F

13 0 0
                                    

"Gue kamar bentar"

"Bel,,"

"Its oke, Ta"

Lista mengurungkan niat untuk mengikutinya keatas. Selama perjalanan yg menempuh waktu 20menit itu Bela hanya terdiam, sesekali senyum terpaksa.

Josua selaku tuan rumah menggantikan Bela mengurus semua keperluan dan menggiring yg lain ke samping kolam renang yg memang ada tempat khusus untuk mengadakan acara outdoor.

Perlengkapan ternyata sudah siap tinggal membakar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlengkapan ternyata sudah siap tinggal membakar saja. Mama papa nya Bela belum sampai rumah, masih dikantor.

"Gimana ya? Apa kita batalin aja acaranya?" Sandra bersuara. Otomatis suasana langsung akward dengan kejadian tadi.

"Justru saat seperti ini Bela butuh kita" Igo menimpal.

Mulai membakar arang dalam tempatnya dibantu asisten rumah tangga. Josua tersenyum, sepemikiran dengan Igo.

"Iyaa betul Go, yaudah kalian teruskan, gue samperin Bela dulu".

Josua masuk kerumah menuju kamar Bela. Kamar tidak terkunci ia langsung saja masuk, tidak ada penolakan dari dalam. Ia segera mencari yg punya kamar.

Benar saja seperti biasa ia menenggelamkan wajahnya di balik bantal menutup mata pastinya, sepatu yg tadi digunakan masih terpakai. Perlahan Josua mendekatinya dan melepas sepatunya.

"Heii" katanya.

Bela tak merespon ia masih dalam posisi semula. Diusap lembut kepala adik tersayangnya, ia tetap tak bergeming, hanya suara sesegukan darinya yg tengkurap diranjang.

"Bela, abang disini" katanya lagi. 

"Gue cuma mau merem bentar"

"Iyaa Bel, istirahat saja dulu. Capek habis jalan jalan. Abang nungguin disini. Yg lain lagi nyiapin buat ntr malem sambil nunggu om sama tante pulang"

"Gue gk tidur" jawabnya serak.

"Tidur aja, istirahat"

Hening, mungkin Bela sudah terlelap walau tadi katanya tidak akan tidur. Josua duduk bersandar di tembok sambil mengelus kepala Bela mencoba menenangkannya. Sebegitu sayangnya Josua yg merasa sangat bertanggungjawab atas apa yg terjadi pada Bela karna Daniel, yg dulu juga sahabat yg dipercayainya.

"Kalau gue tidur pasti mimpi buruk ttg Daniel hampir tiap malam, dikehidupan nyata dia belum juga cukup menyakitiku. Selama ini gue lebih suka merem karna saat itu gue merasa lebih baik, walau cuma dikit"

Beberapa menit kemudian Bela mengaku hal yg menyedihkan, bagaimana tidak, bahkan dimimpipun ia dihantui dgn sosok Daniel. Josua menatap Bela yg sudah merubah posisi miring menghadap kearahnya, kasian.
Ia masih memejamkan matanya.

"Gue bahkan takut untuk tidur. Takut mimpi buruk tentang dia"

"Jadi itu sebabnya lo suka tidur yg ternyata cuma merem aja? Bel, buang semua harapan ttg dia. Bagaimana pun dia tidak akan balik, kalaupun itu sampai terjadi, tidak ada yg menjamin kalau elo tidak akan terluka lagi. Elo seperti ini, sampai ke bawa mimpi karna lo masih mengharapkannya. Cukup Bel!!!"

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang