6

8 0 0
                                    







Kedua mata jennie sudah sembab dengan sempurna dan hidung kecilnya memerah, membuat perempuan cantik itu semakin menggemaskan

"Kenapa aku selemah ini? Bukankah dulu pun jo memperlakukanku dengan sifat dinginnya? Tapi mengapa saat ini terasa begitu sesak" jennie berbicara pada dirinya sendiri, merasakan keanehan yang ia alami atas semua yang terjadi dalam dirinya

"Mungkin jo begitu tertekan dengan pekerjaannya" jennie bermonolog

Ia melangkahkan kaki menuju ruang tv, tangan kanannya mengambil makanan ringan dan memakannya Secara perlahan dengan mata berfocus menatap layar

Rasanya ia ingin sekali menelfon bimo namun ia urungkan sebab jennie tau bimo sedang sangat sibuk dengan kewajibannya

.

Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, jo berkata bahwa dia akan pulang cepat tapi mengapa saat ini belum juga kembali

Meskipun jennie merasakan sakit atas apa yang di katakan oleh jo siang tadi tapi perasaannya tetap menghawatirkan wanita tampan tersebut


Klik

Perempuan cantik itu terkejut dengan suara pintu yang terbuka

Jennie berlari kecil menuju kamarnya sebelum jo melihatnya berada di ruang tv

"Jennie" suara jo memanggil namanya, nama perempuan yang kini tengah bersembunyi di balik pintu kamar

"Bodoh ada apa denganku? , jo akan merasa aneh jika melihatku bersembunyi seperti ini" disaat ia hendak melangkahkan kakinya menuju kasur namun jo sudah sampai lebih dulu di dalam kamar jennie

Jo berdiri di depan kasur dengan blazer yang menggantung setia di lengan kanannya

"Jennie kau--" langkah kaki jo menghampiri jennie perlahan namun perempuan cantik itu tidak sama sekali menjauh

"Ada apa dengan matamu hm? Apakah Kau habis menangis? Lihatlah hidung merah ini" tangan jo mencubit pelan hidung jennie dengan rasa cemas yang tak kalah hebat

"A-aku.." jawab jennie terbata

"Ada apa?" Masih menunggu penjelasan jennie

"A-aku hanya merindukan bimo" ya.. itu yang terlontar sebab tak mungkin jennie berkata bahwa ia menangis karna sikap jo

Wajah jo berubah dengan perlahan, jo menurunkan tangannya dari hidung mungil jennie
"Oh.. hmm.. sudahkah kau menghubunginya?" Kali ini suara itu seedikit berbeda

"Sudah tadi" singkat jennie

"Baiklah.. oh apakah kau sudah mengemasi pakaianmu?"

"S-sudah"

"Baiklah.. bawa kopermu ke ruang tengah dan tunggulah aku disana, aku akan ke kamar dulu" Jo meninggalkan jennie yang masih berdiri dengan perasaan yang tak di ketahui

.
.
.

Mereka berdua sudah ada di dalam mobil, tadi sebelum pergi jo tidak mengatakan sesuatu hanya menarik lengannya untuk mengikutinya dan sampai detik ini pun tidak ada percakapan di antara mereka, ingin rasanya jennie bertanya namun ia tidak mempunyai keberanian untuk melakukan itu

Perjalanan panjang membuat perempuan cantik itu tertidur dengan damai, jo yang sedari tadi memperhatikannya hanya mampu mengukir senyum memandang raut indah wanita yang ada di sisinya


---



"Hei tukang tidur bangunlah" belaian di pundaknya membuat jennie membuka kembali matanya

Until the End (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang