What?!

4.2K 420 110
                                    

Jimin benci hal ini. Benci ketika harus berada diposisi seperti ini. Ia merasa sangat tidak cukup.
Bukan salahnya Taehyung berselingkuh, tetapi ia merasa semua ini salahnya.
Jimin berdiri didepan cermin besar milik kamar mandi pribadi Jungkook. Ia merasa jelek.
Pipinya yang besar, badannya yang gendut.

Jimin mendengus sebal, dia merasa ingin mengoperasi seluruh wajahnya.
Pantas saja Taehyung berselingkuh dengan Yoongi yang notabene jauh lebih kurus, putih, jauh lebih sempurna dibanding Jimin.

Ketukan pintu kamar mandi membuat Jimin terbangun dari pikirannya. Suara yang kini memanggilnya sudah terbiasa di kupingnya, meski bukan suara yang dulu selalu memanggil namanya ketika ia terlalu lama di kamar mandi.
Entah ia harus merasa sedih atau bahagia karena berpisah dengan Taehyung, lelaki yang menemaninya dikala sulit.

Jimin membuka pintu kamar mandi dan memberikan tatapan sinis kepada Jungkook.
Berani beraninya Jungkook mengganggu waktu sakral Jimin di kamar mandi.

Sekedar informasi saja, Jimin sudah tinggal dirumah ini sekitar seminggu. Dan ya, ia lebih sering tidur di kamar Jungkook karena Jungkook selalu pergi ke gudang belakangan ini.
Jimin berpikir sedang ada masalah di gudang milik Jungkook itu.

Marta? Dia tidak akrab dengan Jimin sejak kejadian seminggu lalu. Jimin membenci bagaimana Marta berusaha mengatur Jimin.
Wanita bajingan.

"Jungkook, mengapa kamar mandimu harus didominasi warna hitam ketika seluruh rumahmu didominasi warna emas dengan aksen kayu? Menyebalkan sekali."

Jungkook memasuki kamar mandi dan Jimin membuntutinya. Menatap Jungkook yang nampaknya ingin melakukan kegiatan pagi harinya, yaitu, mencukur.
Cih, Jimin ingin sekali melakukan cukur mencukur seperti itu, sayangnya tubuhnya tidak memiliki banyak bulu.

"Kau tidak menyukai kamar mandi ini? Haruskah aku merenovasinya? Apa yang kau suka?"

Jimin mencoba mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Maksudku, kenapa tidak diselaraskan dengan ruangan yang lainnya?"

Jungkook membersihkan sisa shaving cream di wajahnya.
Bisa dibilang, posisi Jungkook sekarang cukup seksi.
Kaos putih polos dengan sweatpants, rambut yang berantakan.
Apalagi Jungkook kini tengah menopang badannya dengan satu tangan di meja wastafel.

"Lihat saja, wash basin table top ini berwarna hitam, dan temboknya berwarna abu-abu. Terkesan modern, padahal seluruh rumah ini klasik."

Jungkook tampak berpikir sejenak, dan Jimin tak melepas pandangannya dari Jungkook.

"Ya.. sebenarnya aku suka gaya klasik, tetapi aku juga suka gaya modern yang mewah. Sayangnya, dia lebih menyukai klasik, dan aku hanya kebagian ruangan ini untuk dijadikan modern."

Sedih.
Itulah yang Jimin dapat rasakan.

"Dia?" Tanya Jimin.

"Perempuan, mirip denganmu. Sudah, jangan banyak tanya. Ayo sarapan."

Jungkook meninggalkan Jimin begitu saja. Banyak pertanyaan muncul dikepala Jimin. Siapa 'dia'? Jimin benci ketika ia harus penasaran.
Jimin tiba tiba teringat seseorang yang dapat memberikannya jawaban.

.
.

Jimin bersiap pergi keluar untuk menemui sumber informasinya, tetapi wanita brengsek yang ikut menumpang dirumah ini terlebih dahulu mengganggunya.
Sebenarnya Marta tidak jahat kepada Jimin. Tetapi Jimin tidak menyukai seseorang yang berpura pura baik didepannya.
Kalau tidak suka, bilang tidak suka.

"Jimin, kau mau kemana?" Tanya Marta yang baru saja kembali dari acara berkeliling komplek di pagi hari.

"Aku? Ingin bertemu kekasihku." Ucap Jimin dengan santai.
Marta terkejut mendengar pernyataan Jimin. Marta cukup senang.
Entah mengapa ia senang ketika mendengar hal tersebut.
Marta sebenarnya tidak harus takut dengan keberadaan Jimin karena Jungkook bukanlah seorang gay.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay The Night // KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang