08 : Jika nanti

50 14 0
                                    

Ini bukan lagi tentang hati yang terluka. Bukan juga tentang rindu yang menggebu-gebu. Namun ini tentang rasa. Rasa tak enak kepada sang mentari. Kenapa? Karena ia merasa bersalah telah merubah keindahan pagi hari ini. Dengar dan lihat saja dua temannya yang sedang tertidur pulas  dengan suara dengkuran yang terdengar cukup mengerikan.

Reza membuat rencana kecil, ia nyalakan spiker lantas memutar lagu seperti semalam. Mula-mula Reza membiarkan volume kecil hingga pada waktu yang pas ia naikkan volume secara tiba-tiba.

Yeah, seperti yang Reza pikirkan sebelumnya. Aldi dan Vian terbangun.  Beruntungnya diantara mereka berdua tidak ada yang punya riwayat penyakit jantung.

"WOI" "ARGHH" Teriak Vian dan Aldi bersamaan.

"Sumpah, lo kan yang anu ini semua" tanya Vian.

"Anu anu apaan"

"Ini ini ipiin"

"Bwahahahak"

"Budeg pala gue sial" sahut Aldi

"Telinga bocah"

"Eh iya ya"

"Makan nya bangun tidur kumpulin dulu tuh nyawa, ga asal nyaut aja" balas Reza kemudian berlalu pergi untuk mengambil kunci motor.

"Heh mau kemana lo"
"Heh mau kemana lo"

"Mau pergi"

Reza melambaikan tangan lantas berjalan keluar rumah. Walaupun ia tidak suka dengan cewek ini yang namanya janji tetap harus ditepati.

Suara derungan motor menggema di seluruh sudut rumah. Sunyi kembali datang bersama sepoi angin yang membawa pesan. Pesan yang menyangkut di pikiran seorang cowok. Membuatnya terbangun dari lamunan lantas bergegas pergi. Heran ya, perasaan daritadi pergi melulu.

"Gini nih, satu pergi pergi semua"

Vian menoleh "mau nge-gym gue"

"Emang udah buka?"

"Ya belum"

"Lo tadi bilang?"

"Lo mau ikut kaga, ribet"

Aldi bangkit dari tidurnya, cepat-cepat bersiap diri. Menyusul Vian yang telah menunggunya.

"Bi Aldi pergi, maaf ya itu ruang tamu berantakan hehe"

Jika dipikir-pikir enak juga jadi Aldi. Bisa party sepuasnya di rumah. Rumah berantakan tinggal bilang. Pulang-pulang rumah sudah bersih seperti sedia kala. Memang pepatah mengatakan bersusah susah dahulu bersenang-senang kemudian namun tidak akan berlaku pada Aldi.

Sampailah mereka di sebuah gym. Gym yang cukup terkenal, Vian sudah berlangganan di sini sejak lama.

Tengok kanan, tengok kiri "Mana? kata lo belum buka" tanya Aldi tidak terima.

"Gue kibulin mau"

Tidak sabaran, Aldi mendorong Vian hingga hampir terjungkal. Apesnya seorang cowok ikut terdorong.

"Sorry bro"

Cowok tersebut meneliti Vian dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hanya sebentar, lantas pergi meninggalkan Aldi dan Vian. Mungkin jika ada Rafi di sini, ia akan meneriakinya bahkan hingga mengajaknya adu otot. Sombong amat.

Semoga Lo ada di sini ~Vian

Setelah satu jam berlalu, ini saatnya Vian mencari bintang yang telah lama hilang. Jika nanti, bintang tersebut kembali akan ada dua opsi yang ia pilih. Pertama merelakan dan kedua mengejarnya. Namun dirasa opsi kedua sangatlah kecil untuk dicapai. Bagi Vian, apa salahnya dicoba? Masa depan tidak ada yang tahu.

Kita Dan MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang