дівчина (2)

2.7K 299 43
                                    

Jungkook menatap wajah tidur Jimin. Berpikir, bagaimana bisa tidurnya tidak terusik sedikitpun.
Jungkook kembali mematikan lampu kamarnya, dan pergi menuju dapur. Dapur mewah milik Jungkook yang sebenarnya hampir tidak pernah disentuh olehnya. Pekerjaannya yang memenuhi jadwal hidupnya tidak memperbolehkannya pulang untuk makan dirumahnya sendiri.

Mungkin aku harus menceritakan sedikit bagaimana isi rumah Jungkook. Rumah ini merupakan mansion mewah di salah satu perumahan elite Seoul. Mansion Jungkook berada di paling ujung perumahan, dipagari lagi dan setelah kalian melewati pagar rumah Jungkook, kalian harus melewati halaman yang amat luas. Pemandangan yang disuguhkan dari mansion ini juga sangatlah menakjubkan.

Mansion Jungkook sendiri didominasi warna emas dengan aksen kayu disetiap ruangannya. Mansion mewah yang klasik.
Benar benar selera Jungkook, klasik.

Oke. Kembali ke Jungkook yang sedang berjalan menuju dapur.
Jungkook mengambil salah satu botol di kulkas dan segera meneguknya hingga tetes terakhir.

"Keluarlah. Untuk apa kau bersembunyi?"

Wanita itu spontan muncul dari belakang counter table di dapur tersebut. Mukanya memerah menahan malu karena tertangkap basah tengah bersembunyi.

"Kupikir kau tidak tau."

Suara Marta keluar begitu kecil.

Jungkook berdiri bersebrangan dari Marta. Mereka dibatasi oleh counter table berlapis granit.
Mata Jungkook menatap Marta dari atas hingga bawah lalu kembali lagi menatap mata Marta.

"Kau memiliki suara yang hangat."

"Eh?" Marta memiringkan kepalanya.

Sungguh, jika kalian bisa melihat secara langsung wanita ini, aku yakin kalian akan mencintainya.
Parasnya benar benar mengagumkan. Wajahnya mungil, dengan mata yang besar berwarna biru cerah, hidungnya kecil mancung, bibir mungil yang berwarna pink, dan rambut hitam kecoklatan yang selalu dibiarkan terurai. Bahkan postur tubuhnya benar benar mungil. Tingginya mungkin hanya 150 cm.

"Lupakanlah."

.
.

Udara dingin mengusik tidur Jimin dipagi hari, memaksanya untuk membuka kedua matanya untuk menikmati salju yang disuguhkan pagi hari ini.

"Aku benci Desember. Dingin sekali."
Jimin kembali menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut hangat, masih tak rela jika ia harus terbangun.

Ceklek...
(Mon maap, ini suara dibuat berdasarkan bunyi pintu dirumah)

"Maaf, sepertinya aku lupa menutup pintu ketika aku pergi ke balkon. Kau kedinginan? Haruskah ku naikkan suhu pemanas kamar ini?"

Eh?
Eh?
Eh????
Jimin mengendus wangi kasur yang sedang ia tiduri. Bukan bau rumah sakit. Jimin membuka paksa matanya dan segera bangkit dari posisi tidurnya. Kamar super mewah. Jauh lebih mewah dari kamar Taehyung dan kamar apartemen Jungkook.

"Selamat pagi dari rumah kesayanganku." Ucap Jungkook sembari tersenyum kecil dan memamerkan isi kamarnya yang mengagumkan.

"Kau membunuh pemilik rumah ini?" Sinis Jimin.

Jungkook menatap Jimin yang tengah merapikan kasurnya. Benar benar rapih. Seperti professional sedang melaksanakan tugasnya.

"Kau tau kalau aku memiliki maid kan?" Tanya Jungkook.

"Aku tau. Kau tidak semiskin itu untuk kesusahan menyewa jasa pembersih rumah."

Stay The Night // KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang