7

166 23 4
                                    

.
.
.
.
.
[Your Name] melangkahkan kakinya sampai di sebuah taman bermain anak-anak di daerah yang tidak jauh dari mansion Akashi. Dia memutuskan untuk duduk di salah satu ayunan gantung di dekat kotak pasir di taman itu. Memikirkan kejadian yang baru saja terjadi membuatnya merasakan perasaan yang campur aduk. Merasa bersalah pada Akashi, merasa merepotkan Akashi, merasa bahwa dia memang tidak layak bagi Akashi, terlebih dia merasa tidak enak terhadap kedua orang tua Akashi karena dia seenaknya mengenal dan dekat dengan Akashi. Air mata yang sudah tertahan di matanya tidak bisa terbendung lagi dan akhirnya mengalir melewati pipinya. [Your Name] terisak sendirian.

====================================================

Midorima berjalan menyusuri jalan setelah dari minimarket untuk membeli persediaan bahan makanan untuknya. Bodohnya dia sampai lupa bahwa persediaannya habis satu hari yang lalu, mungkin dia lupa karena terlalu larut dalam acara perayaan ulang tahun Akashi yang jarang sekali dilakukan. Tidak lupa lucky item jepitan bunga mawar yang selalu ia bawa kemana-mana seharian ini karena hari belum berakhir jadi lucky itemnya juga belum berubah.

Dari kejauhan dia melihat seorang gadis sedang duduk di ayunan di taman yang tidak jauh dari tempatnya.

"Apa yang gadis itu lakukan di taman malam-malam begini, sendirian pula, yah bukan berarti aku peduli sih." Pikir Midorima yang melihatnya.

Midorima hendak melewati taman itu sampai dia mendengar isakan kecil. Dia pun menengok ke arah gadis itu. Gadis yang membelakangi jalan di taman itu terlihat menunduk dan pundaknya sedikit bergemetar. Midorima menatap lekat punggung gadis itu karena malam.

"Sepertinya aku tau dress merah yang dipakai gadis itu, seperti milik [Last Name], tapi apa mungkin...?"

Meski dia bilang tidak peduli, dia pun mendekati gadis itu karena penasaran.

"Aku mendekatinya bukan karena apa-apa, hanya untuk memastikan sesuatu."

Begitu dia hampir sampai di dekat gadis itu, melalui samping dia melihat sekilas wajah gadis itu. Melihat tatanan rambut dan dress merah yang dia kenakan, Midorima yakin kalau dia tidak salah dan langsung mendekati tepat di sebelahnya.

"[Last Name]."

[Your Name] terkejut namanya tiba-tiba dipanggil, padahal ini malam-malam kenapa bisa ada orang, itu yang [Your Name] pikir. Tapi [Your Name] merasa mengenal dengan suara yang barusan memanggilnya, jadi dia mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.

"Midorima...-kun?"

Midorima melihat ada bekas air mata mengalir di pipi [Your Name].

"Mengapa kau menangis? Apa yang terjadi padamu?"

"Eh ah, a-aku tidak menangis, mataku hanya kemasukan pasir, kau lihat kan ada pasir di depanku, tadi pasir itu terbang terbawa angin dan masuk ke mataku, ahaha."

"Kau tidak usah berbohong, aku melihat pundakmu bergetar dari jauh dan juga ada bekas air mata di pipimu, bu-bukan berarti aku me-memperhatikanmu, hanya saja aku tidak sengaja melihatmu."

"Ooh begitu. Ya kau benar, Midorima-kun. Hebat ya, meskipun kau tsundere* tapi kau sangat perhatian, terima kasih."

"Bu-bukan apa-apa. Daripada itu, apa masalah yang kau hadapi ada kaitannya dengan Akashi?"

"Kurasa kau sudah tau, karena selama ini aku hanya dekat dengan Akashi-kun dan juga para pekerja di rumahnya, em maksudku di mansionnya."

"Hmm, apa yang terjadi?"

[Your Name] hanya menunduk kembali dan tidak menjawab pertanyaan Midorima. Midorima yang menyadari itu pun tidak bermaksud memaksanya menjawab. Dia hanya menghela nafas.

[Akashi × Reader] Tasukete Kurete ArigatouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang