Rahasia Yang Lain

2.2K 254 51
                                    

Warning : 2k word lebih, semoga gak bikin bosen :')

Sudah dua hari ini Jimin hanya berdiam diri di rumah.

Ia tidak pergi ke kampus atau kemana pun, hanya mengurung diri di kamarnya.

"Jimin sudah sarapan?" tanya Seokjin pada pelayannya.

"Tuan Jimin belum keluar kamar dari tadi".

Seokjin menarik nafas lelah dan bergegas ke kamar adiknya.

Ia mengetuk pintu kamar Jimin.

"Jimin"

Tidak ada jawaban.

"Jimin, kau boleh marah pada hyung, tapi kau harus tetap makan".

Masih tidak ada jawaban.

Seokjin mendesah.

"Baiklah kalau kau tidak mau bicara sekarang, kita bicara nanti setelah hyung pulang dari kantor" pasrah Seokjin.

"Jangan lupa sarapan, Jimin. Hyung tidak mau kau jatuh sakit" ucap Seokjin sebelum akhirnya pergi.

Jimin memasang telinganya baik baik.

Ia mendesah lega ketika mendengar suara mobil Seokjin meninggalkan halaman rumahnya.

Jimin memeluk bantalnya. Ini pertama kalinya ia dan Seokjin bertengkar hebat. Dan Jimin tidak tau apa yang harus di lakukannya.

.
.
.

Sebelum ke kantor Seokjin mampir ke kampusnya terlebih dahulu.

Ia harus mengurus kepindahan Jimin secepatnya.

Langkah Seokjin terhenti ketika matanya menangkap sosok Taehyung.

"Taehyung.. "

Yang di panggil hanya melengos dan melanjutkan langkahnya tanpa berhenti.

Seokjin mengumpat dan mencoba mengejar Taehyung.

"Taehyung, dengarkan aku dulu" ucapnya begitu berhasil mengejar Taehyung.

Taehyung kembali memalingkan wajahnya, enggan untuk menatap Seokjin.

"Kau tidak mau menatapku" ucap Seokjin getir "Apa kau sangat marah padaku?"

"Aku membencimu" jawab Taehyung dingin.

"Taehyung, aku-"

"Jangan bicara padaku lagi"

Taehyung kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti karena Seokjin.

"Aku mencintaimu!"

Taehyung berdecak kesal. Ia membalikan tubuhnya dan menatap kukuh Seokjin.

"Aku tidak!"

"Kau bohong!"

"Aku tidak mungkin mencintai orang yang telah memukul hyungku"

"Taehyung~ah.. "

"Kau yang telah memilih kebencianmu, Seokjin~ssi. Dan aku memilih untuk berhenti mencintaimu. Kita sama sama membuat pilihan, adil kan".

Seokjin mengatupkan mulutnya dan menatap Taehyung dengan kecewa.

Menyedihkan, tapi Seokjin tau ia pantas menerima kemarahan Taehyung.

Seokjin menarik nafasnya yang terasa sesak.

"Baiklah, kau benar. Ini adil karena kita sama sama memilih" Seokjin tersenyum sumbang.

"Kalau begitu- aku pergi"

Taehyung mendengus "Terserah".

Seokjin mengangguk kecewa kemudian pergi.

LOVE SECRET -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang