01: Orang aneh

355 59 24
                                    

Bisa dibilang hari ini adalah hari sial Eyla. Bayangkan saja, tepat pagi ini Eyla terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan.

Kedua Eyla lupa membawa tugas PPKN, alhasil kena omel Bu Mira. Yang namanya orang keburu-buru mana ada sempat mikir ini itu.

Ketiga, Eyla kepleset di kamar mandi.

"Setidaknya ga ada orang yang lihat" guman Eyla masih meratapi seragam naasnya.

Bruk

Keempat, Eyla tidak sengaja menabrak orang.

"Sorry ga lihat jalan"

"Ekhem! ikhlas ga tuh?"

"Intinya udah minta maaf" ucap Eyla sambil mendongak ke sumber suara.

Baju dikeluarkan, lengan baju digulung, kerah atas tidak dikancing, sabuk maupun dasi ia tidak memakainya sama sekali, ditambah lagi rambutnya yang acak-acakan. Itulah dia.

"Hem... mencurigakan"

"Apa?"

Dia, meneliti Eyla dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan menyelidik. Seolah-olah Eyla baru saja maling barang milik dia.

"Hemmm mulai terasa bau bau kejanggalan"

"Apa?"

Eyla mulai geram sendiri dan akhirnya memilih untuk meniggalkan 'orang aneh itu'.

"HEI! MAIN PERGI AJA"

"INGET! LO BERHUTANG MINTA MAAF SAMA GUE"

"GUE RAFI ALEXA ALFERO, KAKAK KELAS YANG LO TABRAK"

Langkah Eyla tertahan, dengan sejuta penasaran Eyla balik badan dan mendapatkan 'orang aneh itu' sedang senyum- senyum ke arahnya.

"Dasar aneh!"

Lantas 'orang aneh itu' yang sudah diketahui bernama Rafi bergegas menuju lapangan basket, tentu akan bermain basket.

Baru satu langkah, suara bel terdengar amat nyaring. Tanda kebebasan bagi para murid, tak terkecuali Eyla.

○○●●○○

"Seriusan?"

"Iya"

"Terus gimana sama dia? Masa lo biarin gitu aja, lawan dong"

"Cih, dia nya aja yang gatau siapa gue. Paling-paling sekali lihat gue langsung mewek"

"Ya dong, sapa dulu?"

"SISKA" satu orang diantara mereka melirik ke arah Eyla dengan tatapan penuh kebencian.

Ternyata tidak Eyla seorang, Reva juga melihat kejadian satu detik yang lalu.

"Lo ada masalah sama mereka La?"

"Ga ada sama sekali"

"Gue cuma mau bilang sama lo, hati-hati"

"Hati hati kenapa?" Tanya Eyla masih bingung.

"Ya hati-hati aja"

"Hebat ya, baru dua minggu masuk SAGA si Eyla famous" kini giliran Sira yang menyahut setelah menelan bakso bulatnya.

"Famous dari mananya ha? Dari idung lo?" ucap Reva.

"Diem atau bakso lo gue makan"

"Harusnya gue yang nyuruh lo diem"

Pernah kejadian seperti ini beberapa hari lalu, memang semua hanya berawa karena Reva dan Sira memperdebatkan hal sepele. Tapi ujung ujungnya?

Deretan meja kantin sudah terisi penuh, tidak ada sejengkal pun tempat untuk duduk. Sedangkan Eyla, Reva dan Sira membawa mangkuk bakso yang nampak bak gunung.

"Reva! Lo sih, apa kata gue tadi"

"Lah gue?! Kan lo yang ngotot mau ke kantin"

"Nah, tapi kenapa lo ga cegah!"

"Apa boleh buat, yang ada entar lo ngambek"

"Ya gapapa kali gue ngambek"

"Eh enak aja! Lo ga inget gimana ganasnya saat lo ngambek"

"Hah, apa lo bilang?!"

"GUE BILANG LO KALAU LAGI NGAMBEK HOROR"

"Enak aja"

"Hihhh"

Sira berniat kabur, menghindari dari amukan Reva. Naas tali sepatunya terinjak oleh Reva, membuat Sira hilang keseimbangan.

Mangkuk bakso Sira melayang-layang di udara bak ufo dan menumpahkan isinya di kepala kak Seli yang sedang makan bakso juga.

"SIAPA PEMILIK BAKSO YANG BERSARANG DI KEPALA GUE HAH!"

"JUJUR SAMA GUE ATAU KALIAN SEMUA BAKAL KENA AKIBATNYA!"

Horor,

Seisi kantin bungkam tidak ada yang berani berkata-kata.

Sira kali ini kabur diurutan pertama-tama, mengendap-ngendap tanpa ketahuan. Disusul Reva dan yang terakhir Eyla.

Samar-samar bisa terdengar Kak Seli yang marah-marah sendiri tidak jelas.

"Hadeuh, kena kakel lagi mampus gue"

1 Minggu setelah kejadian tersebut, Kak Seli dinyatakan pindah sekolah. Tidak ada yang tahu menahu apa yang menyebabkan Kak Seli pindah.

"Hai"
"Ga jawab lo jadi pacar gue"

Uhuk

1 kata cukup membuat Eyla tersedak. Sedangkan Reva dan Sira saling tatap tidak mengerti.

"Gue cabut meja pojok"

"Absen"

Mereka meninggalkan Eyla bersama Rafi, kakak kelas yang ia tabrak beberapa menit yang lalu.

Awas ya kalian. ~Eyla

Yessss. ~Rafi

Rafi membernahkan duduknya lantas berkata "Lo mirip sahabat gue"

Kita Dan MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang