Rose

84 13 2
                                    

"Rose, aku suka sama kamu. Kamu mau ngga jadi pacar aku?"

Aku hanya memandang datar laki-laki yang sedang menyatakan perasaannya padaku. Sudah 3 orang yang menyatakan perasaannya padaku, padahal belum 1 bulan aku pindah ke sekolah ini.

Jujur, aku lelah. Lelah dengan keadaan seperti ini.

Karena tidak mau membuang-buang tenaga untuk berbicara, aku pun langsung melewati laki-laki tadi dan melanjutkan perjalananku yang sempat tertunda menuju ke kelas.

"Sok cantik banget sih itu anak baru."

"Muka kayak gitu aja di banggain."

"Cantik cantik tapi ga punya ekspresi."

"Sok nolak cowo biar famous aja tuh."

Aku hanya menghela nafas pelan mendengarkan semua perkataan itu setiap melintasi koridor. Karena tidak mau mengambil pusing, aku hanya tetap berjalan dengan raut wajah datar.

-----

Setelah sampai di kelas, aku segera duduk di tempatku. Tetapi aku melihat seseorang yang sudah 'mengganggu' hari-hariku sejak aku pindah ke sekolah ini dan memintaku untuk menjadi temannya sedang duduk di kursi sebelahku.

Namanya Liyan. Entah kenapa dia selalu ingin menjadi temanku dan tentunya tawaran itu aku tolak. Sebenarnya aku sedikit merasa senang karenanya, tapi aku tetap dengan pendirianku untuk membuat tembok penghalang dengan dunia luar.

Aku hanya menghela nafas pelan melihatnya lalu duduk di tempatku.

"Hai Rose!" Sapanya dengan riang sembari memperlihatkan senyumannya.

"Hai." Aku hanya membalas sapaannya dengan datar.

Dia pun mengerucutkan bibirnya melihat responku. "Jangan datar-datar mulu dong, aku bosen lihatnya. Kamu ngga lelah apa ekspresinya datar mulu?"

"Aku lelah." Batinku.

Kring!!! Kring!!!

"Udah bel, pergi." Usirku padanya.

"Jahat aku di usir," Liyan pun tambah mengerucutkan bibirnya. "Yaudah aku pergi tapi nanti pulang sekolah kita jalan ya!"

Dia pun pergi ke kelasnya dengan berlari kecil. Aku menghela nafas sembari melihatnya dengan tatapan datarku. Dan aku menghiraukan kata-katanya tadi.

Mungkin menurut orang lain, aku itu seseorang yang sombong karena tidak mau membuka diri kepada orang lain. Tapi, setiap orang pasti mempunyai alasan kenapa dia menjadi pribadi yang seperti itu. Dan aku juga mempunyai alasannya.

Aku hanya takut. Takut jika suatu saat semua orang akan meninggalkanku kembali karena tahu rahasiaku. Dan aku hanya tidak ingin mengulang kembali pengalaman menyakitkan itu.

-----

Kring!!! Kring!!!

Bel pulang berbunyi. Aku segera mengemasi barang-barangku dan memasukkannya ke dalam tas.

Saat ingin keluar kelas, aku dikejutkan dengan adanya Liyan yang sedang menungguku di depan pintu. Karena aku malas menanggapinya, aku pun melewatinya begitu saja.

"Rose tungguin dong!" Serunya sambil mensejajarkan langkahku.

"Aku kan tadi udah nungguin kamu. Temenin aku jalan ya hari ini? Kali ini aja." Ajak Liyan dengan tampang memelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CharmolypiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang