Prolog

4K 189 1
                                    

Malam ini, aku sulit memejamkan mata. Gemercik hujan masih jelas terdengar,  bersahutan dengan petir dan angin kencang.

Mataku waspada menatap jendela. Seperti ada yang memukulnya dengan benda tumpul. Berkali-kali aku pun mendengar suara langkah di balik sana.

Langkah itu mondar-mandir tak tentu arah. Seperti orang yang gelisah dan ingin melampiaskan amarah.

Aku menyingkap selimut tebalku. Lalu meraih kerudung hitam yang menggantung di samping ranjang.

"Siapa di sana?"

Tidak ada jawaban. Tapi suara langkah itu masih ada, walau semakin pelan.

Aku melangkah dengan hati-hati. Tangan kananku menggenggam gagang sapu. Sebagai senjata apabila ada serangan tiba-tiba.

Aku tidak tega membangunkan Ayah dan Ibu. Tengah malam begini, mereka pasti sudah tertidur lelap.

"Allena?"

Langkahku terhenti. Aku mengenal suara itu.

"Allena, buka jendelanya! Cepat!"

Aku bergeming.

"Allena, aku butuh bantuanmu sekarang. Ayolah Allena! Sebelum warga mengepungku!"

Dadaku berdebar hebat ketika jendela itu diguncang berkali-kali. Dia benar-benar ingin masuk ke dalam kamarku.

Apa yang harus aku lakukan?

***

The Dark VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang