Chapter 5 _ Shelter

4.7K 614 44
                                    


VoMent jangan lupa~~

Happy Reading Gess

.

.

" Gadis sialan! " Desisan itu terdengar menyakitkan, terutama untuk hatinya yang rapuh. Dia hanya gadis remaja yang tengah berusaha memahami hal baru yang di rasakannya. Gadis yang untuk pertama kali selama hampir tujuh belas tahun hidupnya, merasakan perasaan asing pada lawan jenis yang di sebut 'cinta'.

Kim Yerim! gadis berseragam SMA itu hanya dapat bersimpuh di atas rerumputan. Menundukkan kepalanya dalam, berusaha menyembunyikan wajahnya dari semua orang yang memandanginya dengan berbagai ekspresi. Mencemooh, kasihan dan perasaan lain yang timbul ketika melihat seorang gadis berpenampilan kacau terduduk di tengah lapangan dengan di kelilingi murid lain atau sekedar pejalan kaki yang sekedar lewat di area taman tersebut.

" Apa kebaikannya selama ini tidak cukup?! Dia menganggapmu keluarganya, adiknya! Dan apa balasanmu untuk semua sikap itu? tidak ada. Kau memanfaatkan kebaikannya untuk kepentinganmu, dan sekarang kau berniat membunuhnya. Gadis pembawa sial sepertimu memang tak pantas hidup "

Yerim masih bergeming di tempatnya. Gadis itu cukup kebal akan cacian yang di lontarkan oleh seseorang yang ia sukai tersebut. Lebih tepatnya, mungkin Yerim sudah sangat terbiasa mendapat caci maki dari orang-orang selama ini. Telinganya telah tuli, dan hatinya seolah membeku menerima segala hinaan. Tapi mendengarnya dari orang yang di sukainya tentu saja jauh lebih menyakitkan.

" Bukan aku " Lirih Yerim, mencoba membela diri. Meski tahu tak akan ada gunanya ia menjelaskan, toh itu tidak akan mengubah pandangan mereka terhadap Yerim. Mereka hanya tahu, Yerim selalu menjadi tersangka utama. Salahnya atau bukan, Yerim tetap yang akan menjadi kambing hitam. Itu sudah terjadi sejak dulu, sejak kehidupannya berubah karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan.

" Mengelak!? Hanya kau yang ada bersamanya saat itu " Teriak lelaki yang berdiri menjulang di depan Yerim. " Aku salah menganggapmu berbeda. Kau bukan gadis terbaik yang pernah ku temui, sebaliknya – kau hanya gadis pembawa bencana dan aku sangat membencimu "

" Jeon Jungkook berhenti "

Lelaki itu menoleh dan mendapati para sahabatnya yang berlari menghampirinya di tengah lapangan kecil dekat sekolah, Yerim. Jungkook berdecak, ia tahu kedatangan sahabatnya itu hanya akan menghambat niatnya untuk menghajar gadis yang masih bersimpuh di dekat kakinya. Lelaki itu bahkan tidak perduli jika di anggap pengecut karena memukul wanita.

" Hentikan sekarang sebelum kau menyesal " Yerim mendengarnya, namun gadis itu tak mampu mengangkat kepalanya sekedar untuk melihat, siapa orang yang secara tidak langsung telah menolongnya itu. Tapi tubuhnya seakan kaku, ia terlalu lama menahan setiap rasa sakit yang di tujukan untuknya selama ini. Meski tak menangis, namun Yerim tahu bahwa hatinya terlalu lelah dan putus asa.

Yerim tak lagi dapat mendengar perdebatan di sekitarnya. Gadis itu bangkit berdiri, kepalanya masih tertunduk disaat ia mengumpulkan suaranya agar tidak bergetar. Memberanikan diri memandang lelaki di hadapannya, gadis itu tersenyum tipis walau harus menahan perih di sudut bibirnya yang terluka akibat tamparan bertubi-tubi yang Jungkook layangkan tadi.

" Aku tidak marah padamu sekalipun kau melukaiku, Jungkook-ssi. Aku tidak akan menjelaskan apapun mengenai, Somin eonni yang terluka. Jika menurutmu aku tersangkanya, maka jadikan aku tersangka. Tapi satu hal, aku ingin kau tahu satu hal bahwa aku benar-benar tulus menyayanginya – menyayangimu... "

" Aku bersumpah tidak akan sudi menaruh hati padamu " Yerim memejamkan matanya sembari tersenyum miris, ketika Jungkook berteriak keras tepat di depan wajahnya. Lelaki itu kembali mengungkit pernyataannya beberapa hari yang lalu.

Dirty CashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang