

Tunggu ini bohongkan?

Saat aku ingin meyakinkan bahwa kak Rey tidak menjadu korban jiwa, aku melihat ke arah mom yang sudah lemas dan matanya sudah mengeluar benda bening.

Dad yang mendengar itu langsung menenangi Mom, Sam yang mengetahui itu langsung memelukku dan berkata "Kaka baik-baik saja, percayalah padaku"

Saat itu aku hanya memeluk erat kepada Sam dan dengan fikiran kemana-mana.

Dan tiba-tiba...

Suara telepon berbunyi, Dad langsung mengangkat telepon itu dan tiba-tiba melemas sembari berkata "Amankan dia, kami akan membawanya sekarang"

Lalu ia mematikan teleponnya dan merangkul kami semua dengan muka merah "Kita harus menjemput kakak kita, Dia adalah kakak terbaik sepanjang hidupnya" ujar Dad dengan suara serak.

Mendengar kata "Sepanjang hidupnya" aku melepaskan rangkulan lalu berkata pada Sam. "Apakah kak Rey meninggal?".
"Aku tidak tahu, Mark ayo pake syalmu kita jemput kakak. Aku yakin dia masih disana menunggu kita"

Aku yang sudah memakai syal langsung masuk ke dalam mobil dan duduk dibelakang bersama Sam. 15 menit kemudian kami sampai di stasiun dan saat ku lihat Kak Rey sudah tak bernyawa.

Doesn't ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang