Voment-juseyooo!
.
.
" Jihoon-ssi... " Kyulkyung meneguk ludahnya susah payah. Dia wanita anti tertindas, selalu menantang siapapun yang mencoba mengusiknya. Tapi, melihat bagaimana seorang Jihoon murka bukanlah opsi baik.
" Katakan. Sekarang. " Tekan lelaki itu tajam.
" Tenangkan dirimu dan kami akan mengatakannya "
" Tzuyu! " Peringat Kyulkyung lirih.
" Tidak ada pilihan lain. Ini juga demi menemukan keberadaan Yerim " Bisik Tzuyu.
Jihoon mengamati sejenak kedua wanita itu yang saling berbisik. Mendengus keras, sebelum beranjak menuju sofa di ruangan tersebut. Duduk angkuh dengan tangan terlipat di depan dada, serta tatapan tajam mengarah pada kedua wanita di hadapannya – bermaksud mengintimidasi. Mengamati mereka yang masih menempel, bergumam satu sama lain.
" Aku tidak yakin Jihoon akan mengampuni pria itu jika tahu "
" Tapi hanya ini cara untuk menemukan Yerim dan menyelamatkan kita darinya " Tzuyu kembali berbisik, melirik ke arah Jihoon duduk.
" Bagaimana kalau Jihoon kembali masuk penjara karena membunuh Juungkook? "
" Kau pikir bosku selemah itu! " Decak Tzuyu tidak terima. Lebih pada pemikiran keji Kyulkyung pada Jihoon.
" Kau tidak tahu saja, se-sensitif apa Jihoon mendengar nama bosmu itu "
" Tapi... "
" Aku menunggu nona-nona! " Nada tajam kembali terlontar dari satu-satunya pria yang ada di ruangan tersebut.
Keduanya terdiam seketika. Tzuyu kemudian menarik Kyulkyung untuk sedikit lebih dekat dengan Jihoon. Memaksa wanita itu untuk duduk di sofa yang berada tepat di seberang si lelaki duduk.
" Siapa pria itu? " Tanya Jihoon langsung.
" Dia atasanku dan Yerim " Ujar Tzuyu tenang. Jihoon mengangkat sebelah alisnya, menunggu perempuan itu untuk melanjutkan kalimatnya. " Direktur Utama, CEO dan bisa di katakan Founder perusahaan tempat kami bekerja. Dia memang baru beberapa bulan menempati posisi teratas perusahaan, karena sebelumnya dia berada di perusahaan induk – Jepaang. Sejak tersiar kabar bahwa posisi itu akan di tempati, Yerim telah di tawari menjadi sekertarisnya "
Jihoon ingat ketika Yerim menceritakan mengenai kenaikan jabatannya di kantor.
" Berapa usianya? "
" Dua atau tiga tahun di atas kita " Tzuyu masih menguasai pembicaraan. Sedangkan Kyulkyung terlalu ciut untuk sekedar membuka suara. Wanita itu gemetar, takut jika pembicaraan itu sampai ke awal mula ide itu tercetus, Jihoon akan tahu bahwa dialah si biang masalah. Dan nasibnya tidak akan lebih baik dari gumpalan tisu bekas yang berada di tong sampah berbau busuk. Mengerikan.
" Kalian tahu... " Jihoon sengaja menggantungkan kalimatnya. Lelaki itu memajukan tubuhnya, menumpukan kedua siku di atas lutut dengan jemari yang saling bertaut di bawah dagu. " Aku yakin, Yerim tidak akan memiliki pemikiran untuk menjual tubuh jika bukan hasutan dari pihak luar " Ujarnya santai, namun berhasil memacu detak jantung kedua perempuan di hadapannya.
Kyulkyung menelan ludah susah payah. Ini yang dia takutkan. Meski sadar Jihoon sepeka itu jika menyangkut Kim Yerim, tapi Kyulkyung tetap nekad memberi saran yang meyesatkan. Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Toh dia masih memiliki Kim Mingyu yang siap melindunginya seandainya Jihoon berniat melenyapkannya dari dunia ini. Oke, itu terdengar berlebihan. Tapi untuk berjaga-jaga, wanita itu butuh menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Cash
FanficMoney changes me, does it change us? Waktu mungkin menentukan segalanya, tapi uang juga bisa mengubah apapun. Termasuk dia yang rapuh, menjadi si dingin berhati baja. Waktu berjalan kedepan, meninggalkan siapa saja yang malas bergerak. People are j...