7

10 0 0
                                    





Mereka sudah berada di dalam kamar masing-masing namun entah mengapa tempat ini begitu asing untuk jennie dan membuatnya kesulitan untuk memejamkan mata

Sedangkan jo tengah sibuk dengan lamunannya. Matanya memandang tanpa focus

Drtt.. drtt..

Getaran ponsel menyadarkan jo dalam lamunan tak berujung

"Hallo"

"Jo apakah kau sudah tidur?"

"Belum.. aku sedang berbicara denganmu"

"Ada apa hm? Kau takut?"

"A-aku--"

"Ingin tidur denganku?"

Jennie tak mengeluarkan suara lagi membuat jo kembali memanggil namanya

"Jennie? "

"Ah iyaa jo"

"Kemarilah jika kau takut. Atau aku yang akan mendatangimu?"

"Ah..bisakah kau datang kesini. Aku terlalu takut untuk keluar dari kamar"


Bip..


Jo mematikan panggilan tersebut dengan sebelah pihak


Tok.. tok..


Ceklek


Jennie membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan jo untuk masuk

"Maaf menganggumu" sesal jennie

"Bukan masalah" jo pun membaringkan tubuhnya di atas kasur berukuran king tersebut

Jennie memposisikan tubuhnya tepat di sebelah jo

"Sebelum aku menghubungimu apakah kau sudah tertidur?"

"Sedikit hampir tertidur" ucap jo berbohong

"Maaf jika aku selalu mengganggumu " jennie menundukan pandangannya dari jo

"Kau tau.. aku sangat tidak suka mendengar kata maaf jika tak ada kesalahan" tekan jo membuat jennie kembali menatapnya

"Tapi a-aku--"

"Kau tidak mengangguku, tidurlah" jari jemari jo membelai surai jennie agar mempercepat jennie untuk terlelap.. jo memiliki kebiasaan baru yaitu membelai lembut rambut hitam jennie entah sejak kapan kebiasaan baru itu muncul..

.


Sinar matahari menembus tirai di kamar ini, jennie tersadar dari tidurnya. Akhirnya ia bisa terlelap dengan baik

Jennie menatap wajah jo yang masih setia dengan mimpinya, membelai wajah jo dengan perlahan agar tak membangunkannya

"Kau sangat cantik jo. Aku ingin selalu seperti ini" tak terasa air mata jennie lolos begitu saja dengan sigap jennie menghapusnya sebelum jo tersadar dalam tidurnya

"Mengapa aku menangis"

Jennie melangkahkan kaki menuju kamar mandi yang ada di kamar tersebut dan untuk segera membersihkan diri

Flashback!

Mata jo terbuka dengan sempurna setelah ia rasakan bahwa pagi telah menyapa. Memandang wajah perempuan cantik yang tengah tertidur tepat di hadapannya. Menikmati setiap inci dari raut wajahnya. Ingin rasanya memeluk saat ini juga namun..

Pergerakan jennie membuat jo kembali menutup matanya seolah-olah ia tengah tertidur

Belaian hangat terasa di wajah jo

"Kau sangat cantik jo. Aku ingin selalu seperti ini" jantung jo berdetak hebat mendengar penuturan yang telah di lontarkan oleh jennie

"Mengapa aku menangis" suara jennie masih terdengar jelas di telinga jo hingga di saat suara pintu terbuka barulah jo membuka kedua matanya kembali

Flashback end!

Jo menyandarkan punggung di ujung ranjang untuk sedikit menyempurnakan nyawa

Ceklek

"Selamat pagi jo" sapa manis seorang perempuan dengan rambut basah yang tengah ia keringkan dengan handuk

"Pagi jennie" jo menarik lengan jennie dan memeluknya secara mendadak membuat jennie terkejut seketika

"Hmm.. j-joo" Jennie mencoba melepaskan pelukan jo

"Ah.. tak bolehkah aku memeluk calon sepupu baruku hm?" Jennie menghentikan aksinya dan perkataan jo sukses merubah ekspresi yang terpancar dari wajah jennie

"Ya.. boleh, sangat boleh" dengan terpaksa jennie melukiskan senyum pahit

"Mandilah.. kita akan mencari sarapan, penghuni perutku sudah berisik sedari tadi"

"Emm.. baiklah" jo melepaskan pelukan paginya dan berjalan mengarah kamar mandi

.
.
.
.

Mereka sudah berada di kedai makan untuk menuruti keinginan perut yang sudah tak sabar ingin di berikan asupan

"Apakah kau ingin kopi jo?"

"Tak perlu.. aku hanya ingin kopi di apartemenku saja" mereka pun melanjutkan sarapannya


.



Setelah selesai mereka berjalan menuju pantai kembali, merasakan angin yang berhembus kuat menyapa dengan hikmat

"Jo?"

"Hm?"

"Bukankah kau sedang sangat sibuk belakangan ini?" Mereka berdua tengah duduk di sebuah bangku yang menghadap langsung ke arah pantai

"Ya sangat sibuk.. kenapa?"

"Tapi mengapa kau mengajakku kesini?" Jo memalingkan wajahnya hingga kedua netra dua wanita itu bertemu

"Aku bosan. Aku pun ingin beristirahat sejenak" jennie mengangguk mengerti dengan penjelasan jo yang menurutnya cukup

"Mm.. jo" lagi lagi jennie bersuara

"Hm"

"Kau tau.. aku sangat ingin ke pantai sudah lama sekali tapi bimo begitu sibuk dengan pekerjaannya.." cerita jennie terpotong dan wanita itu kini tengah tertunduk "tapi.. aku bahagia karna sekarang aku ada disini dan dapat merasakan angin yang menerpa wajahku" jo memperhatikan jennie tanpa terlewat hingga membuat nya mengukir sedikit senyum

"Andaikan bimo itu kau oh tidak andaikan kau itu bimo.. hahh...Sepertinya aku mulai gila" frustasi jennie membuat jo menariknya kedalam pelukan. Jennie merasakan aroma mint dalam tubuh jo, aroma yang menenangkan hingga rasanya tak ingin untuk melepaskan

"Bimo hanya sedang sibuk jennie. Dia bekerja keras untukmu juga, bersabarlah kelak kau akan merasakan nikmatnya" tangan jo membelai lembut surai jennie yang kini berada dalam pelukannya

"Terimaksih jo"




















Maklumkan jika banyak typo bertebaran!
Tinggalkan jejak guys..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Until the End (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang