Killa menatap Alfa tajam, mengisyaratkan agar Alfa memberi tahunya akan kemana mereka.
Alfa memutar bola matanya malas.
"Caffe"
Killa mengerutkan keningnya.
"Caffe? Kan kita gak boleh keluar kelas, ditambah lagi waktu itirahat cuma 30 menit, dan lagi caffe jauh. Emang bisa?" tanya Killa panjang
Alfa menarik nafasnya.
"Gak usah belajar"
Mata Killa berkedut
Kemudian Alfa kembali menarik tangan Killa untuk ke parkiran.
Alfa memberikan helm kepada Killa, lalu Killa naik dan pergi melegang bersama Alfa. Dan tanpa sadar, ada sepasang mata yang mengawasi mereka sejak tadi, dengan tangan yang mengepal kuat.
Dasar pelacur! Batin seseorang itu.
*********
Putra kembali dari kantin dan melihat bangku di sampingnya kosong.
Awalnya ia hanya acuh tak acuh saja, namun ia mulai merasa aneh saat guru mata pelajaran telah masuk kedalam kelas, dan bangku disampingnya masih kosong.
"Bu" ucap Putra sambil berdiri
"Iya Putra, ada apa?"
"Saya ijin ke toilet" ucapnya lagi
"Silahkan"
Putra langsung keluar kelas, tapi ia tidak ke toilet melainkan mencari gadis yang duduk disampingnya itu.
Putra telah memutari sekolah, tapi tetap saja ia tidak menemukan gadis itu.
"Putra nyari Killa?"
Putra yang mendengar suara itupun langsung menoleh kearah sumber suara.
Terlihat seorang gadis dengan kepang duanya sedang menatap Putra dengan senyuman tipisnya.
Putra hanya menatap siswi itu kemudian pergi.
"Aku tau dia dimana"
Langkah Putra terhenti dan hanya melirik kebelakang
"Dia pergi keluar sama Alfa"
Putra tidak menjawab dan langsung pergi kembali ke kelas.
Sama sekali tidak menghiraukan siswi itu.
Haha.. Tunggu aja lo Killa, gue akan perlahan-lahan menghancurkan hubungan lo sama Alfa maupun Putra batinnya dengan senang.
*********
Di sebuah caffe Killa hanya duduk terdiam sambil melihat kearah kaca caffe tersebut.
Alfa yang melihat itu menyentil jidat Killa hingga membuat sang empu sedikit meringis karena sakit.
"Apaan sih?"
Alfa menaikkan satu alisnya dengan sedikit memerengkan kepalanya mengisyaratkan kenapa?
"Gue gakpapa, cuma mikir Yaza bakal nyariin gue apa enggak" ucap Killa yang tanpa sadar membuat mood Alfa memburuk
"Bisa gak, gak usah bawa-bawa nama tu anak? Males gue dengernya" balas Alfa tajam
Killa hanya menutup mulutnya dan mengangguk
Tak lama pesanan mereka datang. Killa menyantap makanan itu dengan wajah cemberut.
Alfa yang melihat itu menghembuskan nafasnya pelan
Sepenting itukah dia dihati lo La? Gak ada ruang buat gue lagi? Batinnya dengan menatap Killa sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA? Atau MASA LALU?
AléatoireTapi aku berharap kalian jangan menjadi seperti kita, seperti bunga dandelion. Yang awalnya selalu melekat bersama kemudian terpisah sangat jauh. Dan aku harap pria itu juga bisa membaca bacaan ini. ~Fazzha Dikra~