T

12 0 0
                                    

IGO POV

Dari awal gue ketemu Bela, melihatnya yg hampir saja tertabrak mobil waktu dia akan nyeberang jalan. Hati gue seolah sudah tertuju dan menetapkan bahwa dia lah orangnya. Dia orang yg akan menemani hidup gue.

Cewek cuek, sombong karna pintar Math, gk peduli sama sekitar, manja suka dimarahin Josua, tidak suka sama Risa sepupunya dan cantik.

Gue yakin dibalik itu semua tersimpan sosok Bela yg berbanding terbalik. Jika Bela yg dengan keangkuhannya seperti itu saja bisa memikat hati gue apa lagi melihat sisi positifnya.

Apapun itu gue memantabkan hati padanya. Hati gue lengkap disisinya. Jika berada didekatnya saja sudah membahagiakan, rasanya untuk sampai memilikinya itu hal yg luar biasa.

Hingga akhirnya gue berani bilang mau mengajaknya tunangan ke bokap nyokap yg langsung diiyakan saat itu juga. Pada saat mama dioprasi gue sudah mencoba menginggung Bela yg saat itu hubungannya belum jelas karena kedatangan Daniel. Sampai kemarin gue ngomong serius dan Bela ternyata juga langsung menyetujui begitu juga dengan mama papanya tadi sore yg baru sempat ngobrol lewat telepon.

Saat acara sekolah itulah kesempatan kedua orang tua kami masing masing memantabkan niatku untuk membuktikan kalau gue serius pada Bela.

Setelah mengantar Bela pulang malam ini. Gue sengaja ngajak Daniel ketemu.

"Ada apa Go?"

Aku menghela nafas, perasaan yg sunggug mengganjal ini harus kusampaikan sebelum semuanya terlanjur. Bisa dibilang ini pertemuan pertama gue dengan Daniel secara empat mata.

"Ini, gue rasa karna ini Bela masih belum sepenuhnya ninggalin lo"

"Lo gk maksa dia buat mau pacaran bahkan sampai mau tunangan?"

Nadanya mulai beda, agak curiga padaku setelah kukembalikan cincin yg pernah ia kasih ke Bela.

"Dengan cara ini gue sama Bela membuktikan kalau hubungan kami tidak main main. Ya mungkin masih terlalu awal untuk sampai ke tunangan"

"Yahhh ini terlalu cepat kalian memutuskan. Coba kalian pikirkan lagi.Jangan coba-coba mainin perasaannya, apa lagi maksa sampai maksa"

"Seharusnya gue yg bilang gitu. Kalian sudah selesai jangan dekati dia lagi"

"Lo cemburu. Hmm masih ada kesempatan buat gue. Inget. Gue lebih kenal lama sama Bela daripada lo"

"Ini. Cuma ini yg perlu gue slesein sama lo. Tidak ada yg perlu dibahas antara lo sama Bela. Semua sudah selesai"

Yaaa. Seperti dugaan gue kalau Daniel masih mengharapkan Bela. Cincin yg pernah gue kembalikan ke Bela waktu itu sekarang sudah kembali kepemilik awal. Urusanku dengan Daniel sudah selesai.

Cemburu. Iyaa, jujur gue cemburu dengan adanya Daniel, ada rasa takut kehilangan. Begini rasanya memiliki setelah dimiliki orang lain.

Memaksa Bela untuk tunangan? Tidak sama sekali. Niat gue tulus sama Bela.

Line Bela

"Sudah sampai rumah? Obatnya jangan lupa diminum"

"Sudah, tadi langsung mandi. Iya sayang. Lgi apa?"

"Ohh. Aku juga baru selesai mandi. Aku sayang kamu ❤❤"

"Love you too, babe❤. Ada apa?"

"Gk sabar minggu depan"

"Sama. Udah malem, sekarang tidur ya, besok masih ke sekolah. Ambil pengumuman. Besok aku jemput"

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang