🌸 Lulus

791 32 6
                                    

Happy Reading...

Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa...


Ara POV

Hari ini adalah hari kelulusanku, tak terasa aku berhasil melewati masa-masa SMA ku dengan baik. Walaupun belum menjadi yang Terbaik, setidaknya nilaiku tidak mengecewakan baik untuk Ibu, kakak kakak ku, maupun untuk diriku pribadi.

Setelah ini, aku dan keluargaku akan disibukkan dengan memilih Universitas yang cocok untuk bakat dan minatku.

Aku pribadi belum terlintas Universitas pilihan yang menarik minatku, karena sejatinya aku tidak mempunyai cita-cita tinggi yang terlalu muluk.

Yup, aku hanya ingin BAHAGIA.

Aku ingin menikah dengan seseorang yang kucintai dan mencintaiku, memiliki beberapa anak yang menggemaskan dan hidup bahagia selamanya.

Katakan aku kolot, norak, kuno, dan lain lain. Tapi sungguh, hanya itu keinginan terbesar ku. Banyak yang bilang aku wanita aneh.

So why?

Hidup hidupku, masing masing kepala di Dunia ini mempunyai pendapatnya masing masing. Kita hanya di tuntut untuk menghargai setiap pendapat dan pemikiran orang lain.

Banyak yang bilang, 'yaudah kalo lo emang cita-cita nya itu, lulus SMA langsung nikah aja'

Hellow,

Senang sekali kalian mengutak atik, mencampuri, dan mengurusi hidup orang. Walaupun aku mempunyai keinginan yang sangat sederhana, tapi aku berfikir, menjadi ibu rumah tangga yang baik dan benar sangat membutuhkan ilmu yang banyak. Terutama mendidik anak, agar menjadi anak yang baik, berguna bagi Bangsa maupun Negara. Jadi, tujuan aku melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi adalah untuk menimba ilmu yang kelak akan aku pakai dan sampaikan kepada keluarga kecilku.

"Congrotulation babe," ucap Mas Angga sambil mengecup puncak kepalaku setelah aku turun dari atas panggung. Bila orang lain melihat kami, mungkin akan mengira Mas Angga adalah kekasihku.

Fakta bahwa umur kami yang tidak terpaut jauh sangat memungkinkan wajah kami yang sangat cocok seperti sepasang kekasih.

Hanya Ibu, Mas Arga, dan Mas Angga yang hadir di acara wisudaku ini. Minus Mas Andi yang tidak hadir hari ini karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya yang sedang sibuk-sibuk nya. Jadi, jika Mas Andi tidak bisa hadir, otomatis kakak ipar dan ponakan-ponakan kurcaciku pun tidak bisa hadir.

"Selamat ya sayang, anak wedok ibu satu-satu nya udah gede." ucap Ibu sambil kedua pipiku kanan kiri, kening, dan terakhir puncak kepalaku.

Entah mengapa tiba tiba mataku memanas. Menyebalkan. Di saat seperti ini aku malah merindukan Ayah. Perlakuan ibu membuatku teringat akan sosok ayah.

Agar aku tidak menangis di hadapan Ibu, aku langsung berjalan ke arah Mas Arga. Ketika aku sudah berdiri dihadapan Mas Arga, mataku sudah semakin berkaca kaca. Di tambah wajah Mas Arga yang begitu sangat tak ada ekspresi alias datar. Berbeda dengan Ibu dan Mas Angga yang memberiku ucapan selamat, Mas Arga hanya diam mematung sambil menatapku yang sudah akan mengeluarkan air mata.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung memeluknya. Selain untuk menutupi wajahku yang basah oleh air mata, aku juga gemas dengan sikap nya yang terlampau dingin dan tanpa ekspresi.

Walaupun begitu, Mas Arga tetap membalas pelukan ku, walaupun tetap tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya.

Setelah aku melepas pelukannya, segera aku mengusap pipiku yang dipenuhi air mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nikah M(D)udaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang