Tee Pv
Aku membuka mataku, dimana kah aku? Apa aku sudah mati? Hay bagaimana baby? Apakah dia selamat?
Aku bingung. Apa yang terjadi?Aku coba berjalan tapi semuanya gelap aku hanya meraba - raba saja, sepertinya aku cukup lama berjalan tapi sepertinya tak ada kemajuan akhirnya aku berhenti aneh sekali sih, aku merasa ringan sekali. Aku terdiam untuk memikirkan apa yang terjadi selama 8 bulan kebelakang.
Mungkin sebelum mengalami shocking eksperience about pregnant sepertinya. Selama 2 tahun aku memendam cinta pada P'Tae, takut dia tau perasaanku yang sebenarnya takut dia membenciku, taku dia menjauhiku dan saat aku dan P'Tae gak sengaja minum air putih yang ternyata perangsang dan setelahnya kami melakukanya? Aku sangat lega karena yang pertama itu P'Tae walau dia tidak mencintaiku aku sangat senang aku miliknya.
After aku tau aku hamil semua berubah rasanya sangat menakutkan, aku takut. Anak ini tidak bersalah tapi aku tidak mau dia tidak mendapat kasih sayang, aku tidak mau p'Tae tidak mengakuinya jadi aku memutuskan aborsi. Di depan P'Tae aku berusaha tegar, aku berusaha terlihat tidak menyukai baby. Aku berusaha bersikap sinis padanya, aku takut hatiku hancur kalau dia menolaku lebih baik aku bersikap seperti ini saja.
Aku mendatangi Rs untuk aborsi, sebenarnya aku takut dan tak berani melakukanya saat masuk ke dalam aku berusaha tegar meski kenyataanya aku ketakutan, meski kenyataanya aku gemetar. Aku melihat pemandangan menyedihkan disana sini janin tidak bersalah berserakan tak berbentuk, mual..... Hiks.... Maaf na baby
Saat aku bangun, aku pikir baby sudah tidak ada tapi P'Tae mengatakan dia membatalkan aborsiku dan memintaku. Aku marah padanya aku memukulnya, mengusirnya padahal sejujurnya aku sangat lega P'Tae membatalkanya walaupun aku tak paham kenapa dia melakukanya? Aku pulang ke apartemen diantar Mook, di apartemen aku mengelus perut walaupun belum kelihatan tapi aku merasakanya aku menyanginya. Entah perasaan aneh muncul sejak aku tau aku hamil perasaan tidak percaya tapi tapi ingin menjaganya. Semua yang ku lakukan aktingku saja agar P'Tae jatuh cintaku tapi sepertinya aku salah. P'Tae lebih peduli pada baby dari pada aku, entah apa yang dia lakukan menemaniku diapartemen lalu memutuskan menjaga diriku. Tidak pulang kembali demi mengetahu perkembangan baby entah maksudnya apa?
Rasanya sakit saat tiba- tiba dia mengajaku menikah, seperti mempermainkaku seakan P'Tae mau mencobai perasaanku terus padanya. Hari - hari yang ku lalui bersama baby selama 7 bulan tanpa p'Tae sangat berat tapi aku tidak boleh lemah aku kuat aku menjaga baby tidak terbesit aku ingin menyakiti sejak awal. Bahkan aku sudah memilih nama untuknya, nama seorang anak yang kuat baik dan pemberani, sebuah hadiah dari dewa akan memberi dia nama Rune, Rune Jaruji dia anakku meskipun P'Tae tidak setuju dengan nama belakangnya Jaruji. Akan aku jaga sampai akhir tidak peduli akhirnya aku akan di hujat oleh para Fans atau ditinggalkan. Tidak peduli jika P'Tae akan menikah dan mengambilnya aku adalah orang yang melahirkanya. Dia tetap anakku.
Aku seperti melupakan suatu hal tapi entah apa itu. Aku seperti mendengar sebuah suara memanggilku, aku berdiri melihat sekelilingku dan di ujung saja sebuah cahaya putih bersinar aku mendekati cahaya putih itu berjalan kearahnya.
Tee Pv End
Tee menggerakan tanganya, matanya terbuka pelan membiasakan matanya dengan cahaya yang ada, putih.... Tatapan Tee hanya fokus ken1 arah, dia tidak bisa bergerak, tanpa dia menyadari seseorang masuk dan orang itu terkejut melihat Tee sudah sadar orang itu mendekati Tee dan menggenggam tanganya dan berkata,
"Tee.... Kau sudah bangun, oh syukurlah sebentar p panggilkan dokter na?"Tae berlari keluar memanggil suster memberitahu Tee sudah sadar, Dokter Yim dan Top adalah 2 orang yang datang pertama kali. Yim memeriksa ke adaan Tee mengecek matanya dan yang lainnya, setelahnya dr. Yim menatap Tee dan berkata,
"Tee apa lehermu sakit?""Tee merasa kaku"
Kata Tee dengan suara serak nan lirih, Dr. Yim berkata,
"Jangan di paksakan untuk mengerakanya, besok aku akan kemari lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut foto scan kepala dan bagian lainya biar tau ada hal- hal yang berbahaya harus di tangani atau tidak"Tae dan Top menganggukan kepalanya, dr. Yim menepuk Top lalu berkata,
"Aku duluan, besok aku akan datang pagi untuk melakukan pengecekan"Top menganggukan kepalanya dr. Yim meninggalkan kamar rawat Tee, Top menatap Tae dan berkata,
"Apa pho dan mae Tee sudah kau kabari Tae?""Mereka sedang dalam perjalanan kemari saat tadi aku kabari"
Kata Tae, Top menganggukan kepalanya, Top berkata.
"Apa Ru mau di bawa kesini?"Tae menganggukan kepalanya dan berkata,
"Terima kasih p'Top"Top menganggukan kepalanya dia keluar Tae berjalan mendekati Tee dan duduk di bangku mengenggam tangan Tee, Tee menatap Tae. Tae tersenyum dan berkata,
"P senang Tee akhirnya sadar juga, apa Tee haus?"Tee hanya diam tanpa menatap Tae tanpa mengatakan apa- apa, Tae kembali berkata,
"Tee baby sudah lahir na dia selamat dia bayi yang manis sepertimu. P memberi nama Rune tidak apa kan?"Tee tetap tidak menjawab Top masuk sambil mendorong Ru dari kotak inkubatornya. Tae melihat itu lalu berkata,
"Tee lihat P'Top membawa Ru, apa kau mau lihat Ru?"Tae menundukan kepalanya Top yang menyaksikan itu menggelengkan kepalanya dan berkata kepada Ru yang sedang bermain sendiri di inkubator.
"Lihat Papa sedang akting ngambek sama daddy, kaya anak kecil na. Ru nanti jangan begitu yah harus dewasa"Entah Ru paham atau tidak Ru tertawa, Top tersenyum lalu ia mendorong Ru mendekati ranjang Tee. Top berkata,
"Tae boleh P berbicara dengan Tee sebentar?"Tae menganggukan kepalanya, bangkit berdiri dan berjalan keluar kamar. Tinggalah Top dan Tee, Top berkata,
"Yakin gak pengen lihat Ru?"Top terkekeh dia mengusap kepala Tee pelan dan berkata,
"Tidak cape akting terus em?"Tee cemberut dan berkata,
"P'Top apa Tee menyerah saja?""Menyerah gimana?"
"Berhenti dari Sbfive tinggal di Wang Nam Khiao sama Ru, tapi ngomong- ngomong apa P'Top yang memberi tau P'Tae nama baby Rune?"
Top menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Tidak tuh, dia sendiri yang kasih nama. Kalian itu punya ikatan batin yang kuat na""Mana ada yang seperti itu P"
Kata Tee, Top terkekeh dan berkata.
"Kenapa harus menyerah Tee? P hanya bisa kasih saran buka mata dan hatimu na dengarkan dan jangan keras kepala na dan jangan jual mahal mulu nanti kalo gak laku gak bisa di balikin"Tee terlihat Top kesal, Top terkekeh geli, dia berdiri lalu mendekati Ru mengeluarkanya, Top mengendong Ru dan berkata,
"Mau menggendongnya?"Tee menggelengkan kepalanya, Top berkata.
"Kenapa?""Takut p"
Top terkekeh dan berkata,
"Ru merindukan papa loh iya kan Ru?"Ru tertawa di gendongan Top, Top kembali berkata,
"P taruh Ru di dadamu na?""Apa tidak apa, P?"
Top menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Tidak, malah bagus"Tee tersenyum, Top menaruh Ru di dada Tee. Ru terlihat nyaman di dada Tee, Ru mengangkat kepalanya sesekali seperti mencari kehangatan. Pintu kamar kebuka Mae, pho, Tae, P'Oh, dan P'Jean masuk dan berhenti seketika melihat apa yang terjadi. Tee hanya diam saja dia takut dan ragu karena Ru terlihat sangat rapuh, Mae tersenyum mendekati Tee dan berkata.
"Mae senang saat tau Tee sudah sadar, mae sangat khawatir na""Ru sangat manis Tee, lihatlah Ru terlihat nyaman di dadamu. P harap semoga Ru tidak jail sepertimu na"
Tee hanya tersenyum lemah ia belum sepenuhnya pulih. Tae melihat itu dia berjalan keluar pelan- pelan Oh melihat itu berjalan keluar mengikuti Tae. Oh menepuk pundak Tae dan berkata,
"Terharu?"Tae menganggukan kepalanya dan berkata,
"Tae terharu melihat Ru dan Tee, Tae sangat beruntung"Oh tersenyum dan berkata,
"Jangan menyerah, kau memiliki banyak tugas Tae"Tae mengangguk mengerti, Oh dan Tae akhirnya berbincang- bincang di luar ruang kamar Tee. Suster masuk untuk mengambil Ru untuk memberinya ASI, jadi Ru di bawa kembali ke ruangan bayi.