"Kok lesu sih sayang..."
Killa terkejut lalu mendongkakkan kepalanya dan menatap orang itu.
"Siapa?" tanya Killa
Orang itu mengerutkan keningnya lalu ia melepas kacamata yang menghalangi matanya itu.
"Serius nih gak inget sama abang?"
Mata Killa langsung membesar dan tanpa aba-aba langsung memeluk sang abangnya itu.
Killa langsung menumpahkan semua tangisannya.
Irsyad yang mengerti bagaimana perasaan sang Adik pun langsung memeluk Killa kuat.
"Udah... Udah.... Jangan nangis di luar ah, udah malem, ntar dikira orang kamu kenapa lagi" ucap Irsyad.
Killa mengangguk lalu masuk kedalam rumahnya.
Di dalam kamar Killa masih saja menangis. Meluapkan sakit yang selama ini ia bendung.
Irsyad hanya memeluk dan mengelus rambut Killa. Seseorang yang satu-satunya miliknya sekarang.
"Udah.... Ikhlasin yah"
Killa menggeleng.
"Aku gak bisa bang, rasanya aneh. Aku udah berusaha ngelupain tapi wajah Yaza selalu memperlihatkan wajah Faza bang" ucap Killa lemas
"Udah.... Nanti juga kamu bisa ngelupain"
Killa diam
"Killa?" panggil Irsyad lagi.
Tak bergeming
Irsyad langsung menatap wajah Killa yang ternyata sudah tertidur.
"Kenapa gak bilang kalo kamu capek?" ucap Irsyad lirih dan tersenyum lalu mencium pucuk kepala Killa.
**********
Killa membuka matanya dan hal yang pertama yang ia lihat adalah, tirai yang sudah terbuka lebar.
Ia menuju kamar mandi, dan keluar kamar dengan seragam lengkapnya.
Ia mencium aroma yang sangat wangi.
Dan saat ia menuruni tangga, ia melihat abangnya yang tengah memasak
"Pagi bang" ucap Killa
Irsyad agak terkejut, lalu ia tersenyum kemudian mencium pucuk kepala Killa
"Pagi juga sayang"
Killa tersenyum lalu duduk di meja makan.
"Loh... Semua asisten rumah tangga mana bang?" tanya Killa saat melihat rumahnya yang ternyata hanya ada mereka berdua
"Bang suruh cuti tiga bulan" jawab Irsyad enteng
"Ha? Tiga bulan?! Banyak banget bang" ucap Killa terkejut
"Biar aja" ucap Irsyad enteng
Irsyad membawa hasil masakannya ke meja makan.
Killa tersenyum dan langsung menyantap makanan itu.
Setelah selesai menyantap makanannya. Killa bergegas mengambil tasnya dan akan berangkat sekolah. Tapi Irsyad menahannya.
"Abang antar"
Killa mengangguk semangat
Kemudian mereka menuju mobil milik Irsyad.
Di dalam mobil mereka berdua hanya hening, hingga akhirnya Killa menyalakan radio mobil Irsyad dan memutar lagu Saat Terakhir.
Kemudia Killa menyanyikannya.
Tak pernah terpikir olehku
Tak sedikitpun ku bayangkan
Kau akan pergi
Tinggalkan ku sendiriBegitu sulit ku bayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi
Tinggalkan ku sendiriDibawah batu nisan kini kau tlah sandarakan
Kasih sayang kamu begitu dalam
Sunggu tak sanggup ini terjadi
Karna ku sangat cintaInilah saat terakhirku melihat kamu
Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Selamat jalan kasihSatu jam saja ku telah bisa
Cintai kamu kamu kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidupSatu jam saja ku telah bisa
Sayangi kamu
Dihatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidupDinantiku....
Tak terasa air mata Killa menetes dengan derasnya.
Irsyad dengan cepat menepikan mobilnya dan langsung meneluk Killa.
Killa menangis sangat deras.
Irsyad yang sudah tak tahanpun langsung ikut menangis.
Irsyad memeluk Killa kuat, meyakinkan dan memberi semangat kepada sang adik.
"Udah sayang... Jangan nangis"
Killa mengangguk
"Killa hiks,, Killa bisa kan ngelupain hiks,, Faza?? Hiks,, Killa bisa kan bang? Hiks,," ucap Killa terbata-bata.
Irsyad mengangguk dan mengelus kepala Killa dengan sayang.
"Bisa sayang, bisa. Kamu pasti bisa"
Killa berhenti menangis dan memeluk Irsyad sangat erat.
"Abang disini sampai kapan? Jangan balik ke Dubai ya bang, Killa udah lama banget gak ketemu sama abang. Abang disini aja yah... Sama Killa. Killa gak mau sendirian bang"
Irsyad melepas pelukannya dengan Killa dan menatap mata gadis itu dalam.
"Abang tinggal disini, abang gak bakal balik lagi. Terkecuali kalo ada metting, baru abang balik. Abang bakal jagain dan nemenin Killa terus" ucap Irsyad sangat tulus.
Killa tersenyum dan kembali memeluk Irsyad. Irsyad pun membalas pelukan Killa dan ia mencium pucuk kepala Killa dengan lembut.
Kemudian mereka menjalankan mobilnya sampai ke sekolah.
Saat disekolah sangat banyak sekali pasang mata yang menatap Killa dan Irsyad.
Irsyad memeluk Killa dan dan mengelus kepala Killa.
"Udah sana masuk. Nanti pulang abang jemput, jam berapa Killa pulang?"
"Setengah tiga bang. Byee.. Killa ke kelas dulu. Love you bang Ardan" ucap Killa dan berjalan menuju kelasnya.
"Love you more Askilla" ucap Irsyad pelan dan tersenyum.
Sepanjang perjalanan sangat banyak sekali siswa siswi yang berbisik-bisik tentang Killa.
Tapi Killa hanya mengabaikan dan menyapa siswa yang menyapanya.
Saat sampai di kelas Killa duduk dan disambut oleh Ria.
"Woy.... Datang sama siape tadi ha?" tanya Ria ngotot
"Kenapa?" tanya Killa balik dengan senyum-senyum sendiri
Ria memincingkan matanya lalu memukul kepala Killa dengan bukunya.
Pleak! Killa meringis sambil memegangi kepalanya.
"Oowwcchh... Sakit Ri! Ngapa sih?!" ucap Killa dengan sedikit kesal
"Ya makanya jawab gue, tadi datang sama siapa he?" tanya Ria kembali dengan memakan jajan miliknya.
"Haihh..... Abang gue, puas lo?" jawab Killa malas
Ria mangut-mangut dan kemudian membulatkan matanya lalu memincingkan matanya lagi.
"Abang kah... Atau... Itu... Kenapa tadi senyum-senyum sendiri?"
Killa menaikkan satu alisnya kemudian
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA? Atau MASA LALU?
AléatoireTapi aku berharap kalian jangan menjadi seperti kita, seperti bunga dandelion. Yang awalnya selalu melekat bersama kemudian terpisah sangat jauh. Dan aku harap pria itu juga bisa membaca bacaan ini. ~Fazzha Dikra~