Hai~ hai~ aku kambek.... ada yang kangen? Sama ceritanya so pasti.
Maaf yahh karena ngilang cukup lama. Tapi kalo yang suka buka profile aku pasti tahu, aku udah pasang logo 'HIATUS' di sana. Meski gak aku sertakan alasan, tapi harusnya sih cukup untuk gak nagih update-an. Walau masih ada beberapa yang malah neror – kirim pesan mulu. Berasa ceritaku bagus aja, di nanti2 ampe segitunya. Padahal sih gak jelas alur dan ujungnya. Tapi makasih yang masih setia baca ulang semua karya-ku.
Dan semoga kalian masih betah di lapak ini. Makasih en hepi riding...
.
.
Berjalan di dalam hutan tanpa bantuan penerangan apapun cukup menyulitkan kedua wanita yang masih terus berjalan sejak hampir satu jam yang lalu. Sedikit beruntung dengan kilat yang sesekali menunjukkan keadaan sekitar mereka. Meski hal itu juga membuat keadaan semakin mencekam, setidaknya mereka akan tahu arah mana yang harus di lalui untuk keluar dari hutan. Meski nyatanya belum ada tanda-tanda jalan itu akan terlihat.
Mereka berjalan tanpa melepas genggaman tangan satu sama lain. Mencoba mengurangi rasa takut dengan merasakan kehadiran masing-masing. Situasi mencekam seperti ini bukan pertama kali terjadi pada SeolA. Meski begitu ketakutannya tidak berkurang sama sekali, terlebih kali ini ia di tempatkan pada posisi sebagai pelindung – bukan yang di lindungi seperti biasa jika berada di situasi ini bersama Park Chanyeol.
Yerim sendiri tidak berani membayangkan apapun yang akan terjadi padanya setelah ini. Jika mereka berhasil keluar dari hutan, lalu apa? Jika bukan Jungkook yang menemukan mereka, maka orang-orang Chanyeol atau kakeknya. Dan jikapun ia kembali pada Jungkook, tidak menjamin hidupnya akan tenang. Selama harta itu masih berada di tangannya, Yerim pikir ia tidak akan pernah memiliki kehidupan tenang.
" Yerim, berhenti! " SeolA menarik tangannya untuk bersembunyi di semak terdekat dari mereka. " Aku melihat cahaya tadi. Sepertinya ada kendaraan yang mendekat, kita harus tetap waspada.. "
Yerim mengintip demi memastikan apa yang di ucapkan SeolA. Dan benar, di kejauhan terlihat cahaya kekuningan mengarah mendekati tempat mereka sekarang bersembunyi. Wanita hamil tersebut segera merapat pada tubuh SeolA. Takut pada siapapun yang akan mereka hadapi nanti.
" Merapatlah pada pohon agar tersamarkan semak. Kau tidak takut serangga 'kan? " SeolA membimbing Yerim sembari berbisik. Yerim merespon dengan gelengan, kemudian mengangguk dan patuh pada perintah wanita sekertaris itu.
Sorot lampu di kejauhan semakin mendekat. Hingga mobil sedan hitam tampak di depan mata, kemudian berhenti tidak jauh dari sana. Untuk sesaat, Yerim dan SeolA menahan napas ketika mendengar deru mesin mobil begitu dekat dengan tempat mereka bersembunyi. Dengan menutup mulut menggunakan masing-masing tangan, kedua wanita itu saling bertatapan takut. Terlebih ketika pintu mobil tersebut mengayun terbuka, dan beberpa orang turun.
Langkah beberapa orang terdengar di sekeliling mereka. Membuat keduanya semakin merapatkan tubuh satu sama lain.
" Kau yakin melihat mereka? " Suara berat salah satu dari mereka terdengar.
" Saya yakin, tuan. Tadi saya sempat melihat dua orang di sekitar sini... " Suara lain terdengar. Kali ini, kedengarannya seperti seseorang yang ketakutan karena meski terdengar seram namun sedikit bergetar.
" Kuharap apa yang kau lihat benar-benar dia " Dan kali ini, suara itu terdengar begitu familiar di telinga Yerim.
Didorong rasa penasaran, Yerim bergerak mengintip. Mengamati satu persatu dari beberapa lelaki yang berjalan-jalan di sekitar. Dan ketika netranya menangkap satu sosok yang juga di harapkannya untuk datang, tengah berdiri di dekat mobil – terlihat mengamati sekitar. Refleks, Yerim keluar dari tempat persembunyiannya. Mengabaikan bisikan SeolA yang menyuruhnya untuk kembali berjongkok, Yerim justru berlari menyongsong lelaki yang tampak kaget dengan kemunculannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Cash
FanfictionMoney changes me, does it change us? Waktu mungkin menentukan segalanya, tapi uang juga bisa mengubah apapun. Termasuk dia yang rapuh, menjadi si dingin berhati baja. Waktu berjalan kedepan, meninggalkan siapa saja yang malas bergerak. People are j...