Vote jangan pelit ya
.
.
Tidak mudah bertahan pada satu kondisi yang sulit, tapi kehadiran seseorang yang berarti untuk hidup kita akan sangat membantu
.
.
Musim dingin – Seoul, Korea Selatan.
Yerim berjalan tergesa di lobi perusahaan tempatnya bekerja. Rabu pagi dengan langit berselimut awan kelabu, mengiringi langkah gadis itu memulai hari. Dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, pukul 8.17 a.m. Dan tentu saja, ia terlambat." Nona Kim! " Nada tinggi dan tegas itu menghentikan langkahnya. Memejamkan mata singkat dan mengumpat dalam hati, sebelum berbalik untuk mendapati ketua Divisi-nya berdiri dengan wajah datar penuh peringatan tak jauh darinya.
" Dua puluh menit – lima puluh ribu won " Yeri hanya mengangguk pasrah. " Pergi keruanganmu dan selesaikan pekerjaan yang menunggu untuk kau selesaikan "
Dan lagi-lagi, gadis itu hanya mengangguk. Kemudian, ia berbalik dan berjalan menuju lift untuk sampai ke ruangannya di lantai tujuh belas. Hari ini, Yeri kembali kehilangan lima puluh ribu won dengan sia-sia. Mengurangi pemasukan gaji yang seharusnya bisa terkumpul lebih banyak dari yang ia dapat. Tapi mau bagaimana lagi, ini salahnya yang selalu bangun terlambat dan membuatnya datang tak tapat pada waktunya.
Gadis itu berjalan lesu menyusuri lorong lantai tujuh belas, dimana Divisi yang ia tempati berada. Ia tak perlu menengok kanan kiri untuk melihat tatapan penasaran dari para pegawai dari balik dinding kaca ruangan. Ini sudah biasa terjadi selama hampir satu tahun belakangan. Dan teman-teman kantornya sudah cukup hafal dengan hal itu.
" Lima puluh ribu won? " Yeri menoleh pada Tzuyu ketika sampai di meja kerjanya.
Menghela nafas lelah dan mengangguk sebagai jawaban. Tzuyu sudah hafal dengan kebiasaan kepala Divisi mereka yang selalu memotong gaji bagi karyawannya yang terlambat. Dan entah bagaimana perhitungannya, gadis tersebut mengetahui jumlah yang akan dipotong sesuai waktu keterlambatan. Padahal tidak ada nominal khusus yang tertera di surat kontrak untuk setiap menit keterlambatan. Meski denda itu memang ada, atau mungkin Yerim melewatkannya ketika membaca surat kontrak dulu.
" Sebaiknya kau berhenti dari pekerjaanmu di sana " Ujar Tzuyu, menatap prihatin sahabatnya tersebut.
" Aku sangat ingin – tapi aku tidak bisa dan kau tahu alasannya, Tzuyu "
Tzuyu tentu saja tahu alasan apa yang membuat gadis itu bersikeras bekerja sambilan di tempat lain meski tubuhnya terlalu lelah. Dia mengenal Yerim sejak masa kuliah dan menjadi teman akrab sejak saat itu. Dan ia juga mengetahui bagaimana kehidupan gadis itu yang berjuang keras untuk seseorang.
" Aku sangat ingin membantu, tapi kau juga lihat bagaimana keadaanku sekarang " Ujar Tzuyu pelan. Dan dibalas Yerim dengan senyum tipis yang tulus.
" Meskipun kau bisa, aku tidak akan menerimanya Tzuyu. Selama ini aku sudah terlalu sering merepotkan kalian berdua. Kau dan Kyulkyung sudah terlalu baik padaku dan dia " Balasnya pelan.
" Kuharap kau mendapatkan jalan keluar yang terbaik " Ucapan tulus itu yang selalu menjadi akhir topik tersebut. " Dan tadi wakil Direktur Park mencarimu. Setelah jam makan siang kau harus menemuinya di ruangan "
" Wakil Direktur Park?! " Yerim memastikan dengan nada khawatir. Gadis itu menggigit bibir bawahnya pelan dan perasaan gelisah itu menyusup ke dalam dirinya. " Apa aku akan di pecat karena selalu datang terlambat?! " Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Cash
Fiksi PenggemarMoney changes me, does it change us? Waktu mungkin menentukan segalanya, tapi uang juga bisa mengubah apapun. Termasuk dia yang rapuh, menjadi si dingin berhati baja. Waktu berjalan kedepan, meninggalkan siapa saja yang malas bergerak. People are j...