Nightmare - 1

163 11 2
                                    

Aku menjentikan jariku, membuat abu diujung puntung rokok jatuh. Lalu menghisap dalam-dalam, mencoba mencari ketenangan dari benda hina ini.

"Huft..." kepulan asap membumbung keudara, terlihat seperti awan yang dalam sekejap menghilang dihempas angin. Aku melirik arloji, jarum menunjukkan pukul 11 malam. Jam-jam segini biasanya aku sedang pergi wisata malam bersama Erika, tapi semuanya berubah sejak enam bulan yang lalu. Dan besok, adalah puncak dari semuanya.

Setelah aku sadari, hubunganku selama ini sia-sia. Tidak ada gunanya aku menjalin hubungan dengan seseorang yang bahkan mendekati kondisiku pun tidak. Untuk apa? Hanya membuang-buang waktu dan uangku saja. Harusnya sejak dulu aku tidak berharap lebih pada Erika. Anak itu hanya anak dari keluarga miskin, bahkan adiknya saja penug dengan berbagai macam kasus mengerikan. Bisa dibayangkan, kalau Erika menjadi istriku dan nanti dia tertular jiwa monster adiknya, lalu mengacaukan hidupku. Benar-benar bodoh keputusanku untuk memasukkan parasit bengis dalam hidupku, membuatku melakukan investasi sia-sia pada orang semacam Erika.

Jadi, enam bulan yang lalu, kuputuskan untuk meninggalkan Erika begitu saja. Sebelum kerugian yang kuterima semakin besar. Sudah cukup aku melepas Harvard hanya untuk anak sialan itu. Semua penyesalan ini membuatku kesal, hingga melampiaskan segalanya pada hal-hal buruk. Kerugian non materi yang sampai kapanpun tidak akan bisa terhitung nominalnya, reputasiku yang kemungkinan akan semakin merosot jika terus bersanding dengan Erika.

Padahal kami sudah menjalin hubungan sejak enam tahun yang lalu, api mau bagaimana lagi... Sebelum kerugian ini semakin membesar, aku harus sigap menghentikannya.

Tapi bukan Viktor Yamada namanya, kalau outus cinta, lalu menganggur begitu saja.

Dua bulan setelah retaknya hubunganku dengan Erika, temanku Leslie, ikut menyusul. Kondisi kami sama. Kesenjangan ekonomi dengan pasangan. Bedanya, temankulah yang jadi orang miskin, dan pacarnya yang tajir. Sudah dari awal bisa ditebak akhir hubungan mereka, tapi memang Les saja yang berharap terlalu tinggi. Valeria itu putri tunggal salah satu pengusaha kaya di Indonesia, bisnisnya sudah merambah kancah dunia. Mana mungkin mau menyerahkan pada montir yang penghasilannya selama sebulan tidak bisa memenuhi kebutuhan kaki si Tuan Putri?!

Lalu, kenapa aku mau berteman dengan Les? Setidaknya, pertemananku dengan Les tidak semerugikan hubungan percintaanku dengan Erika. Les masih bisa dimanfaatkan untuk beberapa waktu, tapi mungkin, tidak sebentar lagi.

Kalau kalian tanya, apa aku tidak bisa memanfaatkan Erika, tentu saja bisa! Tapi tidak sebagai pacar! Otaknya bisa kumanfaatkan, untuk keuntungan bisnis tentu saja. Tapi selebihnya she is nothing. Ya, jujur saja. Kecerdasannya tidak cukup untuk memajukan bisnisku, paling hanya menambah beberapa persen keuntungan saja. Tidak terlalu signifikan.

Tapi semuanya sudah tidak berguna, toh dia hanya masalalu. Tidak perlu diingat. Apapun tentang dia kini, sudah tidak akan ada artinya lagi bagiku. Kini, dia hanya salah satu alat kecil untuk meraup keuntungan. Dan alat terpentingnya sebentar lagi akan benar-benar kumiliki.

Seseorang yang memang sudah selayaknya bersanding denganku, orang yang memang mampu mendorongku semakin naik keatas, dan mengokohkan bisnis keluargaku. Seorang putri keluarga terpandang, bukan seorang berandalan dengan saudara psikopat yang bahkan nyaris membunuhku begitu saja kalau dia mau.

Orang mana lagi yang bisa membuatku semakin maju lagi lebih dari sekarang, selain...








Valeria Guntur.

Omen Love StoriesWhere stories live. Discover now