Nekat

15 0 0
                                    


       Motor Matik milik Gigy berhasil mendarat di parkiran belakang sekolah. Sebenarnya Gigy berharap parkir di depan karena lebih aman dan ada teduhannya yang membuat motornya tidak kepanasan. Tapi apa boleh buat. Hari ini ia datang telat 20 menit karena misi rahasia.

     Kaki kecilnya tidak langsung menuju kelas yang sedari tadi sudah masuk. Ditinggalkannya sekolah itu lalu ia berjalan mantap menuju “Warung Bu atik” yang tidak jauh dari sekolah. Kalian tahu?, tempat tersebut adalah markas terlarang. Markas bermukimnya berandalan sekolah, Mulai dari geng tawuran, tukang bolos kelas, bikin masalah sama kakak kelas bahkan guru.

     Gigy mengeratkan tangannya pada tali tasnya seolah memompa kekuatan untuk berani memasuki tempat horor tersebut. Benar saja, baru ia sampai di depan warung tersebut, sudah puluhan pasang mata yang siap menerkamnya. Gigy mengambil nafas panjang lalu melewati beberapa lelaki yamg terlihat seperti singa kelaparan. Gigy terus komat kamit mengucapkan mantra dalam hati. Manik matanya mengamati segala isi warung tersebut sampai akhirnya pandangannya jatuh pada sosok yang dicarinya, bibirnya sedikit terangkat menampakkan wajah manisnya.

   Sampailah ia pada tujuannya yaitu si Famous SMA Bangsa, biang onar yang disegani saentero rakyat SMA Bangsa. Geraldo Nataprawira, Gege begitulah nama bekennya. Orang tersebut terlihat santai saat Gigy memasuki kawasannya. Wajahnya datar sedatar tembok dibelakangnya, Bibirnya bercumbu dengan sigaret yang berkabut. Seoalah tak mau tau, Gege tetap meneruskan aktifitasnya menyesap sigaret yang tinggal setengah tersebut, padahal ia kenal siapa gadis tersebut.

“Bu Atik pesen nasi ayamnya satu, gak pake sambel“ ucap Gigy setengah berteriak karena bu Atik terlihat sibuk di dapur.

Gigy menduduki tempat makan tepat di depan Gege, wajahnya sedikit pucat, tapi ia berusaha senormal mungkin. Gigy tau ini sama saja cari mati tapi, kembali lagi ini adalah misi rahasia yang tidak bisa ditolak. Orang di depannya masih saja diam sambil menatap wajah Gigy yang seolah biasa saja.

“Ngapain makan disini ?” Akhirnya Gege membuka suara. Perkataannya seolah bukan pertanyaan tetapi semacam bentakan. Intonasi tinggi dan tatapan tajamnya membuat Gigy bergidik ngeri. Mulutnya seolah terkunci. Ia tidak mau ngompol disini hanya karena takut dibentak cowok menyebalkan itu. Ia menutup matanya sebentar berusaha mencari alasan masuk akal. Saat membuka mata, tiba-tiba bu atik datang membawa pesanannya. Langsung saja ia mengalihkan pertanyaan dengan melempar senyum ke bu Atik.

“Bu atik, emang saya gak boleh ya makan disini?” tanya Gigy dengan wajah polosnya.

“Ya boleh dong mbak, disini siapa aja boleh asalkan bayar“. Dengan wajah yang berkeringat setelah bergelut didapur, bu Atik memamerkan deretan giginya. Pemilik warung siapa coba yang tidak suka bila dagangannya dibeli orang.

“tuh, udah denger kan?” Gigy menimpali tanpa memandang orang di depannya ia malah fokus ke makanannya. Ia berfikir bagaimana ia akan memakan nasi ayam didepannya ini, padahal tadi dirumah ia sudah sarapan dengan nasi goreng. Tidak ada cara lain selain memakannya disini, ia paksa sedikit demi sedikit.

Gege masih diam melihat Gigy yang terlihat antusias dengan nasi ayamnya. Matanya mengedarkan pandangan pada jam dinding yang menunjukkan pukul 07.30. Ia tidak bisa tetap diam saja melihat gadis aneh melahap ayam di markas terlarang tersebut. Gege mulai jengah lalu dengan sigap ia berdiri menghilangkan rasa kesalnya.

“ayo ke kelas !”. Perintah Gege.

“ngapain ke kelas, enakan juga bolos disini". Jawab Gigy sok enteng.

Tanpa banyak omong Gege menarik tangan Gigy. Setengah berlari Gege menyeret Gigy menuju kelas yang notabenenya sudah telat 30 menit. Dalam hati Gigy terkejut sekaligus senang, “Yes misi pertama selesai". Batinnya.
.
.
*Bismillah cerita baru*

Gege & GigyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang