Sisa perjalanan itu hanya diisi oleh keheningan. Alarick maupun Valerie tidak membuka suara lagi ketika Valerie tidak membalas ucapan Alarick soal keinginannya agar Valerie tidak hamil.
"Stop di depan gedung yang berwarna putih itu." Kata Valerie, mengejutkan Alarick.
Alarick segera berdeham dan menepikan mobilnya di depan gedung yang Valerie tunjuk. "Apa ini? Motel?" tanyanya penasaran.
"Bukan. Itu apartemenku."
"Apartemen??? Kenapa bentukannya seperti motel??"
"Hm." Jawab Valerie dingin sambil membuka sabuk pengamannya.
Alarick menghela napas panjang dan mematikan mesin mobilnya.
"Kenapa Anda mematikan mesin mobilnya?" tanya Valerie sambil menaikan sebelah alisnya.
Alarick terdiam kaku seketika. "Hm? Aku hanya ingin berkunjung."
"Tidak."
"What?? Kau melarang calon suamimu berkunjung ke gedung kumuh itu???"
"Ada orang lain yang menghuni kamarku di dalam gedung kumuh itu. Dan untuk pertanyaan Anda yang kedua, apakah Anda yakin akan menjadi calon suami saya?? Apa setelah mendengar ucapan Anda barusan, saya masih mau menerima Anda sebagai suami??"
"Valerie! Kau sudah berjanji pada Kakekku!"
"Janji bisa dilanggar."
Alarick menggeram kesal. "Kakek akan mati lebih cepat." Katanya kejam.
Valerie menatap Alarick dengan tatapan kaget luar biasa sekaligus marah. "Anda mengucapkan itu dengan santainya?? Apa Anda benar-benar tidak punya hati?? Ah, saya mengerti. Bagi seseorang yang mengatakan untuk menggugurkan janin, Anda benar-benar iblis!"
"Ya! Aku memang kejam. Dan jangan pernah lupakan kekejamanku karena aku bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tubuhmu."
Valerie menatap geram pada Alarick. Dia memukulkan tasnya pada wajah bengis Alarick. "Lakukan itu, dan saya akan membunuh diri saya sendiri di hadapan Anda." Katanya.
Alarick mengembuskan napas panjang. Dia mengusap wajahnya kasar dan mengalihkan pandagannya dari Valerie. "Kau sudah berjanji, sialan." Desisnya.
Valerie membuka pintu mobil. Masih dalam duduknya, Valerie menoleh pada Alarick. "Kalau begitu, saya punya perjanjian lain jika Anda benar-benar ingin menikahi saya."
Alarick segera menatap Valerie. Sial, Alarick, kau benar-benar gampangan. Geram batinnya. "Apa itu?" tanyanya.
"Saya ingin tinggal di Indonesia."
"You kidding me!"
"Saya serius."
"Aku tidak mau!"
"Mr. Damian sakit! Apakah wajar seorang cucu membiarkannya sakit parah sendirian??"
"Dia bisa menyewa dokter pribadi dan suster pribadi, Valerie!"
Valerie diam. Matanya menatap Alarick dengan sengit. "Tega-teganya Anda mengatakan hal itu?"
"Ck, kenapa kau sensitif sekali??"
"Apa salah? Saya hanya defensif. Saya menikahi seorang Iblis dan saya tidak ingin salah jalan."
"Kau hanya perlu menikahiku dan bersenang-senang dengan hartaku, Valerie. Kau bahkan tidak perlu berkerja."
Valerie menganga mendengar ucapan Alarick. Tatapannya yang tadinya sengit berubah menjadi tatapan tidak percaya. "Apa Anda pikir saya menikahi Anda hanya untuk itu??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Devil [#TDS1] (Repost)
Roman d'amourSELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA MINIMAL 500 JUTA DAN PENJARA MINIMAL 2 TAHUN [Alarick - Valerie] Konten Dewasa 21+ "Ahng." Desah Valeri saat merasakan tekanan di kewanitaan...