Cafe Chocolate Wings
"Hey, bro!"
Pria yang disapa hanya diam dan memilih duduk di sofa yang ada didepan. Ia mengangkat tangan kanannya untuk memanggil pelayan. Setelah mengatakan pesanannya, ia pun bersandar sembari beberapa kali menarik nafas panjang.
"Apa kalian bertengkar lagi?" tanya Jimin sambil menyesapi caramel macchiato yang telah ia pesan lebih dulu.
"Apa dia itu tidak punya pikiran? Kenapa dia susah untuk dimengerti? Seharusnya dia sadar kalau aku tidak suka melihatnya dekat dengan tukang makan itu!" sungut Jungkook.
Jimin tertawa, "Jangan bilang kau sedang membicarakan Park Jihoon. Kata Sohyun, kalian kan berteman saat SD."
"Aku tidak pernah mau berteman dengannya. Kau ingat? Dia menyindirku waktu itu, dia bilang kalau Sohyun risih aku 'tempeli' sejak kecil! Emang dia kira aku ini iblis?!"
Beginilah jika Jungkook hanya berdua dengan Jimin. Sifat kekanak-kanakannya mulai kambuh dan dia akan mengeluhkan siapa saja yang ia tidak suka.
Kemampuan 'rap' Jungkook bertambah ketika ia sedang kesal.
"Jadi sekarang, Sohyun dimana?"
Jungkook mengalihkan pandangannya keluar, "Di rumah."
Pria itu tercengang, "Kau meninggalkan mereka bertiga malam-malam?"
"Ayolah, ini baru jam 8. Lagipula apa yang bisa terjadi saat aku pergi? Palingan dia menelpon Jihoon untuk menemaninya. Sejak si tukang makan itu datang ke Korea, dia selalu saja mengganggu waktuku untuk bersama Sohyun dan anak-anak itu. Dia sok mengakrabkan diri. Bahkan Namjoon hyung pun masih membencinya." Celoteh Jungkook.
Americano yang ia pesan pun tiba, Jungkook pun meminum sedikit kopinya untuk menghilangkan rasa haus akibat mengomel pada Jimin.
"Kau cemburu kan?" Ledek Jimin.
"Tentu saja! Dia gadis paling tidak peka yang pernah aku temui. Coba kau jadi Sohyun, aku sudah mengikutimu kemanapun, berusaha belajar mati-matian agar bisa menyeimbangkan otakku dengan otaknya, tetap baik kepadanya walau dia pernah menolakku, dan kini aku membiarkannya tinggal di rumahku. Kalau kau jadi dia, apa yang kau pikirkan, ha?"
Jimin berusaha berpikir, "Hm...kau...menyukaiku?"
"BENAR!! Laki-laki sepertimu saja bisa merasakannya."
"Apa sebegitu sukanya kau dengan Kim Sohyun? Padahal banyak perempuan yang bisa kau dapatkan lebih dari dia."
"Sohyun berbeda. Dia jauh diatas perempuan lain. Dia tidak banyak menuntut, perhatian, tidak penjijik, tegas, rajin, dan tidak murahan. Mana pernah dia merayu salah satu dari kita kan? Kalau perempuan lain ada didekat kita, mungkin dia akan menjerit histeris. Tapi Sohyun berbeda. Dia galak tapi memiliki hati yang hangat." Jungkook tersenyum.
"Okee...baiklah bucinnya Kim Sohyun. Jadi kau mau bagaimana sekarang?"
Lagi-lagi Jungkook mengusap kepalanya kasar, "Ntahlah. Dia marah sejak aku bersikap kasar pada Jihoon."
Jimin menjentikkan jarinya, "Nah, jadi siapa yang salah?"
"Aku."
"Betul! Kau terlalu posesif padahal kalian hanya teman. Lagipula apa kau yakin Sohyun menyukai Jihoon? Tidak kan?! Jadi kau harus menunjukkan sisi terbaikmu kepadanya. Jangan kasih Jihoon kesempatan, oke?!"
"Kau memang selalu bisa diandalkan, Park Jimin." Jungkook mengacungkan jempolnya.
Krriingg~
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Young
Fanfiction[REPUBLISH & REVISI] Jeon Jungkook, mahasiswa yang kurang menyukai keberadaan anak kecil, menemukan 2 orang balita yang ditelantarkan tepat di depan rumahnya sendiri. Gawatnya lagi, kedua bocah itu menganggap Jungkook sebagai ayah mereka. Sementara...