Seoul

5.9K 542 46
                                    

"Jimin, mau ikut aku pindah ke Seoul? Appa memindahkanku ke cabang Seoul." Sudah dua minggu sejak pertemuan terakhir mereka, dan ajakan ini yang pertama kali keluar dari mulut Taehyung?
Sudah gila bocah itu.

"Sadarkah dirimu? Aku tidak memiliki uang untuk tinggal disana, dan aku juga memiliki kerjaan di Incheon."

Taehyung memeluk Jimin yang sedang merapikan bajunya, "Tapi aku tidak ingin berpisah darimu."

Jimin melepaskan pelukan Taehyung dan meletakkan baju yang sudah dirapikannya ke lemari milik Taehyung.
Taehyung terus mengekori Jimin sembari memberi tatapan memelas, ia benar benar ingin Jiminnya ikut ke Seoul. Memang, Seoul dan Incheon tidak begitu jauh, tetapi jika tiba tiba ada keadaan yang mendesak, Taehyung akan sulit untuk datang menyelamatkan Jimin.

Tentu saja Jimin mengerti kekhawatiran kekasihnya, ia membalikkan badannya dan mengecup singkat kekasihnya itu, "Tae, mengertilah, aku tidak memiliki cukup uang untuk tinggal di Seoul."

Mata Taehyung tiba tiba membesar ketika ia mendaparkan ide, "Aku tau solusinya." Ucapnya sebelum melesat ke kasur untuk meraih handphonenya dan mengirimkan sesuatu ke temannya.

"Tae, tidak perlu, kau telah banyak membantuku."
Jimin meraih tangan Taehyung, mencoba meyakinkannya, ia akan baik baik saja sendirian.

Ting!

Taehyung kembali menatap handphonenya yang baru saja menerima notifikasi.
Ia memasang wajah sedih yang palsu, "Temanku baru saja bilang kalau dia memiliki satu kamar di apartemen Seoul yang sudah tidak digunakan, jadi kau bisa menyewanya dengan murah. Lalu dia juga memiliki kafe, dan dia ingin kau bekerja dengannya. Masa aku tolak?"
Taehyung mengerucutkan bibirnya.
Sungguh, sebenarnya Jimin merasa sebal karena terus dimanjakan oleh Taehyung, ia merasa benar benar terlalu berpegang kepada Taehyung.

"Kalau kau tidak mau ikut aku ke Seoul, maka aku akan memaksamu ikut."

Taehyung mengangkat Jimin seperti karung beras, dan segera mengambil kunci mobilnya, berjalan santai memasuki lift menuju parkiran.

Taehyung menurunkan Jimin tepat didepan mobilnya, dan memaksa masuk Jimin.

Dan disinilah mereka, pagi hari, mobil, perjalanan menuju Seoul.
Taehyung sudah menghubungi orang untuk mengurus pakaian yang tertinggal di apartemennya dan apartemen Jimin.

Suasana diantara mereka masih agak canggung, setidaknya untuk Jimin. Ia benar benar tidak tau mau membalas Taehyung dengan apa.

"Tae, apa yang harus kulakukan untuk membalasmu?" Tanya Jimin, ia memainkan jari jari tangannya, mencoba menenangkan pikirannya.

Taehyung menatap Jimin, ia meraih tangan kekasihnya walaupun ia tetap terfokus ke jalanan, "Tetaplah disisiku, kan kalau kau jadi istriku, maka hartaku juga adalah milikmu."

Jimin tertawa pelan, tidak percaya bahwa kekasihnya seperti ini, "Kau bodoh!" Jimin memukul pelan bahu Taehyung.
Taehyung benar benar mencintai lelaki mungilnya ini.

"Aku mencintaimu." Ucap Taehyung.

.
.

Jungkook berjalan keluar dari ruang meeting, suasana hatinya buruk karena ia telat mendatangi meeting dan semua itu ulahnya Hoseok.
Hoseok menumpahkan kopi ke jas kesayangan milik Jungkook, untung saja Hoseok adalah teman baik Jungkook, jika tidak, mungkin ia sudah tidak bisa melihat dunia.
Jungkook kembali ke ruangannya dan mengurus file file yang belum sempat ia tanda tangani karena kepergiannya dua minggu lalu.

"Jungkook, hari ini kau ada janji makan malam di Tavolo 24." Ucap Hoseok setelah ia membuka pintu ruang Jungkook.
Jungkook benar benar akan membunuh lelaki itu ketika ia sudah tidak berguna.

Stay The Night // KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang