Dank je

4.3K 470 21
                                    

Jungkook melangkahkan kakinya memasuki kafe Black Snow yang sudah kosong dan gelap. Menggunakan lift untuk menuju Underground.
Dentuman musik memenuhi seluruh ruangan, banyak orang yang menari disana. Mengangkat tinggi tinggi minuman mereka.
Malam ini adalah malam berpestanya anggota Black Rabbit. Sesungguhnya mereka tidak tau betul mengapa Jungkook mengadakan pesta meriah malam ini, hingga pertahanan di Busan dan Incheon sangat diturunkan, hanya demi melaksanakan pesta di Seoul. Jungkook memang aneh, ia melakukan segalanya dengan insting dan sesuai suasana hatinya.

"I KNOW, I KNOW, I KNOW MYSELF! YA PLAYERS HATERS YOU SHOULD LOVE YOUSELF!"
Jungkook melirik Namjoon yang sedang asik di panggung bersama Yoongi dan Hoseok.
Ya biarkanlah, lagipula ia yang bilang ini adalah pesta untuk kerja keras Namjoon.
Ia ke bar, dan memesan minuman untuk dirinya sendiri.

"Hei, tampan." Ucap seorang perempuan blonde dengan poni rata. Ia mengelus pria itu dengan telunjuknya.

"Lalisa Manoban, mana teman temanmu?" Jungkook menghembuskan nafas yang amat panjang.
Perempuan didepannya ini merupakan anggota Black Rabbit yang amat kuat, meski tubuhnya bisa dibilang kurus, tetapi ia bukanlah musuh yang bisa diremehkan. Ada kalanya Jungkook benar benar mempercayakan Lisa untuk membunuh musuh yang nekat melawan Black Rabbit.

Disaat minuman Jungkook datang, Lisa merampasnya dan menghabiskannya dalam sekali minum.

"Kau mau kutembak?" Jungkook menekan kedua pipi Lisa dengan tangannya.
Lisa hanya tertawa, "Kau yang kutembak terlebih dahulu."
Jungkook melepaskan Lisa dan segera menciumnya dengan ganas.

"Tampan, aku pergi dulu, temanku sudah menunggu." Lisa menunjuk kearah teman temannya yang sudah menunggu dan berdansa dengan botol vodka yang masih penuh.

Jungkook mengamati kepergian Lisa, dia senang bisa bertemu wanita itu dan teman temannya, merekalah salah satu unsur terpenting Black Rabbit, karena merekalah Black Rabbit bisa menguasai seluruh Incheon.

"Jadi siapa yang kau bunuh?"

Hoseok yang baru saja turun dari panggung, tiba tiba saja sudah berada di sebelah Jungkook, memesan vodka untuk menemaninya.

"Oh, hanya tiga orang dari toko swalayan di jalan sepi dekat apartemen Hannam."

Hoseok meneguk habis vodkanya, "Jimin tinggal di apartemen itu. Lagipula mengapa kau membunuh mereka?"

"Tidak ada alasan yang spesifik."

"Bohong, kau itu pasti memiliki alasan, beritau aku saja."

Jungkook menatap Hoseok sebentar, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke panggung, mengamati Yoongi yang masih berada diatas sana untuk menghibur pengunjung.

"Mereka bertiga berusaha memperkosa Jimin, aku hanya menolongnya."

Hoseok tersedak ludahnya sendiri, ia cukup terkejut. Ah tidak, biar kuralat, Hoseok sangat, SANGAT, terkejut.

"Sejak kapan kau peduli terhadap lelaki? Ya, maksudku kau memang bisexual, tetapi kukira kau membunuh ketiga orang itu lalu kau akan memperkosa Jimin juga. Kau yakin kau tidak memperkosa dia?"

Jungkook terkekeh mendengar Hoseok, "Aku tidak memperkosanya, lagipula, kapan aku pernah memperkosa orang?"

Hoseok menunjukkan foto seorang perempuan yang berada di handphonenya, "Kau tak ingat pernah memperkosa lalu membunuhnya karena ia hamil? Aku tidak terkejut sih."

Jungkook menatap sinis ke arah Hoseok, dia tidak suka arah pembicaraan ini.
Benar benar tidak suka.

"Tapi kalau dipikir pikir, Park Jimin mirip dengan perempuan itu kan? Heol, setelah kuingat, bahkan marga mereka sama."

Stay The Night // KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang