07: Siklus

113 41 5
                                    


Kalau bener sayang, jagain!
Nanti pergi baru nyesel

K&M

Sama seperti biasa Jl. Menikung selalu dilanda macet. Aneh memang nama jalannya, Jl. Menikung. Padahal tidak ada tikungan satu pun di jalan ini.

Di tempat inilah Zaki dan Kirana bertemu untuk pertama kalinya.


Apa daya ada kelas malam. Membuat Zaki menyetir mobil dalam keadaan mengantuk, alhasil tidak sengaja menyerempet orang.

Tangan kekarnya, membantu berdiri seorang perempuan yang ia serempet tadi.

"Ada yang luka ga" Zaki memutar-mutar tubuh perempuan itu.

"Hahahaha, aku tidak apa", Zaki yang mendengar hal itu menarik napas lega.

"Nama gue Zaki, dan lo?"

"Kirana"

"Jam segini ngapain sampe sini?"

"Ada kelas malam"

"Tunggu, Kirana--Kirana--Si kutu buku itu. SMA 1 Pelita?"

"Bukan, bukan"
"Nama Kirana banyak kali"

"Siapa tahu, tidak ada yang tidak mungkin"

"Iya-iya"

"Lo mau bar-"

"ZAAKIII"

"Ha? Eh apa maksutnya"

"Kirana?"

"...."

"Udahlah santai, belajar dari Mama nih. Biasa itu nanti juga baikan lagi"
"Kalo emang bener sayang, jagainlah ntar pergi baru nyesel"

"Iya Ma"

"Ga cuma iya iya doang, harus pake bukti"

"Iya Ma"

Zaki melanjutkan menyetir mobil, eh maksudnya mengulas kembali kenangan di jalan ini.

"Lo mau bareng?"

"Gausah, lagian rumah aku deket sini"

Sejak saat itu Zaki mulai dekat dengan Kirana, tak disangka mereka ternyata satu kampus. Sebenarnya waktu Zaki mengajak pulang bareng namun ditolak, Zaki tetap mengawasi Kirana dari jauh.

Sebagai seorang laki-laki yang bertanggung jawab, cewek harus dijagain. Bukannya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

"Tahu tanjakan cinta Semeru?"

"Tahulah Zaki mah segalanya tahu"

"Kayanya seru"

"Mau?"
"Kapan ndaki? Ayok"

"Kamu pasi udah sering"

"Kalau waktu senggang doang"

"Aku minat sih, tapi sayangnya aku gabisa"

"Gabisa kenapa? Atau mau Andong yang pas buat pemula?"

"Engga lah, makasih"

Untuk pertama kalinya dihadapan seorang cowok bernama Zaki, Kirana menunjukan senyuman yang berbeda. Senyum yang lebih menuju pada kekecewaan.

Kita Dan MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang