Gift

103 23 0
                                    

Hope you enjoy!

———

Hasil karya corat-coret pulpen sudah dilakukan oleh seorang gadis SMA selama satu jam. Renung ia selama pelajaran, tangannya tak berhenti bergerak untuk membuat garis baru.

"Zie, mikirin apa sih?"

"Mikirin fisika," Kenzie menyahut tanpa berfikir.

"Mikirin Adika lagi?" Kawannya tak berhenti mengganggu Kenzie yang masih berkutik dengan karyanya.

Kenzie bergidik malas. Ia lalu pergi meninggalkan Dendria yang terlihat bingung.

Kenzie menuju kantin, berniat untuk melegakan tenggorokan keringnya. Tak disangka malah bertemu dengan Adika asik dengan teman-temannya.

Dalam perjalanan kembali ke kelas setelah membeli segelas air mineral, Kenzie merenung. Memikirkan kedekatan dengan Adika yang tak akan ia capai. 'Sifat mereka yang berkebalikan, tak akan membuat mereka menjadi lebih dari sekadar teman' dan Kenzie percaya itu.

"Oh iya, besok dia ulang tahun, ya." Kenzie memang berniat untuk memberi kado untuk ulang tahun Adika tahun ini, ia terlalu malu untuk memberikannya tahun lalu.

Iya, sudah setahun dia kasmaran dengan lelaki ramah itu. Meskipun begitu, kesempatan mereka untuk saling bercakap belum sempat terwujud.

"Dria, temenin ke toko buku ya pas pulang sekolah." datang-datang Kenzie sudah disuguhi dengan pemandangan Dendria dan Brian sedang asik berantem karena game.

"Bocah ini minta temenin nanti sor-
Woi itu kill, lah!" Teriak Dendria ke Brian.

Kenzie mengangguk paham. 'Berarti sendiri aja,' pikirnya.

°°°

Kenzie berjalan sendiri di lorong sekolah, yang sudah sepi tentunya. Sudah terbiasa Kenzie pulang lebih lambat, malas ke rumah katanya.

"Misi, ini gantungannya jatuh." seorang lelaki sebayanya menepuk pundak Kenzie pelan. Sadar Kenzie langsung menengok ke arah sumber suara.

Betapa terkejutnya dia saat lelaki yang dilihat di depannya ini merupakan lelaki yang ia perhatikan selama ini, Adika.

"Oh! Iy- iya," gugup Kenzie tiba-tiba. Menerima gantungan pokoyo-nya lalu menunduk.

"Kenzie, kan?" Celetuk Adika, menjentikan jarinya.

"Iya, tau aku darimana?" Ini Kenzie yang sedang berusaha menyembunyikan senyum lebarnya.

"Soalnya Brian sering main sama Dendria, trus kamu selalu ada," ucapnya diselingi tawa kecil. Ah, Kenzie baru ingat kalau Brian merupakan teman dekat Adika.

"Kenalin aku-"

"Adika, kan?" Tebak Kenzie; yang sebenarnya sudah tahu.

Wajah terkejut Adika sangat menggemaskan di pandangan Kenzie. Kenzie langsung menjelaskan bahwa Adika itu terkenal itulah alasan mengapa dia tahu. Adika hanya menggangguk paham.

"Tumben sendiri?" Tanya Adika. Mereka memutuskan untuk berjalan bersama hingga ke gerbang hitam sekolah.

"Iya, Dria lagi ga bisa nemenin." Kenzie kembali menunduk.

"Mau aku temenin?" Adika muncul tepat di depan wajah Kenzie dengan senyum lebarnya. Menggemaskan tapi tentu Kenzie terkejut.

Kenzie hanya menggangguk tak yakin.

°°°

Waktu berlalu dengan mereka bersenda gurau menunggu bis di halte depan sekolah. Merasa lebih dekat dari biasanya.

CharmolypiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang