Begin ?

6K 618 113
                                    

Kinal's POV

"Kamu ada breakfast meeting Kak?" Tanya Mama. Mungkin heran melihatku yang sudah siap sepagi ini, bahkan saat Kinan belum selesai siap-siap, dan Bu Ipeh belum pulang dari pasar.

"Enggak Ma."

"Kok pagi banget siapnya?" Tanyanya lagi, aku meraih roti tawar yang baru saja diolesakn selai stroberi, mulai menikmatinya.

"Banyak dokumen yang harus diselesein Ma, makanya harus lebih pagi ke kantornya."

"Pagi." Baru saja akan menanyakan keberadaannya, Kinan datang, duduk di kursi sampingku.

"Ihh tumben udah di sini, biasanya sarapan aku udah abis baru turun dari kamar," ucap Kinan menyindir. Memang benar, aku bukan morning person. Jadi selama masih ada waktu tidur, akan kumanfaatkan sebaik-baiknya.

"Kinan cerewet ah, sarapan kamu makan tuh."

"Yee tau gitu kan aku nebeng Kakak aja ke sekolahnya, nggak perlu minta jemput Rio," sahutnya.

"Nggak bisa nggak bisa, Kakak harus buru-buru ke ka... ehh bentar, tadi kamu bilang apa? Minta jemput Rio?"

"Iya," jawabnya polos.

"Nggak boleh! Kamu dianter Deden aja kalo gitu."

"Bang Deden mau nganterin Mama pagi ini."

"Kalau gitu naik taksi aja."

"Ishhh tapi aku udah minta jemput Rio, dia udah otw ke sini," balasnya tak terima.

"Kenapa sih pagi-pagi udah pada ribut aja?" Mama datang dari dapur, membawa sepiring buah potong.

"Kakak ni Ma, masa nggak ngizinin Adek dijemput Rio. Padahal Rio kan udah di jalan," adunya.

"Kalau gitu kamu aja Kak yang anterin Adek ke sekolah, searah juga kan sama kantor kamu," ucap Mama padaku.

"Engg Ka-"

"Kakak nggak mau Ma!" Potong Kinan, bahkan belum sempat aku menyelesaikan kalimatku.

"Adeknya mau berangkat sama pacar nggak diizinin, giliran mau ditebengin nggak mau juga. Gimana sih kamu Kak."

"Emm Kakak buru-buru Ma, jadi harus ber-"

"Bilang aja Kakak mau jemput Ka... hmmm hmmmm." Kubekap mulut Kinan sebelum ia menyelesaikan ucapannya. Bisa bahaya jika ia keceplosan di depan Mama.

"Yaudah, kamu boleh berangkat bareng Rio Dek," ucapku.

"Hmmm hmm hmmm." Kinan meronta, mencoba melepaskan tanganku yang menutup mulutnya.

"Ma, Kakak berangkat ya. Bye." Aku mencium pipi Mama, lalu memberi kecupan di dahi Kinan seraya melepaskan tanganku di mulutnya.

Buru-buru aku berlari, menjauhi ruang makan. Karena aku tau apa yang akan terjadi sebentar lagi...

"Kakaakkkkk nyebeliiiiinnm!!!"

Itu yang kumaksudkan.

***

Biasanya perjalanan ke kantor hanya ditemani suara penyiar dari radio kesayanganku. Sekarang mobil terasa semakin ramai, ada kesayangan lain yang belakangan sering berangkat kantor bersamaku.

"Cieee yang punya project baru ciee," godaku, dihadiahi pukulan oleh Carissa.

Sejak tadi ia mengutarakan kegelisahannya mengenai project baru yang akan dikerjakannya. Project pertama di luar divisi yang juga mengharuskannya bergabung dengan beberapa orang dari divisi dan departemen lain.

SOBER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang