"Yatuhan Jaehyun, kamu ngga liat sekarang baru jam berapa?" Misa berkacak pinggang di depan pintu rumahnya ketika melihat tamu yang datang di jam 6 pagi hari ini. Hey, orang gila mana yang berkunjung pagi pagi buta begini kerumah?
Jaehyun terkekeh, "maaf, habisnya kalo aku ngga kesini cepet nanti kamu keburu berangkat sendiri ke kampus"
"Ya terus kalo aku berangkat sendiri ke kampus kenapa JaE" Misa gemes sendiri sama Jaehyun, kakak tingkatnya dikampus yang sekarang lagi mainin tangan di depannya sambil menunduk, berakting menggemaskan.
"Kan kamu prioritasku, ya aku utamakan lah."
"Jaehyun astaga, ngga gitu. Kamu ngga jemput pun kan aku bisa naik bus atau di jemput Kara, gausah repotin diri sendiri gitu ah." Misa narik tangannya Jaehyun masuk kerumah terus ngajak dia ke ruang makan, dudukin lelaki itu di salah satu kursi disana.
"Yang ngerepotin diri sendiri siapa sih? kan aku udah bilang kamu prioritasku, tanggung jawabku lah buat anter jemput kamu"
"Ya aku ngga pernah minta jadi prioritasmu astaga," Misa masih sibuk dengan masakannya pagi ini. Dia yang tadinya fokus memasak harus terganggu dengan kedatangan Jaehyun yang tiba-tiba.
Tangannya dengan lihai menambah seporsi nasi lagi untuk nasi goreng paginya ini. Sebenernya Misa udah nakar porsi sarapan pagi ini. Ayah, bunda, Mas Doy, Kak Jaerim, baby mereka, sama dirinya sendiri. Tapi gara-gara Jaehyun dateng dia harus nambah seporsi lagi.
Ya emang sih Jaehyun biasa sarapan disini. Padahal mah dirumah Jaehyun udah disiapin sarapan, tapi dia lebih milih buat kerumah Misa buat sarapan.
"Kan aku udah bilang waktu itu, kalo kamu udah jadi punyaku" Jaehyun dengan santainya ngomong gitu ngga tau kalo Misa daritadi udah merah di dapur.
"Terserah kamu deh, aku nyerah!"
"yESS, gitu dong sayang."
Misa milih buat cuekin Jaehyun dan lanjutin pekerjaannya. Setelah menuangkan nasi goreng itu ke mangkuk yang super besar, Misa membawanya ke ruang makan yang telah diisi oleh keluarganya dan tentu saja Arion Jaehyun Radhika.
"Auntie!"
Misa tersenyum sumringah waktu denger Riko, keponakannya manggil. Dia jalan ke tempat duduk tinggi Riko kemudian mengecup pipi gembilnya, "pagi sayangnya auntie!" Riko ketawa, keliatan banget kalo dia sayang sama Misa.
"Aku juga mau dicㅡ"
"SHH!" Misa nampol pelan pipinya Jaehyun bikin lelaki itu ngga jadi ngelanjutin kalimatnya.
"Ciee, Jaehyunnya pengen tuh dek" kata Jaerim terkekeh melihat interaksi antara Jaehyun dan Misa yang terlihat sangat alami.
"Ih apasih kak, mulutnya Jaehyun aja yang nakal" Misa mendengus terus duduk di kursinya, dia kasi jarak sama Jaehyun karena dia lagi ngambek,
"Yah, jangan ngambek dong. Aku beliin Pizza ya?"
Misa auto mepetin kursinya sama Jaehyun lagi terus senyum, "oke." Jaehyunnya sih nahan gemes, Misa diimingi makanan saja langsung berhenti merajuk.
"Yaampun Misa, cepet banget berubahnya" bundanya Misa ketawa waktu denger jawabannya Misa tadi.
"Lumayan bun, aku ngga perlu ngeluarin uang."
"Emang uang yang ayah kasi kamu kemanain? kok ngga perlu ngeluarin uang?"
"Aku tabung, siapa tau aku ada keperluan mendadak nanti" Misa mengendikkan bahunya.
Doyoung diam diam tersenyum. Tiga tahun berlalu dan Misanya, gadis yang pernah singgah dihatinya itu telah tumbuh dewasa. Doyoung sangat bangga rasanya.
"Berarti nanti ngurus keuangan rumah tangga kita ngga ada masalah dong ya?"
"Jaehyun. ."
"Iya sayang?"
"Aku sentil bibirnya mau?"
"Dicium aja gimana?"
"HEH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless [✔]
Random╔═══════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴛᴏᴏ ʟᴀᴛᴇ ╚═══════╝ ❝ ᴅᴇᴋ, ᴄɪɴᴛᴀᴋᴜ ᴘᴀᴅᴀᴍᴜ ʟɪᴍɪᴛʟᴇss.❞ ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©