2

13 1 0
                                    







"Oh ayolah jo aku mohon bersikaplah baik kali ini" mohon bimo terhadap jo, siang nanti tunangan bimo akan sampai di jakarta dan akan bertemu dengan jo, bimo sangat berharap agar jo sedikit menghangatkan sikapnya

"Apakah selama ini aku kurang baik hm?" Ucap jo

"Apakah aku harus bersujud padamu agar kau melakukan apa yang aku inginkan, dia gadis baik jo, kau tak perlu takut dia tidak akan merepotkanmu, percayalah" jo menatap nanar kepada sepupunya yang sudah mulai gila

"Kau bersujud akan ku usir perempuan itu sebelum dia menginjakkan kakinya di apartemenku" ucap sarkas wanita tomboy tersebut

Bimo tersenyum lebar mendengar perkataan jo, bimo tau bahwa jo tidak akan membuatnya mengemis terlalu jauh

.
.
.
.

Wanita tampan itu kini sedang bergelut dengan runtukannya sendiri sedangkan sang sepupu tengah menjemput kekasihnya yang akan menapaki kakinya di apartemen milik jo


Klik



"Kita sampai" bimo mempersilahkan kekasihnya untuk duduk dan dia akan memanggil sang pemilik apartemen


Tok.. Tokk


"Jooo" panggilnya

"Keluarlah kekasihku sudah sampai" bujuknya dengan sedikit cengiran

Sedangkan di balik pintu kamar itu seorang wanita sudah berdecak pinggang

Ceklek


Jo keluar dari kamar dan sudah di dapatinya bimo tepat di hadapanya

"Ah.. bisakah kau simpan wajah mengerikan mu itu" frustasi jo dengan menghancurkan rambutnya sendiri melihat sang sepupu tengah memasang puppyeyes

"Ku mohon bantu lah aku"

"Cih" timpal jo

Bimo tak perduli dengan jawaban jo dia tetap menarik lengan jo untuk menemui kekasihnya yang sudah menunggu di ruang tengah

perempuan cantik berambut panjang tengah berdiri membelakangi mereka berdua sepertinya sedang meniti beberapa frame yang terpampang di dinding tersebut

"Jennie" bimo menarik lengan sang wanita dan mengarahkannya agar berhadapan langsung dengan mereka

"Jo ini tunanganku namanya jennie" mata jo seolah-olah tengah menelanjangi jennie dengan tatapan yang sangat tajam melihat dari ujung kepala hingga ujung kaki dan itu lah yang terjadi

"Hai jo" dengan nada terbata jennie berusaha mencairkan suasana yang terlanjur menegang disini

"Ah.. ya.. Selamat datang jennie dan kau bisa tidur di sana" jo mencoba mengeluarkan senyuman manis andalan nya dan membuat bimo hampir mati menahan tawa, sedangkan jari telunjuk jo menunjuk ke arah kamar yang akan di tempati oleh jennie

"T-terimakasih" jennie terbata, suasana sudah kembali hening jo berpamitan untuk memasuki kamarnya sedangkan bimo dan jennie masih terduduk di ruang tengah



.


"Bimo" jennie membuka suara 

"Hm?" Dengan wajah yang berpaling menatap sang kekasih

"A-aku merasa merepotkan bim"

"Mengapa berkata seperti itu?" Bimo membelai lembut surai hitam jennie dengan kasih

"Jo.. Terlihat sangat tak menyukaiku"

"Bukankah tadi jo berikap baik kepadamu?" Sanggah bimo dengan tangan yang sibuk membelai surai hitam milik jennie

"Oh.. ayolah.. aku bukan anak kecil yang bisa tertipu hanya dengan sebuah senyuman semacam itu" lirih jennie dan itu menyadarkan bimo dalam diam nya

"Tenang saja! Jo adalah wanita yang sangat baik, kalian belum mengenal satu sama lain wajar jika masih merasa terbebani,jika bukan dengan jo maka siapa lagi yang akan menjagamu?"bimo menjelaskan dengan hati hati agar tak membuat kekasihnya semakin merasa membebani

Jennie adalah seorang yatim piatu dia hidup sendiri tanpa sanak family. Sebenarnya jennie memiliki beberapa kerabat hanya saja harta membuat kerabat nya itu seolah buta dan melupakan bahwa jennie membutuhkan uluran tangan hingga saat berjumpa dengan bimo. Jennie memutuskan untuk hidup sendiri dan meninggalkan rumah peninggalan orangtuanya

Bimo selalu mengunjungi jennie selama beberapa kali untuk memastikan bahwa jennie baik-baik saja hingga saat jennie mendengar bahwa bimo akan mengurus tugas di jepang membuat jennie sedikit khawatir. Maka bimo mengajak jennie untuk tinggal dengan sepupu nya yang tak lain adalah jo



.



"Sudah siap semuanya?" Koper berwarna hitam sudah bersanding di sisi bimo

"Ku harap pekerjaanmu lancar" ucap jennie dengan mata berbinar tak ingin di tinggalkan sedangkan jo asik dengan kopinya yang berada di dalam genggamannya tersebut

"Jo.. tolong jaga tunanganku" pinta bimo kepada jo dengan memasang wajah memelas

"Kau berkata seperti itu seolah akan mati saja" sarkas jo dan membuat suasana menjadi hening

"Aku akan menghabiskan waktu selama tiga bulan jo dan aku pasti akan sangat merindukan nya" tangan bimo mendarat sempurna di gumpalan pipi jennie dan membelainya secara perlahan

"Ingatkan bahwa disini masih ada penghuni lain" jo ingin pasangan ini sadar bahwa masih ada orang lain disini bukan hanya mereka

"Aku pun akan sangat merindukanmu jo" Jo memutar bola matanya malas mendengar pernyataan bimo

Bimo pun meninggalkan apartemen untuk mengerjakan pekerjaan yang sudah menantinya disana, jennie sangat ingin mengantar bimo menuju airport namun bimo tidak mengizinkannya dan jo sedang sibuk dengan pekerjaannya melalui benda persegi tersebut maka tak mungkin mengantar bimo bukan!

.
.
.
.

Setelah kepergian bimo jennie bingung akan melakukan apa. Jennie berjalan menuju dapur namun tidak ada piring kotor. Ingin membersihkan ruangan lainnya namun tempat ini sudah sangat bersih bahkan benar-benar tidak ada gelas kotor satu pun "perempuan itu sangat baik dalam mengurus kebersihan tempat tinggalnya" ucap jennie dalam hatinya

"Tak bisakah kau diam? Apakah tidak lelah memutar mutar seperti itu" suara jo menekan dengan mata yang masih menatap tablet menyadarkan jennie yang tengah sibuk mencari pekerjaan agar tak diam saja selama jennie menumpang

"M-maaf" ucapnya terbata dan jennie pun berusaha untuk duduk di satu sofa dengan jo, sepertinya kegugupan jennie tak berpengaruh untuk jo buktinya perempuan dingin itu masih saja sibuk dengan pekerjaannya













Maklumkan bila ada typo dan tolong tinggalkan jejak like or comment!

Until the End (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang