•Hari-hari Suram•

10 3 0
                                    

Jangan hanya berlaga biasa, jika sebenernya kamu butuh sandaran untuk menampung semua air matamu yang kamu tahan begitu dalam penuh dengan rasa perih dihatimu.

~YazhaPutra~

Author'POV

Killa menatap ke pintu dan dia agak terkejut saat melihat siapa yang ada diambang pintu kelasnya.

Ngapain tu cowok ke kelas gue? Batin Killa penuh tanda tanya

Killa masih menatapnya, dan tatapan dia bertemu dengan sang empu.

Langsung saja mata Killa menajam saat melihat mata elang siswa itu.

"Ada yang namanya Askilla Deardena?" ucapnya tajam dan datar

Semuanya menatap ke arah Killa, tapi ia hanya tetap menatap siswa itu.

Ria mengangkat tangannya dan menunjuk Killa.

Sedangkan Killa, hanya menatap siswa itu tak kalah tajamnya dengan siswa itu.

Ria menatap keduanya heran, dan tak berapa lama Rafa datang dan langsung menegur Ria, Killa, dan Putra.

"Woy guys!" teriak Rafa kencang bagai toa

Ria menatap Rafa malas, tapi tatapannya malah dibalas tatapan genit oleh Rafa.

"Itu anak kelas IPS kenapa jadi patung pintu Ri?" tanya Rafa sambil menatap siswa yang sedang tatap-tatapan dengan Killa

Rafa menatap siswa itu lalu menatap ke Killa secara bergantian.

"Woy! Ngape cuma natap anjir? Samperin sini" ucap Rafa lantang

Siswa itu hanya melirik Rafa berapa detik lalu berjalan masuk, dan saat ia di depan pintu. Bel istirahat pun berbunyi.

Semua siswa akan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Siswa itu berjalan santai dengan satu tangan yang berada di sakunya.

Ria hendak menarik Killa untuk diajak ke kantin. Tapi Rafa menahannya.

"Biar. Mungkin pdkt. Ayok. Kita bertiga aja. Let's go!!!" ucap Rafa menarik Ria dan Putra.

"La! Gue duluan!" teriak Ria

Putra hanya menatap mereka berdua sekilas tanpa ada minat untuk menegur ataupun menyapa.

Karna baginya hal itu hanya akan membuang-buang waktunya.

"Kantin" ucap siswa itu

Killa tidak menjawab, ia lebih memilih merapikan buku-bukunya.

"Gue yang traktir lo, karna buat lo marah" ucapnya sekali lagi.

Tapi kali ini ucapannya mampu membuat mata Killa membuka lebar.

"Serius?"

Siswa itu mengangguk.

Dan dengan penuh semangat Killa bangkit dari kursinya dan menarik anak itu untuk makan di kantin favoritnya jika ada yang meneraktirnya.

DIA? Atau MASA LALU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang