Kehadiran jennie mampu menutupi rasa sunyi yang selalu menemani jo bahkan dia sempat membenci keramaian namun saat ini dia sangat menikmatinya jika itu bersama dengan perempuan manja yang sudah menjabat sebagai tunangan dari sepupunya sendiri. Belakangan ini jantung jo sangat tak baik dalam berdetak, hingga jo memeriksakan keadaanya. Dokter yang menangani jo adalah angel kawan karibnya selama ini. Mendengar penuturan jo angel hanya tertawa. Angel paham apa yang di alami oleh sahabatnya namun jo tetap kuat dengan pendiriannya untuk memeriksa seluruh keadaan tubuhnya. Angel mengatakan bila hasil pemeriksaannya telah keluar maka dia yang akan mengantarkanya ke kantor jo karna mengetahui sahabatnya sedang membuat project baru maka jo akan sangat sibuk
.
.Jo memijat pelipisnya saat dia merasakan kepalanya begitu pening, apakah dia terlalu memforsir pekerjaannya hingga mengakibatkan efek kelelahan seperti ini?
Project yang akan di garap oleh jo cukup besar maka dari itu dia tak henti hentinya menguras semua waktu dan tenaga agar mendapatkan hasil terbaiknya nanti
Suara telefon kantor berdering tepat di depan jo
"Ya laras?" Tanya jo kepada sekertarisnya
"Nyonya ada yang ingin menemui anda?" Ucapnya membuat jo semakin memijat pelipisnya
"Apakah orang itu ada di daftar pertemuanku?" Ucap jo sedikit menekan suaranya
"Ma-af nyonya tapi nona ini berkata bahwa nyonya mengenalnya" jelas sekertaris tersebut dengan suara terbata
"Siapa nama perempuan itu?" Mendengar pertanyaan dari jo, sekertaris itu segera menanyakan kepada sang wanita
"Nama nona ini jennie nyonya" mendengar penuturan laras jo menepuk keningnya
"Antar dia untuk menemuiku" panggilan di akhiri oleh jo
Beberapa saat kemudian...
Ceklek
Pintu hitam yang menjadi ruangan
khusus untuk jo terbuka menandakan laras telah sampai di ruangannya dengan membawa jennie"Silahkan nona, saya permisi" setelah jennie memasuki ruangan tersebut laras segera membungkuk dan berjalan mundur untuk meninggalkan ruangan bos besarnya tersebut
Jo menuruni tangga yang ada di area meja kerjanya dan segera menghampiri jennie yang masih berdiri mematung di depan pintu
"Bagaimana kau bisa sampai kesini hm?" Tanya jo dengan kecemasan yang begitu nampak di kedua netranya
"A-aku menggunakan taksi" jawabnya polos tanpa memikirkan konsekuensi yang ada
"Duduk lah" jo mengenggam tangan jennie dan membawanya menuju sofa hitam yang ada diruangan tersebut
Melihat sikap jo sontak jennie menjadi khawatir, apakah ia sedang memiliki banyak beban
"Jo.. ada apa?" tanyanya perlahan dengan sangat lembut
"Bagaimana kau bisa datang kesini? Bagaimana kalau kau tersesat?" Dada jennie merasakan sesuatu yang bergetar di jantungnya, entah mengapa rasanya begitu bahagia mengetahui wanita tampan ini menghawatirkannya
"Aku menggunakan taksi untuk datang kesini dan tak mungkin supir taksi itu berbuat jahat eoh" jelas jennie dengan tawanya setidaknya sedikit untuk menenangkan jo
"Begitu hm? Nanti kalau kau ingin datang beri tahu aku, agar aku menjemputmu" saat ini jennie merasakan ada beberapa kupu-kupu di dalam perut nya,
"Baiklah baiklah.." jennie melepaskan tangan jo yang sedari tadi masih mengenggamnya dan mengeluarkan sebuah kotak makanan lalu di taruhnya di atas meja, jo memperhatikan setiap gerak gerik jennie tanpa terlewat
"Aku membawakan makanan untukmu" ucap perempuan cantik yang ada di hadapan jo saat ini
"Aku bisa makan di luar" balas jo, bukan maksud tak menghargai hanya saja dia masih memikirkan jika sesuatu buruk terjadi dengan perempuan ini karna rela datang hanya untuk mengantarkan sekotak makanan
"Sudah ku katakan padamu, masakanku tak kalah lezat dari restaurant langgananmu" kali ini suara manja yang di keluarkan oleh jennie membuat jo melukiskan sebuah senyuman di bibirnya
"Baiklah.. terimakasih nona, aku akan memakannya saat ini juga" mendengar penuturan jo membuat kedua pipi jennie merona tanpa permisi
.
.
.Jennie benar. masakannya memang tak kalah lezat dengan restaurant yang pernah jo nikmati
"Aku akan mengantarmu pulang" jo mengambil blazer yang bertengger di belakang kursinya
"Tak perlu aku akan pulang dengan taksi saja, kau sedang bekerja bukan" tolak jennie karna ia tak ingin menganggu pekerjaan jo
"Tidak.. aku akan mengantarmu" jo melangkahkan kakinya meninggalkan jennie yang masih mematung, tak lama dari itu jennie mengikuti langkah jo meninggalkan ruangan tersebut. Memang pekerjaan jo sedang sangat banyak saat ini namun ia tak ingin mengambil resiko jika harus membiarkan jennie pulang hanya dengan seorang diri
Setelah sampai di meja sekertarisnya jo menghentikan langkahnya untuk membicarakan sesuatu dengan laras
"Saya akan keluar sebentar, jika ada yang ingin bertemu suruhlah tunggu, saya tak akan lama" jo membalikan tubuhnya menatap jennie dan menganggukan kepalanya menandakan mereka akan segera pergi
"Baik nyonya" jawab laras dengan sopan dan membungkuk
--
Mereka sudah berada di dalam mobil
"Jo apakah tak apa kau meninggalkan pekerjaanmu untukku?" Perempuan cantik ini sangat merasa tak enak hati menganggu pekerjaan jo
"Tak apa jennie, mengapa kau menjadi sangat banyak bicara hari ini" jennie menundukan wajahnya mendengar penuturan jo dengan wajahnya yang kembali dingin, sudah susah payah jennie mengambil hati jo dan karna keteledorannya, jo kembali dengan sifat dinginnya
"Ah.. maafkan aku, aku tak bermaksud" sesal jo dengan pijatan lembut di pelipisnya karna merasakan efek pening kembali tanpa sadar dia perbicara di luar batas
"Tak apa jo" jennie mengusap Lembut lengan jo
Di sepanjang perjalanan mereka tak membicarakan apapun, disini sangat hening bahkan alunan musik pun tak ada, benar-benar moment yang Awkward bagi jennie
.
Mobil berhenti setelah sampai di depan gedung apartemen tempat mereka tinggal
"Terimakasih jo" jennie hendak membuka safebelt namun pergerakan jo lebih cepat dari jennie dan membuat suasana semakin canggung
"Hmm.. aku akan keluar" gugup jennie dengan apa yang terjadi hingga ia melontarkan perkataan yang bodoh baginya
"Aku akan pulang lebih cepat nanti, kau rapihkanlah semua pakaianmu" ucap jo dan membuat jennie mematung
" jeniie .. ? Aku akan kembali ke kantor jennie, bisakah kau lebih cepat?" Suara jo sangat buruk saat ini, itu membuat dada jennie seolah tertusuk oleh tombak yang begitu runcing. Jennie tidak tau serumit apa pekerjaan jo
"Ah.. a-akuu-" belum jennie menyelesaikan kalimatnya jo sudah memotongnya lebih dulu
"Ingat kemasi pakaianmu,semua perlengkapanmu dan masukan ke dalam koper" hati jennie semakin sakit mendengar penuturan jo, jennie segera keluar dari mobil jo dengan perasaan yang teramat perih, apakah wanita dingin itu mengusir nya atau akan memulangkannya ketempat semula. Begitu banyak pertanyaan di kepala jennie dan tanpa disadari setetes air bening jatuh membasahi pipinya
Maklumkan jika banyaknya typo..
Tinggalkan jejak guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End (GXG)
Horror-GXG -Homopobic get out! -Tolong perhatian alur cerita sebelum membaca! By : VinaaEffrinaa ENJOY!! Happy Reading ♡️