Curahan Hati Diriku

32 0 0
                                    

Kisahku bersamamu, wahai engkau yang pernah singgah di hatiku.

Masih tergambar jelas di ingatanku, bagaimana rasa dari pergelangan tangan kita yang menyatu, terasa hangat namun sekarang hanya dingin yang kurasa.

Kau, pernah singgah di hati. Kita pernah berbagi rasa dalam kurun waktu yang lumayan lama.

Lima tahun, kebersamaan yang kita jalin sejak masa SMA, namun sirna saat perselisihan mulai menerpa.

Cekcok yang selalu terjadi, beradu argumen menganggap diri benar, walau nyatanya kita sama-sama salah.

Ego.

Ya, ego yang menguasai kita saat itu. Jika saja kita bisa sedikit lebih dewasa, mungkin sekarang kita masih bersama.

Jujur saja, aku masih memendam rasa kepadamu, tapi aku tahu, rasaku tak lagi pantas untukmu.

Kau telah dimiliki oleh seseorang. Kulihat, kau pun sudah sangat bahagia melebihi saat kita masih bersama.

Lalu sekarang, apa hakku?

Tak ada, bukan?!

Oleh karena itulah, aku hanya diam dan memendam segala perasaan yang aku miliki tanpa perlu mengutarakan sebab aku yang sekarang tahu diri. Aku hanyalah sebatas hati yang pernah kau singgahi, sebatas pelengkap yang pernah melengkapi, sebatas pendamping yang sempat mendampingi, sebatas peminta dalam doa agar selalu bersama walau tak terjadi, dan aku hanya sebatas kepingan masa lalu yang tak ingin kau ingat lagi.

Hahaha, aku tahu hanya sebatas itulah diriku bagimu sekarang!!

Makanya selepas kepergianmu, aku berusaha menjauh dari dirimu. Berusaha menemukan kebahagianku, walau nantinya tak lagi sama saat kita masih bersama. Namun, aku percaya di luaran sana, aku bisa bahagia dengan seseorang yang nantinya akan dengan bangganya kubawa kehadapanmu dan akan kuceritakan kepadamu. Bahwa dialah orang yang telah menggantikan posisimu, dihatiku.

Ya, walau tak sekarang tapi aku yakin itu nanti, pasti akan terjadi.

Perihal Rasa, Aku Selalu SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang