Best Part(ner)

5.6K 673 42
                                    

Carissa's POV

"Wuih rombongan orang-orang penting tuh."

Aku menoleh, mengikuti arah pandang Kenny. Terdapat sekumpulan orang-orang yang tengah berjalan sambil mengobrol. Dua dari keempat orang itu adalah Kinal dan Renata.

Kinal membawa beberapa berkas serta ipad di tangannya, pun dengan ketiga orang yang berjalan bersamanya. Sepertinya mereka akan meeting.

Aku dan Kenny masuk ke dalam lift, naik ke lantai di mana ruangan kami berada.

"Kayaknya kerjaan hari ini bakal lumayan longgar nih," ucap Kenny.

"Emang kenapa?"

"Mbak Kinal bakal kelar meeting-nya lama kayaknya. Setau gue kalau meeting para kepala divisi gitu selalu memakan waktu berjam-jam."

Ucapan Kenny membuatku baru teringat, kedua orang yang bersama Kinal dan Renata tadi juga merupakan kepala divisi. Tapi aku lupa divisi apa.

"Itu pun kalau Mbak Kinal langsung balik ruangan," tambah Kenny, membuatku benar-benar bingung kali ini.

"Emang biasanya gimana?"

"Palingan diajakin makan siang dulu sama Pak Jery atau Pak Aqsa. Apalagi sekarang ada Mbak Renata juga. Menurut cerita yang gue denger, mereka itu anak kesayangan Pak Jery."

Aku terdiam, memikirkan ucapan Kenny tadi. Sebegitu kompakkah Kinal dan Renata, hingga bisa sama-sama menjadi anak buah kesayangan Pak Jery?

***
Kinal's POV

Kepala divisi dari marketing, finance, dan communication departement satu persatu masuk ke ruang rapat. Termasuk Renata. Oh iya, sepertinya aku belum memberitau kalian bahwa Renata adalah kepala divisi finance department. Jadi bisa dibilang aku cukup sering rapat dengannya. Pak Jery kebetulan memimpin rapat kali ini. Bisa dipastikan rapat akan berjalan santai.

Satu persatu kepala divisi memaparkan pendapat mengenai program pemasaran yang akan dilaksanakan dua bulan ke depan, dari persfektif masing-masing.

"Oke, sekarang dari divisi marketing. Kinal, silahkan."

Aku berjalan ke depan, membawa serta materi yang telah kusiapkan sejak beberapa hari. Sebetulnya bukan beberapa hari, karena aku sudah meriset sejak dua bulan lalu.

"Selamat siang semuanya. Kita langsung ke pembahasan aja. Seperti yang sudah kita canangkan sejak beberapa bulan lalu. Digital platform merupakan alat yang tepat untuk mempromosikan produk kita. Selain jauh lebih murah dibanding dengan memasang iklan di tv, jangkauan audience-nya juga lebih luas."

"Tadi dari divisi komunikasi mengajukan beberapa content creator atau influencer untuk dijadikan brand ambassador. Dari ketiga orang yang disebut tadi, merupakan content creator dengan pengikut terbanyak. Masuk akal memang jika kita menggunakan mereka. Tapi apakah itu tepat? Saya rasa kurang tepat."

"Coba jelaskan kenapa kamu berpendapat ketiga orang ini tidak tepat jika kita jadikan brand ambassador," potong Pak Jery.

"Tingginya jumlah pengikut tidak menjamin konten yang mereka buat itu berkualitas. Memang banyak yang melihat, tapi kita perlu amati juga siapa audience mereka. Kalau yang nonton mereka anak-anak umur 10-15 tahun, ya nggak ada gunanya dong kita masang iklan. Jadi nggak tepat sasaran dan buang-buang uang."

SOBER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang