Ai no Shoumei

110 12 5
                                    

Teng teng teng

Bel gereja berbunyi, banyak orang sudah duduk rapi di dalam sana, dan karpet merah tergelar memanjang di tengah tengah mereka menandakan akan ada pernikahan yang akan dilaksanakan disana. Di depan sudah berdiri pastur yang akan membacakan janji pernikahan dan seorang laki-laki yang menjadi mempelai pria. Mereka semua masih menunggu gadis yang menjadi mempelai wanita membuka pintu sebagai pertanda upacara pernikahan dimulai.

"Shiori-san terima kasih sudah membantuku mengenakan gaun yang merepotkan ini."

[Your Name] dan Shiori saat ini sedang di ruang yang disiapkan untuk ruang ganti pengantin wanita.

"Haha iya sama-sama. Dan juga mulailah memanggilku dengan panggilan ibu, karena setelah ini kau akan menjadi anakku juga."

"Iya, ibu." [Your Name] mengatakan itu dengan air mata haru yang menetes dari matanya.

"[Your Name]-san jangan menangis, padahal sudah cantik begini" Shiori mengelap air mata Yuki dengan sarung tangan yang dibawanya.

Pintu ruang ganti terbuka dan menampakkan dua orang yang tidak asing, Kise dan Gracia.

"Wah kau cantik sekali, [Your Name]-chan. Kalau begini bisa-bisa Akashi-kun nanti tidak bergerak saking terpesonanya, haha."

"Gracia-san, kenapa kau disini? Kukira kau kembali ke Spanyol."

"Aku sementara masih di Jepang, lagipula masa temanku menikah aku tidak datang."

"Lalu kenapa kau bisa bersama Ryota?"

"Mm dia ini...itu lho yang pernah kuceritakan sebelumnya."

"...Ah! Jangan-jangan dia yang kau..."

Gracia megedipkan sebelah matanya menandakan kalau dugaan Yuki benar.

"Baiklah, Ryota, tolong antarkan Shiori-san ke tempat Masaomi-san ya sekaligus cari tempat duduk untuk kita, aku yang akan mendampingi [Your Name]-chan ke tempat Akashi-kun."

Kise mengangguk lalu mengajak Shiori ke tempat duduk yang sudah disiapkan tentunya. 

"Gracia-san..."

"Ada apa [Your Name]-chan?"

"..."

"Ooh jangan-jangan kau masih gugup?"

"Tidak, bukan begitu. Aku masih belum percaya bahwa aku mendapat semua kebahagiaan ini, aku selau berpikir apakah aku pantas mendapatkannya. Dan lagi orangnya adalah Akashi-kun yang merupakan keluarga terpandang, sedangkan aku...entah kenapa aku masih ragu dengan pikiran itu.."

Mendengar ungkapan isi hati [Your Name], Graia perlahan tersenyum lembut lalu berkata sambil menggenggam tangan [Your Name].

"[Your Name]-chan, kau tidak perlu ragu, yakinlah pada dirimu sendiri dan pada Akashi-kun. Memang benar Akashi-kun adalah sosok yang terpandang tetapi meski begitu dia tetap memilihmu bukan? Itu menunjukkan betapa rasa cintanya padamu, bahkan dia rela mengorbankan hal lain demi dirimu, begitu juga denganmu yang sama-sama sampai menderita karena memikirkannya. Dan yakinlah satu hal lagi. Semua orang berhak untuk bahagia tanpa terkecuali. Jadi percaya dirilah, ya, Akashi [Your Name]-chan."

"Belum Akashi kan, moou"

Tawa ringan mengakhiri percakapan singkat mereka. Setelah itu Gracia dan [Your Name] menuju ke pintu depan gereja yang akan digunakan untuk pernikahan [Your Name]. Sesampainya di depan pintu, Gracia membuka pintu dan langsung menampakkan Akashi yang berdiri menghadap ke arah mereka berdua. Mengetahui pintu terbuka, Akashi sedikit menaikkan ujung bibirnya pertanda dia tersenyum. Senyumnya itu dibalas oleh [Your Name]. Semua orang yang disana terpana ketika melihat [Your Name] berjalan di karpet merah menuju ke tempat Akashi. Gaun putih yang menyentuh lantai dan tidak terlalu mengembang, pita ukuran besar tersemat di bagian belakang, bagian atas gaun tanpa lengan dengan sedikit kain yang membalut di lengan atas, rambut yang ditata indah tetapi cukup simpel dan ditutp kain sifon putih serta tersemat penjepit rambut bunga mawar di sana, dan tidak lupa bucket bunga mawar merah semerah rambut Akashi, itu semua menunjukkan kesederhanaan sekaligus keindahan dan kelembutan orang yang mengenakannya. Akashi sengaja tidak memilih gaun yang mewah dan besar, karena ia lebih merasa inilah yang cocok dengan kesan [Your Name] dan ternyata pilihannya tidak salah. 

Setelah mengantarkan [Your Name] ke tempat Akashi, Gracia langsung ke tempat duduk di sebelah Kise di barisan depan. Barisan depan sudah dikhususkan untuk keluarga Akashi dan teman-teman Akashi. Ketika [Your Name] akan menaiki tangga disana, Akashi mengulurkan tangannya dan disambut [Your Name]  dengan senyum lembutnya. Figur dua orang yang bersebelahan di depan itu benar-benar menampakkan keserasian yang indah. Setelah itu, Akashi memberi kode kepada pastur untuk memulai upacaranya. Dan dengan begitu upacara pernikahan Akashi dan [Your Name] pun dimulai.

"Apa kau, Akashi Seijuurou bersedia menjadi pendamping hidup [Last Name] [Your Name] pada waktu bahagia dan sedih, pada waktu senang dan susah, pada waktu sehat dan sakit, untuk saling menghargai dan mengasihi sampai maut memisahkan kalian?"

"Ya aku bersedia. Aku berjanji akan mencintainya sampai akhir hayatku."

Mendengar hal itu, [Your Name] rasanya ingin menangis saat itu juga tetapi dia tahan dengan mengembangkan senyumnya.

"Apa kau, [Last Name] [Your Name] bersedia menjadi pendamping hidup Akashi Seijuurou pada waktu bahagia dan sedih, pada waktu senang dan susah, pada waktu sehat dan sakit, untuk saling menghargai dan mengasihi sampai maut memisahkan kalian?"

"Iya, aku bersedia."

"Mempelai pria dipersilakan mencium mempelai wanita."

Akashi dan [Your Name] saling berhadapan, keduanya menampakkan wajah bahagia. Akashi menangkupkan tangannya ke wajah [Your Name] lalu mulai mendekatkan wajahnya. [Your Name] menutup matanya dan sedikit mendongakkan wajahnya. Akhirnya keduanya berciuman. Ciuman yang menandakan ikatan janji mereka berdua. Sorak sorai gembira terdengar di dalam gereja. Shiori merasa sangat haru sampai-sampai dia meneteskan air mata, sedangkan Masaomi, dia tersenyum sambil merangkul Shiori. Akashi dan [Your Name] melepaskan ciuman mereka lalu saling menatap.

"Aku mencintaimu, Akashi-kun."

"Jangan memanggilku Akashi lagi, kau sendiri sudah menjadi Akashi."

"Haha, iya, aku mencintaimu, Sei."

"Aku mencintaimu juga, [Your Name]."

Mereka mengakhiri pembicaraan dengan pelukan erat satu sama lain.

=================================================================

Doumo, Kai desu. Lama tidak berjumpa di cerita ini. Pendek ya? Gomen nee. Karena sebenarnya ini pun cuma tambahan, Kai beripikir pengen banget nerusin cerita ini tapi mau gimana lagi karena udah end yaudahlah tambah sedikit wkwk. Aslinya judulnya mau Kai buat jadi "Epilog" tapi Kai baru teringat kalau di cerita ini gaada "Prolog"nya maka jadilah judul itu "Ai no Shoumei" artinya pembuktian cinta, makanya latarnya latar pernikahan.

Mau promosi sekalian, kalau berkenan bisa nih baca cerita Kai yang satunya, yaah meski belum lengkap sih tapi akan segera Kai lengkapi kok. Kalau kalian penggemar Hyuuga Neji, baca ya~(bukan penggemarnya juga ga masalah sih haha).

Oke sampai disini dulu ya ceritanya, sampai jumpa di lain ceritaa

Salama, kai1 

[Akashi × Reader] Tasukete Kurete ArigatouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang