Hai teman-teman. Kali ini aku ingin berbagi tips supaya naskah diterima dari editor Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Tapi artikel ini bukan tulisanku ya. Ini aku copy paste dari blog Gramedia.com.
Dengan maksud berbagi ke teman-teman. Karena tips ini bagus banget, sering ada yang bertanya seperti ini, dan ini jawabannya. Siapa tahu banyak yang belum tahu.
Link asli artikelnya ini ya :
https://www.gramedia.com/blog/tips-agar-naskah-dilirik-penerbit-dan-editor-gramedia/
Berdasarkan pengalamanku 10 novelku diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (biasa disingkat GPU) , penerbit ini memang sangat profesional.
Ini 10 novelku yang diterbitkan GPU.
Walau seleksi diterima memang ketat. Dan ada beberapa tahap revisi. Karena penerbit ini sangat menjaga kualitas buku-buku terbitannya. Penerbit ini juga sangat besar dan memiliki toko buku sendiri yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Mari kita simak tipsnya 😊
Tips Agar Naskah Dilirik Penerbit dan Editor
11.APR.2019
Merasa bisa menulis dan ingin tulisan kalian diterbitkan menjadi sebuah buku? Sekilas terdengar mudah, namun ternyata butuh mengetahui beberapa tips agar naskah dilirik penerbit dan editor. Karena ternyata, merasa mampu menulis saja tidak cukup untuk membuat karyamu diterbitkan loh Grameds!
Belum lama ini, Gramedia.com berkesempatan berbincang dengan Siska Yuanita, salah satu editor dari penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU), mengenai kriteria apa saja yang membuat naskah bisa lolos seleksi hingga akhirnya diterbitkan menjadi sebuah buku.
Menurut Siska Yuanita, ada beberapa hal yang kerap luput dari mereka yang ingin naskahnya diterbitkan. Editor karya-karya Aan Mansyur, Lala Bohang dan beberapa penulis lainnya ini, memberikan bocoran mengenai poin-poin yang harus kalian lengkapi saat mengirimkan naskah ke penerbit, khususnya untuk penerbit GPU.
Apa saja tips agar naskah kalian dilirik penerbit dan editor? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Mengirim naskah dengan rapi
Tak sedikit orang merasa bisa menulis dan karyanya bagus, menawarkan cerita yang akan diminati pembaca. Sayangnya mereka lupa, jika hasil karya berbentuk naskah tulisan juga harus memiliki aturan atau kaidah-kaidah bahasa yang sudah ditetapkan.
"Kadang orang merasa mereka mampu menulis, tapi saat naskah hardcopy datang ke penerbit masih ada yang belum rapi. Karena sebenarnya yang dilirik pertama kali adalah rapi. Sudah selesai belum sama grammar-nya, sama ejaannya. Itu dulu nomor satu," tutur Siska Yuanita.
Jadi, bagi yang sudah percaya diri dengan naskahnya, kira-kira, sudah kah naskah kalian sesuai dengan aturan baku Bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan?
2. Cerita yang 'bikin betah'
Kemudian, jika naskah yang diterima pihak penerbit dinilai sudah rapi, pihak penerbit, melalui para editor, akan mulai membaca naskah tersebut. Penilaian ini, tentunya akan melihat seberapa menariknya cerita yang disuguhkan.
Menurut sang editor, cerita yang ditulis pun sebenarnya tak perlu aneh-aneh. Tak melulu harus yang super seru dengan berbagai twist atau plot yang rumit. Kisah yang ditulis dengan bahasa sederhana, jika memang enak untuk dibaca pun bisa dipertimbangkan untuk terbit.
"Kita buka, kita baca lima halaman pertama. Lanjut lagi, seterusnya masih kuat enggak nih yang baca? Kalau sekian puluhan halaman masih kuat, ya berarti patut dipertimbangkan," lanjut editor yang juga menerjemahkan buku-buku dari seri Cormoran Strike series karya Robert Galbraith alias J.K Rowling.
Untuk fase ini, biasanya naskah tidak hanya dibaca oleh satu editor saja. Tapi juga ada beberapa editor lain. Hal tersebut dilakukan untuk mencari pendapat lain, alias untuk mendapatkan second opinion kelayakan terbit.
3. Sertakan sinopsis lengkap
Buat yang sudah pernah mengirimkan naskah ke penerbit, apakah kalian sudah menyertakan sinopsis lengkap? Sinopsis yang dimaksud bukan seperti yang ada di cover belakang buku yang sudah terbit, melainkan sinopsis berupa ringkasan cerita secara menyeluruh.
"Sinopsis lengkap itu seringnya enggak (disertakan). Harus dipahami jika editor bukan sasaran pembaca mereka. Jadi ceritakanlah sinopsis itu panjang, cukup panjang, untuk menceritakan plot-nya sampai akhir. Enggak usah ditahan-tahan, karena kami perlu tahu, ini layak terbit atau tidak," ungkap sang editor.
Selain tips-tips di atas, Siska Yuanita juga mengingatkan, untuk siapapun yang mengirim naskah dalam bentuk hardcopy, jangan lupa menyertakan identitas. Pastikan identitas tertera dan sampai ke meja redaksi penerbit.
"Karena pernah ada yang kirim naskah, tanpa ada identitas sama sekali. Entah mungkin jatuh atau hilang, tapi lebih baik dipastikan lagi tertera saat sampai ke penerbit," tandas Siska Yuanita.
Jangan sampai, jika ternyata naskah tersebut layak terbit, tapi terpaksa dibiarkan karena tak tahu siapa penulisnya. Sayang sekali bukan, karya kalian gagal terbit karena tak ada identitas penulisnya.
Setelah mengetahui tips agar naskah kalian dilirik penerbit dan editor, jangan sampai lupa dilengkapi ya Grameds!
Buat yang ingin mengirimkan naskah kalian ke penerbit GPU, atau penerbit Gramedia lainnya, langsung cek ketentuannya di artikel Gramedia.com berikut ini.
Semoga setelah ini, naskah kalian terpilih untuk diterbitkan ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi Berbagi Pengalaman dan Tips Menulis
Non-FictionDi sini aku akan berbagi pengalamanku menulis. Aku suka menulis sejak lama. Memulai karir menulis dari menulis cerpen dan dimuat diberbagai media nasional. Total ada 60 cerpenku yang dimuat di berbagai majalah dan surat kabar. Tahun 2011 aku mulai...