Gege & Gigy

Di depan tiang bendera

Lapangan sekolah kali ini sangat ramai, bukan karena sedang upacara atau olahraga. Tetapi dua orang yang berdiri tegak di depan tiang bendera dengan posisi hormat.  Salah satu diantaranya ialah Gege, biasanya ia membangkang atau kabur jika dihukum. Tapi sekarang, sudah hampir setengah jam ia berdiri disamping Gigy. Diliriknya Gigy yang komat kamit dengan wajah badmoodnya.

“ Sumpah ya, gue hampir dua tahun sekolah disini gak pernah sekalipun dihukum. Gara-gara lo nih coba kalau kita bolos aja” gerutu Gigy tanpa berpaling dari tiang didepannya.

“ Suruh siapa makan di warung bu Atik, lo bisa digodain anak kelas tiga kalau gak gue bawa kabur” balas Gege dengan tangan yang sudah beralih di saku celananya.

“Biarin juga kali digodain, gue gak takut” sergah Gigy yang masih setia dengan hormatnya.

“Lo tuh ya, gak tau diri udah dijagain !”

“ Gue gak minta tuh dijagain”

“ Gue tuh peduli sama lo! “

Deg !!

Setelah Gege mengucapkan kalimat itu, Suasana menjadi canggung. Gigy yang semula masih setia dengan tiang didepannya, memutar tubuhnya  90 derajat menghadap Gege yang menatapnya tajam. Dibalasnya tatapan tajam Gege dengan mata sendu, 1 detik 2 detik 3 detik.
.
.
.
“HAHAHAHAHAHA” tawa Gigy Pecah. Matanya sembab, dengan tangan yang memegang perutnya tak kuat. Ia tak bisa menahan rasa gelinya melihat tingkah Gege yang aneh ini.

“ Lo Gila ?” Tanya Gege terheran heran.

“Abis lo aneh sih, sejak kapan lo peduli sama gue ? kenal juga baru tiga bulan” jawab Gigy dengan sisa tawanya.

Melihat Gigy yang masih tertawa membuat Gege keluar lapangan meninggalkannya sendirian. Gigy sudah tak kaget dengan perlakuan Gege yang seperti Jailangkung tersebut. Pasalnya memang begitu sikap cowok berbulu mata lebat itu.

Gege baru pindah tiga bulan yang lalu dari SMA di Yogyakarta. Ayahnya jadi Caleg DPR di Jakarta. Sebenarnya ayahnya asli Jakarta tapi ikut ibunya yang memang asli orang Jogja. Denger-denger ibunya punya restoran tradisional di Jogja. Orang Kaya !