Little Secret

4.5K 531 35
                                    

Carissa's POV

Semua makanan yang tadi kupesan sudah siap di meja makan. Bunga segar dan lilin juga sudah sudah tertata rapi. Aku termenung sejenak, menyadari bahwa aku sangat well prepare hanya untuk makan sore bersama Kinal.

Ah, ngomong-ngomong soal Kinal, aku belum membangunkannya. Melangkah ke kamar, kudapati dirinya yang masih terlelap. Mungkin kelelahan. Pagi tadi ia baru saja pulang dari Singapore untuk urusan kantor, lalu harus kembali ke kantor untuk melakukan beberapa pertemuan. Pantaslah ia begitu lelah.

Tak tega melihatnya saat berpapasan di lobi kantor siang tadi. Aku memintanya untuk beristirahat di apartemenku. Berhubung jarak apartemenku dan kantor dekat. Ia jadi bisa cepat beristirahat. Lagipula, aku merindukan kekasihku itu. Dua bulan terakhir ia sering ke luar kota dan luar negri untuk urusan kantor. Jadilah waktu kami untuk bertemu, jadi berkurang.

Satu kecupan kudaratkan di pipinya, namun tak ada respon. Sekali lagi kudaratkan kecupan di dahinya, mengusap lembut pipinya. Kali ini berhasil. Matanya mulai terbuka, senyum tipis terbit di bibirnya.

"Bangun yuk, udah sore."

Menatapku sejenak, ia lalu memeluk pinggangku, menenggelamkan wajahnya di perutku. "Kangen banget."

Kuusap lembut rambutnya, mendaratkan kecupan di sana. "Mandi dulu gih, aku udah siapin makanan. Kangen-kangenannya nanti aja."

"Bentar lagi, pleasee..."

Terkekeh, kuberi kecupan singkat di bibirnya. Merasa lucu melihat tingkahnya. Jarang-jarang ia manja seperti ini.

"Aku tunggu di meja makan ya." Kulepaskan pelukannya di pinggangku. Ia protes akan aksiku. Tapi ekspresi cemberutnya tak bertahan lama setelah kuberi kecupan di bibirnya cukup lama.

"Nanti lagi yaa!!" Teriaknya, aku hanya tertawa.

***

"Kamu mau tambah nasi?"

Kinal menatapku, senyum jahil kemudian muncul di bibirnya. "Ecieee udah cocok banget jadi pasangan." Bukannya menjawab, ia malah menggodaku. "Boleh deh sayang, tolong ambilin nasi, dikit aja tapi," lanjutnya, aku tau ia tak benar-benar serius mengatakannya, hanya berniat menggodaku.

"Ambil sendiri aja," sahutku.

"Ihh kok mukanya merah gitu sih? Malu ya hahaha."

Apa kubilang, kekasihku itu hanya ingin menggodaku saja. Ia sudah mulai hapal aku sering salah tingkah diperlakukan seperti itu.

"Kinal ihh apaan. Enggak ya, aku nggak malu."

Suara ponsel menginterupsi percakapan kami. Kinal beranjak, mengambil ponsel yang tadi ia charge di dekat tv, lalu kembali duduk di dekatku.

"Iya Ma?"

Tante Inez rupanya.

"...."

"Pulang kok Ma. Tadi dari airport Kakak balik ke kantor dulu, ada meeting. Trus numpang istirahat di apartemen Caca."

"...."

SOBER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang